TNBTS Tanam Pinang Jawa untuk Mencegah Kepunahan

Reporter

Antara

Rabu, 7 Februari 2018 21:38 WIB

Puncak Gunung Semeru (Mahameru). TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Lumajang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menanam ratusan bibit pinang jawa (Pinanga javana Blume) untuk mencegah kepunahan populasi tanaman tersebut. Tanaman pinang jawa termasuk dalam spesies prioritas konservasi kategori A.

Aksi konservasi pinang jawa pada Selasa, 5/2, tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar TNBTS John Kenedie dengan melibatkan sekitar 150 personel dari TNBTS, polsek, koramil, desa, kecamatan, masyarakat dan mitra TNBTS di Desa Burno. Juga ikut serta personil dari Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Di kawasan TNBTS terdapat 900 jenis flora, salah satunya merupakan tumbuhan yang termasuk dalam jenis prioritas konservasi yakni pinang jawa," kata Kepala Balai Besar TNBTS John Kenedie di Lumajang.

Pinang jawa merupakan salah satu jenis dari family Arecaceae dengan sebaran hanya di Pulau Jawa. Status konservasinya yang dinilai oleh World Conservation Monitoring Centre pada tahun 1997 adalah "endangered" (terancam punah).

Untuk itu pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 yang di dalamnya menyatakan Pinang Jawa dalam status dilindungi.

"Saat ini populasi pinang jawa di kawasan TNBTS cukup sulit ditemukan,” kata John Kenedie. Ia mengatakan ada kemungkinan dulu pinang dimanfaatkan masyarakat diambil bagian ujung batang yang lunak (umbut) untuk sayuran. Bahkan pinang jawa sering dimakan secara langsung karena rasa manis dan segar.

John mengatakan TNBTS telah mengupayakan budi daya pinang jawa di alam sejak tahun 2013. Saat itu ekspedisi Ranu Tompe menemukan buah pinang jawa yang sudah masak, kemudian dibawa ke persemaian Resort Ranu Pani.

"Percobaan persemaian awal di Ranu Pani dikategorikan berhasil, namun membutuhkan waktu selama 7 bulan,” kata John.

Budi daya itu kemudian dilanjutkan pada akhir tahun 2016 dengan lokasi Resort PTN Wilayah Ranu Darungan dengan ketinggian 700 mdpl dengan waktu 2-3 bulan. Di sana perkembangan pertumbunan bibit pinang jawa mecapai 80 persen. “Sehingga kini terdapat 350 batang bibit pinang jawa siap tanam," katanya.

Ia menjelaskan aksi konservasi penanaman pinang jawa di kawasan TNBTS merupakan upaya pengelolaan jenis tumbuhan yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana. Hal itu dilakukan untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman, serta nilainya.

"Sehingga tanaman langka tersebut tidak punah di alam bebas," ujarnya.

ANTARA

Berita lain: Tiga Pilihan Sarapan Maknyus di Pasar Ubud Bali

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

8 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

8 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

11 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

15 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

20 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

20 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

36 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

38 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

7 Maret 2024

Menteri KKP Minta Pengembangan Pariwisata Tidak Merusak Ekosistem Laut

Menteri KKP menyoroti laut di Teluk Cenderawasih, habitat penyu hijau yang populasinya kini mengalami penurunan drastis.

Baca Selengkapnya

Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

18 Februari 2024

Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.

Baca Selengkapnya