Aktif di Usia Senja, Intip Semangat Abdi Dalem Keraton Yogya Ini

Sabtu, 9 Februari 2019 18:01 WIB

Abdi dalem Keraton Pura Pakualaman Yogya menjalani pemeriksaan kesehatan gratis dalam rangka peringatan HUT Pura Pakualaman Sabtu (9/2). (TEM{PO/Pribadi Wicaksono)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hal yang melatarbelakangi para abdi dalem di Keraton Yogya maupun Pura Pakualaman giat dalam pelayanan bahkan sampai usia senja tak lain karena semata keinginan mengabdi kepada raja. Lantas, bagaimana selama ini para abdi dalem itu menjaga kesehatan mereka?

Baca juga: Populer, Inilah Rizky, Abdi Dalem Cilik dari Keraton Yogyakarta

“Sehat atau tidak itu asalnya dari diri sendiri, bukan karena hal dari luar, termasuk dari pekerjaan,” ujar Sunarjo, 63 tahun, abdi dalem keraton Pura Pakualaman Yogya ditemui TEMPO pada Sabtu, 9 Februari 2019.

Pria yang sudah 32 tahun mengabdi di keraton Pura Pakualaman Yogya itu menutukan justru profesi kesehariannya sebagai abdi dalem yang menjaganya selama ini bisa tetap sehat.

“Menjadi abdi dalem itu membuat saya seperti rutin berolahraga, karena setiap pagi sampai siang selalu bergerak membereskan urusan pelayanan di komplek Puro,” ujar Sunarjo.

Pria bergelar Mas Wedono Wiro Pangarso atau komandan prajurit Pura Pakualaman itu mengaku sebagai abdi dalem, sejak pagi-pagi ia sudah datang ke Pura untuk melakukan pekerjaan yang menanti. Entah ikut bersih-bersih komplek, menyiapkan prosesi adat, hingga berlatih tugas keprajuritan. Pada tengah hari, Sunarjo pun pulang, berganti shif dengan abdi dalem lain.

Lingkungan Pura Pakualaman yang cukup luas membuat pekerjaan yang dilakukan seperti sedang olahraga di sebuah lapangan.

Sunarjo bersyukur, selama puluhan tahun menjadi abdi dalem, tak pernah terkena penyakit serius yang membuatnya keluar biaya.

Advertising
Advertising

Meskipun Pura Pakualaman telah membantu memfasilitasi semua abdi dalem dengan jaminan BPJS Kesehatan, namun Sunarjo hampir tak pernah mempergunakannya.

Ayah dua anak serta dua cucu itu mengaku jika kunci tetap sehat selain aktif bergerak juga selalu bersyukur dan nompo (menerima).

Sunarjo menuturkan profesi abdi dalem tak pernah ia pandang sebagai karir profesi yang membuatnya berpikir, berapa uang yang diperolehnya di akhir bulan. Apakah cukup atau kurang.

“Tak pernah ada pikiran berapa (uang) yang saya terima dari pekerjaan abdi dalem, kalau memang mau cari uang ya dari luar, cari sampingan,” ujar Sunarjo yang di sela profesi sebagai abdi dalem juga berjualan burung hias itu.

Warga ampung Harjowinatan Kota Yogya itu menuturkan, selama mengabdi sebagai abdi dalem juga tetap terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya.

“Saya [sebagai abdi dalem] diberi tempat untuk tinggal bersama keluarga oleh Pura Pakualaman di belakang komplek, makan juga selalu cukup,” ujarnya.

Baca juga: Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Naskah Kuno, Catat Tanggalnya

Berita terkait

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

15 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

15 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

18 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

29 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

30 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

33 hari lalu

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

39 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

49 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya