2 Putri Sultan HB X akan Lepas Laku Mubeng Beteng di Malam Sura

Senin, 10 September 2018 15:13 WIB

Putri Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi (kedua kanan) melepas abdi dalem saat tradisi Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, 22 September 2017. Dalam tradisi menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal/1439 H itu para abdi dalem bersama ribuan warga melakukan ritual mengitari Beteng Keraton Yogyakarta sambil tapa bisu atau berjalan tanpa bicara sebagai salah satu bentuk refleksi diri. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Paguyuban Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan menyelenggarakan Lampah Budaya Mubeng Beteng menyambut datangnya Tahun Baru Jawa 1 Surya 1952 Be atau malam sura, Selasa Wage, tanggal 11 September 2018 malam

Kegiatan untuk menyambut datangnya malam 1 Suro itu dilakukan ribuan abdi dalem keraton Yogya dengan cara berjalan kaki tanpa suara mengeliling Keraton Yogyakarta.

"Keraton mengikuti perhitungan Kalender Sultan Agungan dalam penetapan 1 Suro, dan hasilnya hari Rabu, maka perayaan malam 1 Suro baru dilakukan Selasa (11/9), bukan Senin (10/9) seperti kalender umumnya," ujar Bendahara Paguyuban Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kanjeng Raden Tumenggung Wijaya Kusuma kepada Tempo Senin 10 September 2018.

Sehingga untuk tahun 2018 ini pelaksanaan Mubeng Beteng memang tidak bersamaan dengan 1 Muharam, karena berdasarkan perhitungan kalender Jawa Sultan Agungan, 1 Sura 1952 Be jatuh pada hari Rabu Kliwon, tanggal 12 September 2018.

"Kami melihat besok Selasa itu bukan Suro tapi 1440 Hijriyah, kalau Suro jatuhnya pada 1952 Be yakni hari Rabu," ujar dia.

Advertising
Advertising

Wijaya mengatakan acara Mubeng Beteng itu akan diikuti 4000 orang abdi dalem keraton. Rangkaian kegiatan ini akan dilaksanakan di Kagungan Dalem Ponconiti Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dimulai pukul 20.00 WIB.Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti tradisi Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, 22 September 2017. Dalam tradisi menyongsong Tahun Baru Jawa 1 Suro 1951 Dal/1439 H itu para abdi dalem bersama ribuan warga melakukan ritual mengitari Beteng Keraton Yogyakarta sambil tapa bisu atau berjalan tanpa bicara sebagai salah satu bentuk refleksi diri. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Rombongan peserta Lampah Budaya Mubeng Beteng akan dilepas tepat pukul 00.00 WIB pada Rabu Kliwon dini hari setelah lonceng di Kraton berbunyi.

"Dari perwakilan Keraton nanti yang melepas peserta ada Gusti Mangkubumi dan Gusti Condrokirono (putri nomor 1 dan 2 Raja Keraton Sri Sultan HB X)," ujar Wijaya.

Seperti biasanya, karena tradisi ini bentuk laku prihatin, maka rute perjalanannya akan mengarah ke kiri atau berlawanan arah dengan jarum jam.

"Diharapkan masyarakat dapat mengikuti kegiatan ini dan peserta Lampah Mubeng Beteng serta dapat menjaga ketenangan sambil berdoa dan introspeksi diri khususnya untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara," ujar Wijaya.

Adapun untuk warga umum yang hendak ikut laku ini bisa menggunakan busana peranakan namun dilarang keras membawa atau menyelipkan keris. Hal ini karena faktor keamanan belaka.

Sebelum pelepasan peserta Mubeng Beteng, akan diadakan macapatan serta dhahar kembul atau makan bersama.

PRIBADI WICAKSONO (Yogyakarta)

Berita terkait

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

21 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

51 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

52 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

Baca Selengkapnya

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

11 Februari 2024

Menelusuri Lokasi Serbuan Tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta, Ini Jadwal dan Tiketnya

Dua abad lalu, Keraton Yogyakarta pernah dijarah tentara Inggris, tapi keraton tidak hancur dan mash bertahan sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

7 Februari 2024

Momen Alam Ganjar Bareng Cucu Sultan HB X Berwisata Keliling Keraton Yogyakarta

Alam Ganjar menuturkan lawatan ke Keraton Yogyakarta ini menjadi kunjungannya kembali setelah sekian lama tak menyambanginya.

Baca Selengkapnya