Festival Bregada Keraton Yogyakarta Dimeriahkan Pasukan Drone

Rabu, 19 September 2018 09:12 WIB

Seorang tentara TNI-AD dari Korem Keraton sedang memberikan penilaian salah satu barisan prajurit (bergada) Keraton Yogyakarta pada lomba baris-berbaris antar prajurit kraton di Komplek Keben, Keraton Yogyakarta, 12 Agustus 2015. Lomba baris berbaris ini diadakan dalam rangka Syawalan antar prajurit kraton. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Festival Bregada prajurit keraton Yogyakarta akan digelar di sepanjang jalan Malioboro, Minggu 23 September 2018, dimulai pukul 07.00. Dalam perhelatan tersebut lebih dari 30 pasukan akan berparade di jantung kota Yogya tersebut.

Festival ini diselenggarakan oleh keluarga besar alumni Sekolah Menangani Atas 3 Padmanaba Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk menarik wisatawan domestik maupun asing ke Yogyakarta. Festival akan menampilkan perpaduan seni, gerak prajurit keraton, dan kreasi kostum yang unik.

Bregada Keraton menjadi ikon Keraton Yogyakarta karena pakaiannya berwarna-warni, kaya akan corak, serta filosofi mendalam di balik setiap desain dan detailnya. Mereka juga menarik perhatian setiap tampil, karena memiliki perpaduan gerak baris berbaris dengan tata busana yang memikat.

Dalam parade nanti ada yag berbeda. Salah satu pasukan yang akan berdefile adalah puluhan drone atau pesawat kecil tanpa awak yang dihias bak prajurit keraton. “Ini gabungan antara teknologi dengan budaya. Drone juga bisa menjadi prajurit,” kata angota panitia tim kreasi Padmanaba Festival Bregada Nasional, Ari Wulu, Selasa, 18 September 2018.Barisan prajurit Puro Pakualaman bernama Bergada Lombok Abang keluar dari gerbang Regol Puro Pakualaman tanda dimulainya acara Kirab Ageng pengukuhan KGPAA Paku Alam X di Yogyakarta, 7 Januari 2015. Berdasarkan biodata yang dimiliki Pakualaman, Suryodilogo lahir pada Sabtu Kliwon, 15 Desember 1962, atau 18 Rejeb 1894, di Yogyakarta. Dia anak tertua Paku Alam IX dengan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GBRAy) Ambarkusumo. TEMPO/Pius Erlangga

Peserta festival ini adalah dari sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK sederajat se Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu pasukan prajurit kerajaan dari Sumatera Selatan juga akan ikut dalam festival.

Advertising
Advertising

Menurut Dr. Hendri Saparini, Ketua Umum Keluarga Besar Alumni SMA 3 Padmanaba, festival ini bertujuan mendorong siswa SMA untuk cinta dan ikut melestarikan budaya bangsa. Caranya adalah dengan mengasah inovasi dan kreativitas di bidang gerak dan tata busana.

“Temanya adalah Nyawiji Nguri-uri Makmuring Negeri, atau mendorong persatuan untuk melestarikan kebudayaan dan menciptakan kemakmuran di seluruh Indonesia tercinta,” kata Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia Tbk tersebut. Sedangkan Ketua Umum Padmanaba Festival Bregada Nasional 2018 Ema Widiastuti mengatakan akan ada atraksi ekshibisi dalam Padmanaba FBN 2018 dan merupakan kegiatan kali pertama di dunia.


MUH SYAIFULLAH (Yogyakarta)

Berita terkait

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

18 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

27 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

48 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

49 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

49 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

Baca Selengkapnya

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

7 Februari 2024

Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

Alam Ganjar menuturkan lawatan ke Keraton Yogyakarta ini menjadi kunjungannya kembali setelah sekian lama tak menyambanginya.

Baca Selengkapnya