Tari Jaran Kencak Lumajang Jadi Simbol Status Sosial

Kamis, 12 April 2018 19:17 WIB

Atraksi jaran kencak yang ditampilkan di tepi Danau Klakah, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 9 April 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Lumajang - Gending gamelan Jawa membahana pagi-pagi benar di muka Danau Klakah, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 9 April 2018. Seorang laki-laki berkostum kuda lumping menatah tiga kuda jenis Bima, menuju pertigaan jalan di tepi danau. inilah kesneian tradisional setempat yang disebut Jaran Kencak.

Tiga kuda betina ini masing-masing berpakaian perang jaziriah meriah, yakni penuh kaya pernak-pernik dengan warna menarik perhatian. Berat pakaiannya lebih-kurang 15 kilogram.

Si laki-laki, yang konon adalah pawangnya, menempatkan seekor kuda di baris paling muka. Dua lainnya mengikuti di sisi kanan dan kiri.

Kuda paling depan meliuk-liukkan badan, mengikuti irama gending. Intonasi kian meninggi kalau kuda bergerak makin atraktif. Kadang-kadang, di sela pertunjukan, sesuai dengan instruksi pawang, si kaki empat itu akan mempertontonkan tariannya.

Sang kuda, misalnya, mengangkat kedua kaki bila dipecut tapalnya. Sedang, bila pawang menyentuh leher si kuda, ia akan menggelongsor di jalanan.

Advertising
Advertising

“Ini namanya pertunjukan jaran kencak,” kata budayawan Abdullah AL-Kudus, yang ditemui di tempat pertunjukan, Lumajang, Jawa Timur. Gunung Lemajang, yang berdiri gagah di ekor Danau Klakah, seolah ikut menyaksikan pertunjukan itu dengan saksama.

Jaran kencak ditampilkan hampir satu jam di kawasan danau ini. “Normalnya 8 jam. Jam 2 siang sampai jam 10 malam,” ujar Abdullah, yang akrab disapa Aak. Dia berkisah, jaran kencak adalah produk budaya masyarakat asli Lumajang, yang biasa ditampilkan untuk hajatan.

Konon, tarian ini muncul sebagai bentuk kekaguman masyarakat terhadap Rangga Lawe. Ia adalah ksatria yang tak bisa lepas dari imej kuda bernama Nila Ambara. Kuda Nila dan Rangga Lawe seperti kesatuan yang utuh. Adapun masyarakat lokal percaya, pencipta tarian jaran kencak ialah Kelabi Sajeh.

“Dia petapa yang konon hidup di Gunung Lemongan. Lalu diserang kuda liar. Tapi kekuatannya mampu menaklukkan kuda-kuda itu,” ujar Aak. Tahun kemunculan seni tari yang lebih mirip sendratari itu tak terdeteksi. Masyarakat lokal hanya meyakini bahwa tari jaran kencak bermula dari seorang petapa bernama Kelabi Sajeh.

Kelabi terinspirasi oleh kisah yang dialaminya sendiri saat berperang menundukkan kuda. Juga mengadopsi babat Rangga Lawe yang lekat akan kisah persahabatan manusia dan kuda.

Jaran kencak bukan pertunjukan hiburan biasa. Atraksi ini bagi masyarakat setempat menyiratkan simbol status. Keberadaannya, yang dihadirkan pada acara-acara hajatan, menunjukkan kemampuan si empunya hajat. “Yang kaya akan pesan banyak kuda untuk pertunjukan,” kata Aak.

Formasi tari tidak berubah meski kuda mengalami penambahan jumlah. Kuda atraksi tetap paling depan. Di belakangnya, kuda yang disebut temanten, bisa bertambah jumlah. Bahkan, untuk warga yang sangat mampu, jumlahnya mencapai 50 ekor. Per ekor kuda yang ditampilkan dalam pertunjukan dibanderol rata-rata Rp 1 juta.

Kuda-kuda temanten nantinya akan mengangkut si pemilik hajat, berikut keluarganya. Adapun kuda atraksi, yang sudah dilatih khusus oleh pawang, tak bakal ditunggangi manusia. Ia akan bergerak lincah menari-nari sepanjang pertunjukan.

Atraksi kuda kencak tak cuma ada di acara-acara khusus. Tiap November-Desember, Lumajang menggelar Festival Jaran Kencak. Lokasinya di Alun-alun Kota Lumajang. Di situ turis dari beragam daerah bakal bisa menyaksikan kesenian tersebut dengan leluasa.

Artikel lain: Penggemar Sepeda Ontel dari 30 Negara Akan Berkumpul di Bali

Berita terkait

Tari Sawan Dairi Pecahkan Rekor Muri

23 November 2023

Tari Sawan Dairi Pecahkan Rekor Muri

Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Ketua Dekranasda Rommy Mariani menerima piagam dan medali Museum Rekor Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Ragam Tari Tradisional Jawa Barat Selain Tari Jaipong

3 Desember 2022

Ragam Tari Tradisional Jawa Barat Selain Tari Jaipong

Jawa Barat memiliki beragam tari tradisional yang hingga kini masih lestari. Selain tari Jaipong yang populer, berikut ragam tari tradisional itu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tari Zapin, Seni Melayu Punya Ragam Sebutan di Nusantara

15 Maret 2022

Mengenal Tari Zapin, Seni Melayu Punya Ragam Sebutan di Nusantara

Tari Zapin salah satu tari tradisionel yang populer di kawasan masyarakat Melayu. Di berbagai daerah punya beragam sebutan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Keunikan Tari Lengger Asal Wonosobo, Sudah Berusia Lebih dari 112 Tahun

13 Maret 2022

Keunikan Tari Lengger Asal Wonosobo, Sudah Berusia Lebih dari 112 Tahun

Tari Lengger memiliki banyak keunikan yang membuatnya menjadi istimewa. Bukan hanya usianya yang sudah ratusan tahun, tapi dulu penarinya transgender.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Mau Belajar Menari? Ini Tipsnya

18 Januari 2019

Mau Belajar Menari? Ini Tipsnya

4 tips ini akan memudahkan kita bisa menari. Dari mencari referensi sampai dengan ikut kelas tari.

Baca Selengkapnya

Siswa SMP Labschool Kebayoran Juara Festival Folklore di Polandia

2 Juli 2018

Siswa SMP Labschool Kebayoran Juara Festival Folklore di Polandia

Tim SMP Labschool Kebayoran Jakarta menang dalam pada International Folklore Festival XXV Miedzynarodowy Festival Tanca di Polandia.

Baca Selengkapnya

Pesta Semakin Bervariasi, Pernikahan Tradisional Masih Populer

27 Juni 2018

Pesta Semakin Bervariasi, Pernikahan Tradisional Masih Populer

Pernikahan dan tetek bengeknya semakin bervariasi saat ini. Namun ternyata sejak 2017, pernikahan tradisional semakin diminati.

Baca Selengkapnya

Lima Tari Tradisional Indonesia akan Berkompetisi di Wales

26 Juni 2018

Lima Tari Tradisional Indonesia akan Berkompetisi di Wales

Lima tari tradisional itu akan tampil di festival budaya antarbangsa Llgollen Internasional Musical Eisteddfod di Wales, Inggris pada 3-8 Juli 2018.

Baca Selengkapnya

Selawatan dalam Gemulai Tari Jawa Pesantren Yogyakarta

10 April 2018

Selawatan dalam Gemulai Tari Jawa Pesantren Yogyakarta

Puluhan manula dan lelaki berusia 50-an gemulai membawakan tari Jawa, mengiringi selawatan Nabi Muhammad.

Baca Selengkapnya