Aksi-aksi dalam Flim Pacific Rim: Uprising Berlatar di Sydney
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Tulus Wijanarko
Kamis, 22 Maret 2018 17:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Film sains fiksi Amerika, Pacific Rim: Uprising, mulai diputar di bioskop pada 21 Maret di Indonesia. Film bertajuk robot penyelamat dunia tersebut muncul lagi setelah judul pertamanya, Pacific Rim, tayang 5 tahun lalu.
Pacific Rim besutan sutradara Steven S. DeKnight kali ini bercerita tentang generasi baru pilot Jeagers yang berusaha melawan monster raksasa Kaiju. Sepanjang film, para robot ditampilkan beraksi melawan monster di tengah lingkungan perkotaan modern. Tampak gedung-gedung gergasi yang mengeliling pertempuran mereka.
Dilansir dari situs IMDb, lokasi syuting dengan latar perkotaan itu banyak dilakukan di Sydney, Australia. Sydney adalah ibu kota negara bagian New South Wales sekaligus kota terbesar di Negeri Kanguru. Populasinya cukup padat dengan penduduk mencapai 4 juta jiwa lebih.
Seperti ditulis pada laman Wikipedia, Sydney menduduki peringkat pertama untuk kota dengan biaya hidup paling mahal di Australia. Survei itu dirilis oleh badan konsultan Mercer. Statusnya sebagai pusat keuangan internasional dan ibu kota negara membuat biaya hidup di Sydney lebih tinggi daripada kota lain di Australia.
Sejarah Sydney bermula dari kedatangan laksamana angkatan laut dari Inggris, Arthur Phillip, yang mendarat di Sydney Cove. Sydney dibangun menjadi sebuah kota sejak 1788. Ini membuatnya menjadi kota tertua di Australia.
Sydney Harbour menjadi pusat aktivitas sejak kota itu pertama kali dibangun. Tipografi bukit dan pesisir mengelilingi wilayah Sydney Harbour. Di sana banyak ditemukan bangunan tua bersejarah. Misalnya Opera House.
Opera House, gedung opera berarsitektur yang menyerupai cangkang, kini lekat dengan ikon Kota Sydney. Sepanjang tahun, seniman ternama menggelar pentas di sini. Komposer asal Indonesia, Addie MS juga pernah menampilkan pertunjukan di gedung itu, disaksikan ribuan wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Dari Opera House, tampak jembatan Sydney yang menghubungkan pusat bisnis Sydney atau Sycney CBD dengan wilayah utara Sydney atau North Sydney. Di atas jembatan tersebut, terdapat tiga jalur kendaraan, yakni kereta api, mobil atau motor, dan sepeda. Ada juga trotoar untuk pejalan kaki.
Jembatan Sydney, dengan arsitektur melengkung ke atas, dinobatkan Guinnes World Records, sebagai jembatan terlebar di dunia. Juga jembatan lengkung berkerangka tertinggi dengan puncak mencapai 134 meter.
Bila Anda ingin melakukan penerbangan menuju Sydney dari Jakarta, tersedia kira-kira 15 pilihan maskapai dengan rute transit.
Di antaranya Air Asia, Malaysia Airlines, Qantas, Philippine Airlines, Garuda Indonesia, Thai Airways, Vietnam Airlines, China Shoutern Airlines, Xiamen Air, Singapore Airlines, Cathay, Korean Air, China Airlines, dan All Nippon Airways, dengan bujet mulai Rp 2-48 juta sekali penerbangan.
Ada juga rute langsung atau direct dengan penerbangan Garuda Indonesia yang dibanderol Rp 7 jutaan.
Artikel lain: Dilraba Dilmurat Pujaan Pato Lahir di Kota Urumqi Nan Cantik