Tabanan Siapkan 1800 Penari untuk Tampil di Festival Tanah Lot
Reporter
Antara
Editor
Tulus Wijanarko
Minggu, 29 Juli 2018 06:12 WIB
TEMPO.CO, Tabanan - Sebanyak 300 penari inti melakukan ritual Nunas Pasupati di Pura Pengayengan, Tanah Lot, Desa Beraban, Tabanan, Jumat, 27/7 lalu. "Nunas Pasupati itu merupakan bagian persiapan menjelang Festival (Tanah Lot)," kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wirayastuti dalam keterangan pers yang diterima Antara, Sabtu, 28/7.
Festival Tanah Lot rencanaya akan digelar pada 18 Agustus mendatang. Bupati wanita pertama di Bali itu mengatakan penari akan geladi resik pada 15 Agustus dengan melibatkan 1.800 orang. "Sekarang bukan geladi, tetapi semacam Nuna Pasupati," katanya.
Dalam festival itu, penari akan menyajikan tari Ratu Rejang Segara yang merupakan tarian rasa syukur terhadap Ibu Pertiwi atau Ratu Segara. Tarian ini mengandung pesan, manusia harus eling (mengingat) bahwa kehidupan itu berasal dari beliu (ibu pertiwi).
Menurut Bupati, tarian tersebut juga merupakan bentuk kasih dan ucapan terima kasih pada sang ibu pertiwi karena sudah menjaga seluruh mahkluk hidup tanpa diminta. “Ya, tarian syukur, serta mempunyai tujuan ajegkan Bali dan jagat Nusantara," katanya.
Ada pun 300 penari inti yang melakukan Nunas Pasopati, tugas pokok mereka adalah untuk mengajari ribuan penari Rejang Sandat Ratu Segara pada 10 kecamatan se-Tabanan. Ribuan penari itulah yang aka ikut dalam pentas kolosal pada 18 Agustus 2018. Kebanyaka mereka adalah pelajar SMP dan SMA/SMK itu.
“Jadi, 300 penari ini lebih dulu harus mendapatkan taksunya, baru kemudian mereka bisa mengajari para penari di setiap kecamatan," kata Wirayastuti.
Selama pementasan nanti pemerintah setempat akan bekerja sama dengan polisi air dan tim life guard" yang akan memantau bibir pantai. Tujuannya agar pelaksanaan kegiatan berjalan aman dan tertib
ANTARA