Warga Tengah Kawalu, Perkampungan Baduy Sementara Tertutup
Reporter
Antara
Editor
Tulus Wijanarko
Rabu, 21 Februari 2018 11:10 WIB
TEMPO.CO, Lebak- Kampung adat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, untuk sementara tertutup bagi kunjungan wisata karena warga setempat tengah berpuasa menggelar ritual kawalu bulan kedua.
Baca juga: Mencegah Kepunahan Angklung Buhun Khas Baduy
"Pelaksanaan berpuasa sesuai kalender adat dilaksanakan Selasa (20/2)," kata Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija di Lebak, Senin, 19/2.
Ritual pelaksanaan kawalu pertama sudah berakhir. Masyarakat Badui Luar dengan khas pakaian hitam-hitam serta lomar atau ikat kepala berwarna biru dan hitam akan melaksanakan kawalu kedua.
Begitu pula masyarakat Badui Dalam yang berpakaian putih-putih dan lomar berwarna putih akan merayakan kawalu kedua. Kawasan Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
Selama puasa, kata Jaro Saija, , dilarang mengkonsumsi makanan juga minuman. Namun, jika berbuka puasa sebelum mengkonsumsi makanan dan minuman, terlebih dahulu harus memakan daun sirih dan gambir. "Kami memperbolehkan makanan dan minuman setelah terlebih dahulu memakan daun sirih. Itu karena diwajibkan adat," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat Baduy Luar maupun Baduy Dalam diwajibkan melaksanakan berpuasa kawalu itu sejak baligh atau usia 15 tahun ke atas. Syarat berpuasa itu tentu harus orang yang sudah dikhitan atau disunat.
Selama pelaksanaan ritual berpuasa kawalu kedua dijalankan masyarakat Badui maka kawasan Badui tertutup bagi wisatawan.
"Kami sudah menyampaikan peringatan bahwa kawasan Badui dilarang dikunjungi wisatawan," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, proses pelarangan masuk bagi wisatawan tersebut merupakan penghormatan dan menghargai keputusan adat karena masyarakat Badui merayakan kawalu. "Selama melaksanakan kawalu, kondisi kampung Badui sepi karena mereka berpuasa dan banyak memilih tinggal di rumah-rumah," katanya.
Karnaen, 45 tahun, warga Badui Dalam mengatakan perayaan kawalu dilangsungkan selama tiga bulan dengan menjalankan tradisi seperti puasa. Ritual ini dibarengi dengan berdoa meminta keselamatan bangsa dan negara agar aman, damai, dan sejahtera. "Kami berdoa pada tahun politik 2018 dan 2019 berjalan lancar, aman, damai dan kondusif," katanya.
Pemuka Adat Baduy Saidi Yunior mengatakan tradisi kawalu adalah warisan nenek moyang yang harus dilaksanakan selama tiga bulan berpuasa. Kawalu wajib karena sangat dipercaya warga Baduy untuk memperkuat keyakinan.
Artikel lain: Kampung Pecinan Terbakar, Perayaan Cap Go Meh Siak Dibatalkan