Merti Malioboro Digelar, Ada Dhahar Kembul Puluhan Tumpeng

Rabu, 13 Maret 2019 10:34 WIB

Merti Malioboro Digelar di Malioboro 12 Maret 2019 (TEMPO/Pribadi Wicaksono)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak seperti biasanya, Jalan Malioboro, Yogyakarta pada Selasa 12 Maret 2019, ramai oleh puluhan tumpeng lengkap dengan lauk pauknya. Inilah cara para pelaku usaha dan komunitas di Malioboro tetap guyub dan menjaga silaturahmi.

Baca juga: Jangan Terjebak di Warung 'Nuthuk' Saat Travelling ke Malioboro

Itulah tradisi baru para pelaku usaha di Malioboro untuk menjaga kerukunan. Ya, puluhan tumpeng itu digelar Forum Lintas Komunitas Malioboro untuk menjaga agar suasana kawasan wisata Malioboro tetap diselimuti nuansa guyub, rukun, dan gayeng para warganya.

Acara Merti Malioboro itu diawali dengan acara tumpengan dan dhahar kembul atau makan bersama dengan sajian 80 tumpeng yang dibuat oleh komunitas Malioboro.

Sebelum dibagikan dan disantap bersama masyarakat, puluhan tumpeng itu didoakan terlebih dahulu di kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Setelah tumpengan selesai, Forum Lintas Komunitas Malioboro mengajak seluruh elemennya menyatakan sikap bersama untuk aktif bersama menjaga keamanan dan kedamaian di kawasan Malioboro serta Yogyakarta umumnya menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 yang jatuh April nanti.
Kesibukan lalu-lintas di Jala Malioboro, dipotret pada Januari 2014. Tempo/Tulus Wijanarko
Merti Malioboro pun lantas ditutup dengan pagelaran wayang semalam suntuk dengan dalang Ki Seno Nugroho.

"Pedagang seyogyanya harus mampu beradaptasi dengan perubahan Malioboro, misal saat ada kebijakan penataan. Namun ada hal yang kami tidak ingin berubah yakni silaturahmi dalam wujud Merti Malioboro ini," ujar Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti yang turut hadir dalam acara itu.

Haryadi menuturkan acara Merti Malioboro bisa menjadi event yang bermanfaat agar suasana Malioboro tidak monoton dengan aktivitas perekonomian. Tapi juga ada wadah bagi komunitas di Malioboro sendiri khususnya pedagang kak lima untuk saling berinteraksi dan silaturahmi.

"Kami berharap Merti Malioboro bisa menjadi agenda rutin, seperti kegiatan Selasa Wage yang sudah berjalan," ujarnya.

Selasa Wage merupakan tradisi para pelaku usaha di Malioboro yang libur beraktivitas saat hari Selasa pasaran Wage (penanggalan Jawa) untuk bersih bersih bersama kawasan Malioboro.

Advertising
Advertising

Dengan suasana pelaku usaha dan komunitas yang rukun dan kuat silaturahminya, ujar Haryadi, tujuan menjadikan Malioboro sebagai kawasan yang nyaman lewat gerakan bersih, tertib, dan aman juga mudah terwujud.

Haryadi juga menuturkan, setiap rencana proses penataan yang dilakukan di kawasan Malioboro, pemerintah daerah tidak pernah meninggalkan aspirasi komunitas. Para pelaku di Malioboro tidak akan dijadikan objek, melainkan subjek penataan. "Malioboro adalah tetap Malioboro, milik kita semua," ujarnya.

Puluhan tumpeng dalam event itu murni seluruhnya patungan.dari para pedagang Malioboro.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

8 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

21 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

4 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

6 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

6 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya