7 Tip Mendaki Gunung saat Suhu Rendah di Puncak Kemarau
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rita Nariswari
Senin, 9 Juli 2018 11:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan beberapa wilayah di Indonesia tengah mengalami puncak musim kemarau. Hal ini menyebabkan suhu rendah terasa di beberapa tempat, khususnya Pulau Jawa.
Di beberapa tempat, suhu dataran tinggi pun mencapai 0 derajat bahkan minus. Tak heran muncul fenomena embun menjadi es di beberapa wilayah belakangan ini. Misalnya di Dieng, Jawa Tengah; Gede Pangrango, Jawa Barat; dan Gunung Semeru, Jawa Timur.
Suhu rendah kadangkala menjadi tantangan bagi pendaki. Dan ada tip yang dibagikan oleh Ketua Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Gadjah Mada periode 2014-2015, Rizal Fahmi Prijono, dan Ketua Tim Eiger Adventure Service, Galih Donikara, saat dihubungi Tempo pada Senin, 9 Juli 2018.
1. Pakaian hangat ekstra
Menurut Rizal, membawa pakaian ekstra penting dilakukan. Misalnya jaket, sarung tangan, kaos kaki, dan pakaian tebal lainnya. Adapun Galih menambahkan, prinsip layering berlaku. Layering berarti lapisan pakaian. Mulai based layer, second layer, bahkan sampai third layer. "Demikian juga penutup buat anatomi sensitif badan, seumpama penutup telinga, hidung, tenggorokan, dan jemari," ujarnya. Pendaki pun bisa menggunakan bandana multifungsi sebagai pilihannya.
2. Membawa sleeping bag mumpuni
Khusus untuk suhu rendah, Rizal mengimbau pendaki membawa sleeping bag mumpuni, yakni yang memiliki daya tahan terhadap suhu rendah. "Sleeping bag juga dapat membantu menjaga suhu tubuh dan mampu mengoptimalkan kegiatan beristirahat saat malam hari," katanya.
3. Mendirikan tenda di tempat yang tepat
Memilih spot mendirikan tenda penting dilakukan. Rizal berujar, pendaki sebaiknya memilih titik yang tertutup untuk menghindari embusan angin yang terlalu kencang dan langsung. Misalnya, di balik batu dan di antara vegetasi.
4. Mengecek flysheet tenda lebih dulu
Galih mengimbau flysheet tenda sebaiknya berada dalam kondisi aman. Misalnya tidak ada lubang atau sobek. "Jangan sampai juga ada seller yang terkelupas," ujarnya. Selain itu, penggunaan matras tiup sebagai alas tidur penting dilakukan agar badan tetap hangat.
5. Menjaga asupan makanan
Hal yang tak kalah penting, ujar Rizal, adalah urusan perut. Perut yang kosong dapat menimbulkan masalah. Maka itu, pendaki harus benar-benar memastikan perutnya terisi agar suhu tubuh terjaga dan proses metabolisme berjalan dengan baik.
Baca Juga:
3 Tempat di Pulau Jawa untuk Merasakan Hawa Dingin Puncak Kemarau
Embun Es Muncul Lagi, Pendaki Gunung Gede Perlu Persiapan Khusus
Hamparan Es di Puncak Gunung Semeru Muncul Menjelang Puncak Kemarau
6. Memilih menu
Memilih menu untuk makan dan minum selama di gunung turut menjadi bagian yang harus diperhatikan. Bahan-bahan makanan yang sebaiknya dibawa, kata Galih, ialah yang mengandung rempah-rempah. "Setiap masakan yang kita bikin sebaiknya ditambahkan rempah-rempah lebih karena dapat menghangatkan tubuh," ujarnya.
Sedangkan minuman yang dibikin sebaiknya ialah yang mengandung olahan jahe. "Jangan lupa bawa thermos buat menyimpannya, sehingga tetap panas saat hendak diminum," ujarnya. Di samping itu, membawa camilan juga penting. Misalnya sale pisang dan buah kurma.
7. Memahami kondisi tubuh sendiri
Pendaki disarankan memiliki kepekaan terhadap kondisi sekitar, juga badan sendiri. "Jika kondisi cuaca berubah menjadi terlalu ekstrem, kita sebaiknya berhenti atau kembali," ujar Rizal.
Begitu juga saat kondisi tubuh kita terasa tidak fit, pendaki disarankan beristirahat atau kembali turun jika masih memungkinkan. "Lebih baik tidak mendaki gunung hari ini daripada tidak mendaki gunung selamanya," katanya.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA