Warna-warni Jajanan Pasar Malang Tempo Dulu di Festival Teh Pucuk
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Nunuy Nurhayati
Minggu, 2 September 2018 18:06 WIB
TEMPO.CO, Malang - Ragam jajanan pasar khas Malang tempo dulu yang mulai langka dihadirkan kembali di festival kuliner bertajuk Pucuk Coolinary Festival. Festival yang dihelat perusahaan air minum kemasan Teh Pucuk Harum itu diselenggarakan di Lapangan Rampal, Malang, pada Sabtu hingga Minggu, 1-2 September 2018.
Jajanan pasar ini tersedia di antara seratus tenan lainnya. Berikut ini jajanan pasar khas Malang yang dihimpun Tempo ketika menyambangi lokasi festival pada Minggu, 2 September 2018.
1. Kucur
Kucur di daerah lain dikenal sebagai cucur. Kucur adalah kue bulat yang dibuat dari adonan telur dan gula merah. Adapun kucur memiliki tekstur berongga. Di Malang, kucur umumnya disantap sebagai penganan untuk sarapan pagi atau teman minum teh.
Kucur dijual di tenan Kucur Sam Hari. Lapak aslinya berada di Pasar Minggu, Malang. Kucur di sini dibanderol sekitar Rp 3.000. Ukurannya jumbo. Lebarnya hampir sekuran telapak tangan orang dewasa.
2. Perut ayam
Seperti usus, camilan berjuluk perut ayam ini memiliki bentuk memanjang. Penampakannya benar-benar mirip usus yang dililit-lilit melingkar. Perut ayam dibuat dari tepung terigu dicampur dengan gula merah alias gula Jawa. Penganan ini juga tersedia di Kucur Sam Hari. Harganya tak berlainan dengan kucur, yakni Rp 3.000.
3. Rondo royal
Barangkali unik istilahnya: rondo royal. Rondo berarti janda dalam bahasa Jawa. Namun, rondo untuk penganan ini bukan berarti dibuat oleh janda. Rondo royal adalah tapai yang dipadatkan, lalu digoreng dengan balutan tepung. Tampaknya seperti gorengan biasa. Hanya, tapai Malang terkenal lebih segar.
4. Gulali
Permen gulali mulai langka di Malang. Keberadaannya hanya dapat ditemui di beberapa daerah, seperti Singosari. Meski demikian, gulali bukan kuliner yang nihil dicari. Salah satu penjualnya, Yusuf Saikon, masih eksis sampai kini.
Baca: Jelajah Penganan Unik Khas Borneo di Festival Kuliner Serpong
Menguji Lidah, Menantang Pedasnya Kuliner Mi Setan Kober Malang
Memilih 4 Jawara Kuliner Malang di Pucuk Coolinary Festival
Yusuf adalah penerus dari ayahnya yang memiliki usaha kuliner berupa gulali skala besar sejak 1960-an. Tak ada perbedaan kualitas dari tahun awal sampai kini. Menurutnya, yang dijaga adalah kualitas bahannya. "Harus pakai gula pasir yang putih," katanya saat ditemui di Lapangan Rampal, Malang, Minggu siang. Harga permen berkisar Rp 2.500 per tusuk.