Hari Raya Imlek, Jangan Lupa 6 Lokasi di Pecinan Jakarta Ini

Reporter

Antara

Editor

Susandijani

Rabu, 6 Februari 2019 06:37 WIB

Cokelat yang dijual di toko manisan di Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta. (ANTARA News)

TEMPO.CO, Jakarta -Perayaan tahun baru Cina alias Imlek betul-betul terasa di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Hari Raya Imlek di Ancol: Kolaborasi Barongsai dan Reog Ponorogo

Antara bersama rombongan dari Wisata Kreatif Jakarta berjalan kaki selama empat jam untuk menelusuri kawasan Glodok sembari merasakan keriaan Imlek yang membuat suasana lebih meriah.

Tempat-tempat di bawah ini bisa jadi inspirasi buat Anda yang ingin menjelajahi pecinan tertua di Jakarta, melewati gang-gang kecil yang dipenuhi gerobak makanan menggiurkan hingga kelenteng yang disesaki manusia.

1. Pantjoran Tea House
Gedung ini berada di Pintu Gerbang Selatan kota Batavia menuju Pecinan sejak tahun 1900.

Dulunya gedung ini adalah toko "Winkel The Lun Tai" (Toko Pojok milik The Lun Tai) yang berubah jadi Toko Obat Chung Hwa. Hingga saat ini area sekitar Pantjoran Tea House memang dipenuhi oleh toko-toko obat tradisional China.
Teko-teko berisi teh yang bisa diminum gratis di depan Pantjoran Tea House, Glodok, Jakarta. (ANTARA News)
Gedung ini akhirnya terbengkalai selama puluhan tahun hingga akhirnya direnovasi pada 2015, bagian dari revitalisasi Kota Tua.

Bangunan apotek ini beralih fungsi jadi rumah teh yang juga menyajikan masakan Cina.

Tak sulit mencari rumah teh ini. Selain berada di pinggir jalan, di bagian depannya ada meja berisi delapan teko teh yang bisa disesap oleh orang yang lewat secara cuma-cuma.

"Dulu Pancoran ini namanya jalan Patekoan," kata Ira Lathief, pemandu sekaligus pendiri tur Wisata Kreatif Jakarta.

Patekoan artinya delapan teko (Pa adalah delapan, tekoan artinya teko), jumlah teko yang disediakan di depan rumah teh tersebut. Itu merupakan tradisi lama yang dimulai oleh Kapitan Gan Djie pada tahun 1600-an.

Dia menyediakan delapan teko untuk melegakan dahaga para pejalan kaki yang melewati tempat itu.

Seperti teh-teh Cina dan Jepang pada umumnya, teh yang disajikan dalam delapan teko itu tidak manis, tapi ada gula pasir yang tersedia untuk pejalan yang lebih suka menikmati teh manis.

Bicara soal teh manis, Ira mengatakan minuman yang dinikmati banyak orang di Indonesia itu hadir dari kebiasaan budak-budak zaman penjajahan Jepang.

"Romusha kerja rodi, tapi jarang dikasih makan. Agar tetap punya energi dan stamina, mereka dikasih teh dengan gula. Di tempat aslinya, Jepang dan Cina, teh diminum tanpa gula karena (tanpa gula) memang yang berkhasiat," jelas dia.

2. Toko-toko obat

Tak jauh dari Pantjoran Tea House berjejer toko-toko obat tradisional di Jalan Pancoran yang kebetulan tutup saat Imlek.

Meski demikian, masih ada pedagang yang menggelar lapak di sana, menawarkan obat-obat tradisional seperti daun jati Cina yang dipercaya dapat menguruskan badan hingga tongkat ali sebagai obat kejantanan pria.

Jalan Pancoran juga diramaikan oleh pedagang rokok dan cerutu dari berbagai merek hingga amplop angpau untuk Imlek.

3. Toko manisan, permen dan kacang

Tak jauh dari toko-toko obat, Anda bisa membeli ragam manisan, permen dan kacang yang bervariasi. Banyak diantaranya merupakan manisan dari negeri Jiran bahkan dari Hong Kong. Ada kacang, cokelat-cokelat yang dibalut dengan kemasan menarik, permen aneka rasa hingga permen jahe.

Berikutnya menyusuri gang, vihara dan sekolah bergaya Fukien
<!--more-->

4. Gang Gloria

Gang kecil nan sempit ini dipenuhi dengan beragam pedagang makanan sekaligus "surga" untuk penikmat daging babi.

Di gang ini berdiri kedai kopi tertua di Batavia, Kopi Es Tak Kie, yang dibuka sejak 1930-an.

Tak jauh dari situ, ada juga Ko Tang Barber Shop, tempat pangkas rambut legendaris yang sudah berdiri hampir 90 tahun.

"Tiap ada kampanye, entah pemilihan kepala daerah atau presiden, pasti tempat itu didatangi kandidat yang mau minta 'restu'," kata Ira.

Jangan meleng bila ingin menemukan penjual chi cong fan yang mangkal di pinggir jalan dengan sepeda modifikasi berisi uyen (talas goreng), somay dan lumpia. Seporsi gorengan lengkap dengan potongan ci chong fan yang mirip kwetiau dapat dinikmati dengan harga Rp10.000.

Di sekitar situ juga ada gang yang dipakai untuk membersihkan hewan-hewan untuk dimakan, seperti belut dan kodok.
Gereja Katolik Santa Maria De Fatima di Glodok, Jakarta. (ANTARA News)
5. Gereja Katolik Santa Maria De Fatima
Gereja Katolik yang sudah berdiri sejak 1950-an ini unik karena arsitekturnya bergaya bangunan Tiongkok Selatan atau Fukien.

"Hanya ada dua gereja berasitektur Cina di Indonesia, satu lagi di Manado," kata Ira.

Gereja dengan gaya arsitektur Tionghoa yang dihiasi sepasang patung singa batu itu dulunya merupakan rumah orang Cina yang menganut agama Katolik. Di gereja ini, misa diadakan dalam bahasa Mandarin.

6. Wihara Dharma Bakti alias Kelenteng Jin De Yuan

Di luar wihara, berjejer kandang berisi ratusan burung kecil. Kandang-kandang berisi burung ini nantinya dibeli oleh orang yang bersembahyang, kemudian kadang itu akan dibuka agar hewan-hewan di dalamnya bisa terbang bebas.

Ira menjelaskan tradisi melepaskan burung dianggap dapat membawa karma baik.

Alat-alat untuk sembahyang juga dijual di sebuah toko yang letaknya hanya puluhan langkah dari pintu masuk wihara. Toko ini menjual uang, sepatu hingga baju dari kertas yang akan "dikirim" pada leluhur dengan cara dibakar.

Wihara yang sudah berdiri selama 4 abad itu dipenuhi orang yang bersembahyang saat Imlek. Bukan cuma itu, berjejer pula antrean pengemis yang mengharap lembaran uang dari orang-orang yang ingin berbagi rezeki pada Tahun Baru.

Ira menjelaskan, wihara ini sudah beberapa kali terbakar, tapi bisa bertahan hingga saat ini. Pada kebakaran 2015, patung Dewi Kasih Sayang Kwan Im berhasil selamat dari api yang berkobar, membuat orang-orang menganggapnya sebagai patung keramat.

Di Indonesia, umat yang berdoa di kelenteng dan wihara kerap bercampur baur. Ini adalah sebuah keunikan, ujar Ira, karena di luar negeri kelenteng dan wihara tampak berbeda satu sama lain.

Di wihara-wihara Indonesia, ada beragam simbol yang ada di klenteng. Tidak demikian halnya dengan wihara di luar Indonesia.

Ini tak lepas dari kebijakan politik Orde Baru yang menciptakan diskriminasi bagi orang-orang keturunan Cina di Indonesia, salah satunya soal kebebasan beribadah.

Penganut konghucu harus memeluk agama yang saat itu diakui, kebanyakan memilih agama Budha, kristen protestan atau katolik.

Kelenteng Jin De Yuan pun berganti nama jadi Wihara Dharma Bakti.

Semenjak pemerintahan Gus Dur, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa kembali diakui.

Baca juga: 3 Tujuan Wisata Favorit Orang Indonesia di Hari Raya Imlek

Berita terkait

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

3 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

2 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

5 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

6 hari lalu

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

7 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

7 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

7 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Car Free Day Aman, BMKG Perkirakan Jakarta Berawan Ahad Pagi

11 hari lalu

Car Free Day Aman, BMKG Perkirakan Jakarta Berawan Ahad Pagi

BMKG memprakirakan Jakarta cenderung berawan pada Ahad pagi, 21 April 2024. Hujan kemungkinan turun sejak siang.

Baca Selengkapnya