Menyulap Bekas Tambang Timah Bangka Belitung jadi Tujuan Wisata
Reporter
Antara
Editor
Tulus Wijanarko
Minggu, 16 Desember 2018 07:07 WIB
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama PT Timah Tbk berkomitmen menyulap daerah bekas bijih timah menjadi kawasan agrowisata. Jadi, nantinya daerah tersebut akan menjadi area yang memadukan pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
“Kita akan mengalihfungsikan lahan bekas tambang yang telah direklamasi menjadi destinasi wisata ramah lingkungan," kata Direktur Utama PT Timah Tbk Riza Pahlevi Tabrani di Pangkalpinang, Sabtu, 15/12.
Selama ini, bekas penambangan bijih timah tidak terawat dan menimbulkan berbagai masalah sosial dalam masyarakat. PT Timah Tbk menyulapnya lewat program reklamasi, sehingga lahan kritis berubah menjadi kawasan pariwisata di bumi serumpun sebalai tersebut.
Kepulauan Bangka Belitung selama ini memang dikenal sebagai penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia. Kepulauan ini juga terkenal dengan keindahan pantai, alam, sejarah dan budaya bercirikan Melayu.
Dengan adanya agrowisata diharap kian menambah daya-tarik wisata Negeri Laskar Pelangi itu. Lahan yang akan disulap adalah kawasan yang tidak produktif lagi. Bahan tambang di area ini sudah habis dieksploitasi sejak zaman penjajahan.
PT Timah Tbk sudah mereklamasi 829 hektare dan diteruskna dengan penanaman berbagai tumbuhan berbuah, lada putih, dan hortikultura. Juga dikembangkan peternakan sapi dan pengembangan budi daya ikan air tawar. Semuanya dikelola masyarakat.
Tidak hanya itu, perusahaan pelat merah itu juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel, Universitas Bangka Belitung serta kelompok sadar wisata mengembangkan tanaman hidroponik yang berkualitas tinggi. Tanaman tidak menggunakan pestisida.<!--more-->
Untuk mempercepat program reklamasi PT Timah juga bekerja sama dengan Polda Kepulauan Babel dengan menanami berbagai pohon buah-buahan.
Seluruh ikhtiar itu telah mengalihfungsikan lahan bekas tambang menjadi ruang terbuka hijau. "Kita terus berupaya dan berharap dukungan pemerintah daerah, aparat kepolisian, TNI serta masyarakat untuk mewujudkan program yang baik ini," kata Riza Pahlevi.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyatakan Pantai Rebo, Kabupaten Bangka, juga telah ditanami hutan mangrove. Saat ini luas lahan bekas tambang yang telah ditanami bakau mencapai 30 hektare. Penanaman bakau ini diinisiasi Ikebana dan didukung PT Timah Tbk.
"Saya berharap penanaman mangrove di kawasan ini lebih dimaksimalkan. Pada tahun ini 30 hektare dan tahun depan bisa menjadi 60 hektare," kata Erzaldi. "Kawasan ini tidak hanya jadi tujuan wisata, tetapi juga wadah pendidikan."
Erzaldi meminta masyarakat tidak menambang bijih timah lagi di lahan reklamasi. Ia prihatin melihat lahan Pantai Rebo yang sudah direklamasi ternyata masih ada aktivitas penambangan bijih timah. Dia menegaskan pemerintah daerah akan menertibkan tambang-tambang ilegal ini.
Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan penambangan di lahan reklamasi mengakibat pengeluaran perusahaan menjadi tiga kali lipat. Karena perusahana harus menghijaukan lagi lahan bekas penambangan. "Kasihan perusahaan harus mengeluarkan kembali anggaran guna merehabilitasi lingkungan di kawasan tambang.”
Bupati Bangka Barat Parhan Ali memberikan apresiasi atas peran PT Timah (Persero) Tbk dalam mendukung pembangunan di daerah itu. "Partisipasi perusahaan negara itu dalam membangun daerah cukup besar,” kata dia.
ANTARA