7 Fakta Museum Holocaust yang Dikunjungi Syahrini
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Tulus Wijanarko
Minggu, 25 Maret 2018 11:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penyanyi Syahrini berfoto di Museum Holocaust atau Memorial to the Murdered Jews of Europe menjadi sorotan. Warga net mengecam potret Syahrini yang menaiki salah satu pusara diduga monumen penghormatan di museum itu.
Belakangan, media Jerman, Berliner Morgenpost, turut menyoroti perilaku Syahrini yang dinilai sensitif bagi banyak orang. Sebab, Museum Holocaust sebenarnya merupakan tempat untuk mengenang peristiwa genosida atau pembantaian massal terhadap orang-orang Yahudi oleh Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler.
Tak cuma Syahrini, sejumlah pengunjung yang mengunggah foto di Museum Holocaust itu pernah ramai diperbincangkan. Beberapa tamu museum yang diketahui merupakan kumpulan mahasiswa pernah mendapatkan teguran oleh Pemerintah Jerman akibat berfoto dengan pose yang diduga tak menghormati pusara.
Sejak riuh menjadi bahan pembicaraan di media sosial, orang beramai-ramai mencari tahu tentang Museum Holocaust Museum. Dihimpun dari sejumlah sumber, berikut ini fakta-fakta tentang museum yang diresmikan pada 2005 itu.
- Bangunan Museum Holocaust dirancang oleh arsitek berkebangsaan Amerika Serikat, Peter Aisenman, yang juga mendesain City of Culture of Galicia di Santiago de Compostela, Spanyol. Holocaust Museum dibangun di atas lahan 19 ribu meter persegi.
- Sebuah lahan lapang dengan tugu-tugu berbentuk pola grid membentang di museum. Di sana terdapat 2.711 stalae yang terbuat dari beton. Tiap-tiap stalae memiliki ukuran tinggi yang tak sama. Pengunjung bisa berjalan di antara stalae yang tak ubahnya seperti sebuah labirin.
- Stalae yang ikonis memiliki panjang dan lebar yang sama, yakni 2,38 meter x 0,95 meter. Namun tingginya bervariasi, mulai 0,2 meter hingga 4,8 meter.
- museum Holocaust sebenarnya bukan tempat untuk berfoto narsis. Laman Visit Berlin menyebut, museum ini adalah bangunan memorial untuk berkontemplasi dan mengingat peristiwa kelam. Namun banyak wisatawan yang datang justru buat berfoto diri, bahkan menaiki beberapa stalae.
- Sempat terjadi perdebatan panjang di lingkungan parlemen Jerman saat perencanaan situs peringatan pembunuhan orang-orang Yahudi di Eropa dicanangkan. Termasuk soal desain dan tujuan pembangunan museum. Bahkan, ketika museum diresmikan, Paul Spiegel, yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Dewan Pusat Yahudi-Jerman, mengkritik museum lantaran dianggap terlalu abstrak.
- Kontroversi berlanjut. The Washington Post menulis, laporan pertama tentang kabar yang tak mengenakkan muncul pasca-museum dibuka. Sekelompok orang dilaporkan melompat dari satu stalae ke stalae lain. Peristiwa tersebut membuat pemerintah berpikir, apakah museum ini benar-benar menjadi tempat untuk memperingati peristiwa genosida. Tak cuma itu, laporan mengejutkan lainnya datang. Terjadi aksi vandalisme di musem. Beberapa turis dilaporkan menulis I heart Berlin di salah satu sisi prasasti. Turis lainnya tertangkap berfoto diri menggunakan selfie stick atau tongkat
- Di Museum Holocaust, tepatnya di Taman Tiergarten, terdapat monumen serupa untuk mengenang Sinti dan Roma. Monumen itu, dalam situs A View On Cities, disebutkan dibangun untuk mengenang kaum homoseksual yang turut dianiaya di bawah rezim Nazi.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | A VIEW ON CITIES | VISIT BERLIN | WIKIPEDIA
Artikel: Buka 24 Jam, Rasakan Sensasi Sarapan Menu Ayam Afrika