Jadi Primadona Kuliner, Intip Kelebihan Kepompong Ulat Jati

Senin, 18 Februari 2019 16:30 WIB

ilustrasi kepompong ulat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepompong ulat pohon Jati, lauk yang populer di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta semakin digemari wisatawan. Kuliner kaya protein ini kini naik kelas, harganya pun setara dengan daging sapi. Apa kelebihannya?

Baca juga: Kuliner Ekstrem, Kepompong Ulat Jati Harganya Setara Daging Sapi

Ungkrung, penduduk lokal menamainya. Setiap memasuki awal musim hujan, calon kupu-kupu ini “mewabah” di dedaunan pohon jati yang banyak tumbuh di kabupaten tersebut. Ungkrung berukuran 5 sentimeter, berbentuk lonjong, dan berwarna merah tua. Ada juga yang berwarna hitam.

Penduduk kampung biasa mencari ungkrung beramai-ramai di hutan jati dan pekarangan yang ditumbuhi pohon jati. Gunung Kidul kaya dengan pohon jati. Pohon itu tumbuh subur hampir sepanjang jalan di desa-desa kabupaten ini.
Pohon Jati di Gunung Kidul DIY ( (TEMPO/Shinta Maharani)
Namun, kepompong ulat jati tak muncul lagi di bawah dedaunan. Pergantian musim kemarau ke musim hujan sudah usai. Satu-dua bulan lalu, ungkrung yang jumlahnya melimpah menempel di rontokan dedaunan kering pohon jati. Ungkrung menyatu dengan tanah di balik dedaunan. “Hampir semua orang beramai-ramai nyari ungkrung di pagi hari,” kata warga Wonosari, Agnes Dwi Rusjiyati.

Menurut Agnes, minat orang untuk mengkonsumsi ungkrung semakin bertambah. Ungkrung kini banyak dijual di pasar dan harganya mahal. Sebulan lalu, Agnes membeli ungkrung di pasar dan harganya Rp 80 ribu per kilogram.

Ungkrung terkenal mahal karena kandungan proteinnya. Dahulu kala penduduk Gunung Kidul menggunakan ungkrung sebagai lauk alternatif pengganti telur dan daging ayam yang mahal. Penduduk sana mengolah ungkrung yang dibumbui bawang putih dan garam, lalu digoreng. Ada juga yang mengolah kepompong ulat ini dengan cara dioseng. Lauk ini disantap bersama nasi.

Ungkrung kini naik kelas. Bila sudah tidak musim, maka harga ungkrung bisa mencapai Rp 110 ribu hingga Rp 140 ribu per kilogram, nyaris stara dengan harga daging sapi per kilogram. Untuk mendapatkan ungkrung memang tidak mudah. Penduduk sana berburu ungkrung di bawah pohon, di sela bebatuan, dan dedaunan jati kering. Ungkrung membungkus tubuhnya dengan tanah. “Harus dibuka satu per satu, itu yang bikin lama,” kata Agnes yang pernah mencari ungkrung sejak bocah hingga remaja.

Berikutnya, kandungan gizi kepompong ulat Jati menurut penelitinya
<!--more-->

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Suharwadji Sentana meneliti kandungan gizi pada kepompong ulat daun jati sebagai sumber gizi alternatif lokal. Analisis komposisi kimia kepompong ulat daun jati dilakukan di Laboratorium Kimia, UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI Gunungkidul, Yogyakarta.

Dia menggunakan metode AOAC (1984), yang meliputi kadar air dengan cara thermogravimetri, protein dengan Mikro Kjeldahl, lemak dengan ekstraksi Soxhlet, dan kadar abu dengan thermogravimetri. Sedang serat menurut metode yang dikembangkan oleh Apriyantono (1989).
Menu oseng kepompong ulat jati di warung Lesehan Pari Gogo Gunung Kidul, Yogyakarta (TEMPO/Shinta Maharani
Kandungan gizi yang meliputi protein, lemak, serat, abu, dan air dari kepompong ulat daun jati kemudian dibandingkan secara deskriptif dengan kandungan gizi pada komoditas lain yang sering dikonsumsi masyarakat, yaitu telur ayam telur itik, daging ayam, daging itik, daging sapi, daging domba, daging kambing, kepiting, ikan ekor kuning, dan ikan teri nasi.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepompong ulat jati mengandung protein cukup tinggi, yaitu 13,9 persen,” tulis Suwardji dalam website LIPI.

Kandungan protein kepompong ulat jati setara dengan ikan ekor kuning, teri nasi segar, dan kepiting. Tetapi sedikit di bawah daging ayam, itik, kambing, domba, dan sapi, serta sedikit di atas telur ayam dan telur itik.

Kandungan gizi lainnya adalah 2,3 persen lemak; 2,4 persen serat; 1,0 persen abu; dan 75,1 persen air. “Kepompong ulat pohon jati dapat dipakai sebagai sumber gizi alternatif pengganti daging, telur, dan ikan,” tulis Suharwadji lagi.

Baca juga: Sri Mulyani Makan Gudeg Yu Djum, Legenda Gudeg Yogyakarta

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

2 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

5 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

15 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

16 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

17 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

18 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

21 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

22 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

30 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

32 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya