Gimbap, salah satu sajian Korea yang serupa dengan sushi berukuran kecil atau sekali lahap. Penganan itu terbuat dari nasi, sayuran, ham atau daging sapi yang diasinkan, telur goreng, lobak putih yang diasinkan, lalu digulung dengan rumput laut. (Pinterest.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Pelancong yang ingin berwisata di Korea Selatan, namun ingin menghemat biaya bisa dimulai dari pilihan akomodasi. Untuk penginapan pelancong tak perlu merogoh kocek yang mahal bila memilih hostel atau guest house.
"Hostel per malam itu sekitar 15 ribu won, atau setara sekitar Rp. 200 ribu," kata Public Relation Korea Tourism Organization Jakarta Irma Maulida, Selasa, 5 Maret 2019. Kocek yang dikeluarkan untu guest house pun harganya menurut dia dalam kisaran di atas 15 ribu won.
"Menginap di hostel atau guest house itu murah, bersih, dan aman," tuturnya. Menurut dia keunggulan menginap di guest house, pelancong bisa interaksi langsung dengan pemilik rumah yang juga bisa menjadi pemandu wisata. Sedangkan di hostel adalah tempat yang cocok untuk bertemu banyak pelancong untuk berbagi pengalaman.
"Free independent travel atau pelancong mandiri sebaiknya jangan tinggal di hotel karena mahal," ujarnya.
Kemudian untuk menghemat biaya makan, pilih membeli kuliner di pasar tradisional. Atau juga bisa memilih makanan jalanan (street food). "Misalnya gimbap itu satu harganya, 3000 won," ujarnya. Adapun 3000 won hampir setara Rp 38 ribu.
Irma mengatakan beberapa pasar tradisional untuk wisata kuliner, misalnya di Seoul, yaitu Gwangjang. "Pasar tradisional di Korea bersih banget, enggak ada sampah berserakan, higienis nomor satu," katanya.