Sejumlah perahu nelayan bersandar seusai melaut di tepi pantai Pelabuhan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, 25 Juli 2018. Selain Raja Ampat, Karimunjawa juga menawarkan eksotisme yang tak kalah menarik yang ada di negara dengan segudang wisata bahari. ANTARA FOTO/Aji Styawan
TEMPO.CO, Jakarta - Tema wisata sejarah militer diajukan untuk menjadi bagian dalam promosi wisata bahari bagi wisatawan mancanegara (wisman) penumpang kapal pesiar asing yang akan bersandar di Sabang.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Ratna Suranti di Sabang, beberapa waktu lalu setelah melakukan kunjungan ke berbagai kawasan wisata di Pulau Weh.
"Yang bisa diproyeksikan untuk pasar Eropa dan Amerika kemungkinan sejarah militer. Sebab, Pulau Weh menyimpan sejarah perang ketika terjadi Perang Dunia II," ujar Ratna.
Ratna menyebut berdasarkan hasil pengamatan, tema sejarah militer dapat menarik perhatian para wisman.
Sebab, ada kecenderungan mereka mencari hal-hal unik yang tidak ditemukan di negaranya, terutama ketertarikan mengenai budaya dan sejarah.
Selain itu, ketertarikan para wisman dengan Indonesia tentu memiliki keterkaitan berdasarkan sejarah panjang tentang pendudukan Belanda, Inggris Jepang, dan bagaimana pengaruh perang mereka terhadap Indonesia, khususnya Sabang.
Wisata bahari kapal pesiar dengan sejarah maritim Sabang rencananya akan menonjolkan beberapa kawasan wisata seperti Museum Sabang, Benteng Jepang, Benteng Anoi Hitam, dan lain sebagainya untuk penawaran paket wisata. "Operator kapal pesiar kemudian akan mencocokkan dengan pasar mereka, lalu mereka yang akan memilih. Sebab, selera itu sudah mereka pelajari," ujar Ratna.