Warga Asing Ikut Ritual Mubeng Beteng Malam Satu Sura di Yogya

Rabu, 12 September 2018 09:50 WIB

Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti tradisi Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, 22 September 2017. Dalam tradisi menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal/1439 H itu para abdi dalem bersama ribuan warga melakukan ritual mengitari Beteng Keraton Yogyakarta sambil tapa bisu atau berjalan tanpa bicara sebagai salah satu bentuk refleksi diri. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan masyarakat Yogya dan dari daerah lain memadati komplek Keben Keraton Yogyakarta mengikuti ritual mubeng beteng tapa bisu atau berjalan diam mengelilingi beteng Keraton Yogya, sejak Selasa petang, 11/9. Kegiatan itu dilakukan untuk menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Sura (malam satu sura).

Lalu selepas pukul 00.00 WIB, ribuan orang itu serentak menghambur keluar dari Keben Keraton dan berjalan kaki tanpa alas mengelilingi beteng terluar Keraton Yogya berlawanan dengan arah jarum jam. Ritual pada Malam Satu Sura ini memang tak hanya diikuti para abdi dalem Keraton saja selaku pihak yang punya gawe.

Di barisan tengah iring-iringan yang dijaga puluhan personil kepolisian itu terdapat pula sejumlah tuna netra yang didampingi untuk ikut berjalan. Lalu ada warga negara asing dan juga beberapa pemain kayu egrang yang ikut laku bisu. Para peserta itu mengelilingi benteng Keraton yang panjangnya kurang lebih 5 kilometer pada malam satu sura ini.

Mereka melintasi jalan yang mengelilingi Keraton seperti Jalan Kauman, Jalan Agus Salim, Jalan Wahid Hasyim, hingga Pojok Beteng Kulon, Jalan Mayjen M.T. Haryono sampai Pojok Benteng Wetan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, Alun-Alun Utara, dan berakhir di Keben Keraton.

"Arahnya Mubeng Beteng ke kiri itu jadi simbol seperti dalam bahasa Jawa, kiri itu ngiwo, laku ke ke kiri artinya ngiwakke (mengesampingkan) hal-hal yang negatif, jadi ritual ini wujud prihatin, introspeksi kepada diri," ujar Panitia Mubeng Beteng atau Carik Tepas Ndoro Puro Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung Wijoyo Pamungkas.<!--more-->

Advertising
Advertising

Pria yang kesehariannya juga menjabat sebagai Bendahara Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogya itu menuturkan dalam laku Mubeng Beteng ini peserta diminta berbicara dengan dirinya sendiri dalam bentuk perenungan dalam hati. Tujuannya agar bisa mengalahkan hal hal yang bersifat negatif dalam dirinya dan merangkum yang positif untuk melangkah selanjutnya di kemudian hari.

Salah seorang warga yang akan mengikuti prosesi Mubeng Beteng, Heri Kusasih,35, asal Kabupaten Bantul Yogyakarta mengatakan sengaja datang jauh lebih awal demi bisa mengikuti prosesi itu lebih dekat dan khusyuk. "Kalau datang pas dekat-dekat tengah malam sudah membludak," ujarnya.

Menurut Heri, ritual Mubeng Beteng merupakan kepercayaan dari para orang tua terdahulu dan sampai sekarang masih dipegang teguh masyarakat Yogya. "Katanya orang tua dulu kalau berdoa pas mengikuti mubeng beteng nanti Insya Allah doa terkabulkan," ujarnya

Seorang abdi dalem Keraton Yogya, Triatmoko menuturkan, prosesi Mubeng Beteng ini posisinya penting bagi para abdi dalem. Mengikuti prosesi ini artinya juga sebagai bentuk dukungan untuk Keraton Yogya dalam menjaga tradisi.

Perayaan Sura Keraton Yogya menganut kalender Sultan Agungan atau Dal. Perhitungannya setiap delapan tahun sekali. Dengan menganut hitungan itulah, maka perayaan malam Suro keraton jatuhnya pada Selasa 11 September 2018, bukan Senin 10 September seperti kalender umumnya.

Adapun acara mubeng beteng di masa silam semacam ronda malam menjaga keraton. Namun dengan perkembangannya tradisi ronda para abdi dalem ini kemudian menjadi sarana untuk refleksi diri.

PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)

Berita terkait

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

12 hari lalu

Yogyakarta Padat saat Libur Lebaran, Jumlah Kendaraan Keluar Lebih Banyak daripada yang Masuk

Pemudik maupun wisatawan yang masuk ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi tak sedikit yang melewati jalur alternatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

12 hari lalu

Kasus Nuthuk dan Pungli di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Diklaim Nihil

Pemerintah Kota Yogyakarta mengantisipasi aksi nuthuk harga dengan membuka kanal aduan melalui media sosial.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

30 hari lalu

Mudik ke Yogyakarta, Ketahui Jalur Utama dan Alternatif untuk Antisipasi Kemacetan

Yogyakarta memiliki empat jalur yang utama sedangkan jalur alternatif ada tujuh, bisa digunakan pemudik saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

35 hari lalu

Sepotong Yogya di Belantara Jakarta

Sejumlah restoran serta kedai kopi di Jakarta dan sekitarnya menyuguhkan tema ala Yogyakarta untuk nostalgia. Menu mirip kuliner di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

52 hari lalu

Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

53 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

12 Februari 2024

Diwarnai Berbagai Aksi Jelang Pemilu, Sultan HB X Dorong Warga Jaga Yogyakarta Tetap Adem

Gerakan menjaga Yogyakarta damai dalam Pemilu 2024 telah dirintis Sultan Hamengku Buwono X sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

11 Februari 2024

Kasus Penyekapan di Kandang Anjing oleh Bos D`Paragon Yogya, Polisi Bakal Panggil Lagi Dokter Kecantikan

Kasus penyekapan dan penculikan yang dilakukan pasutri pengusaha kos eksklusif D'Paragon itu ditangani dua kepolisian daerah berbeda.

Baca Selengkapnya