Mengenal Lima Geopark Nasional dan Global di Nusantara
Reporter
Tempo.co
Editor
Tulus Wijanarko
Kamis, 28 Desember 2017 06:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki hampir 30 geopark (Taman Bumi) di seluruh penjuru Nusantara. Semuanya diharapkan bisa menjadi tumpuan wisata berbasis lingkungan. Namun hanya dua yang berskala global dan masuk jaringan UNESCO, yakni Geopark Gunung Batur (Bali) dan geopark Gunungsewu (Daerah Istimewa Yogyakarta). Selebihnya berstatus nasional dan kandidat.
Satu geopark, yakni Ciletuh-Pelabuhanratu sudah menjalani validasi dari UNESCO dan bakal menerima hasilnya 2018 kelak.
Baca: Menantikan Geopark Ciletuh Menjadi Global Geopark
Semua geopark berpotensi mendulang kunjungan wisatawan. Mari mengenal lima diantaranya.
Geopark Ciletuh-Palabuhanratu
Kawasan Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu (GNCP) dinilai menjadi Geopark kelas dunia versi UNESCO pada Agustus lalu. Badan Geologi sejak beberapa tahun lalu telah melakukan inventarisasi keragaman geologi sekaligus warisan geologi kawasan Ciletuh.
Dari sudut pandang kegeologian kawasan Ciletuh-Pelabuhan Ratu punya keunikan dan eksotika tersendiri, seperti Curug Cikaso yang menjadi salah satu lokasi favorit pengunjung. Kawasan ini memberikan bukti terjadinya tumbukan lempeng tektonika (lempeng) samudera dengan lempeng benua.
Ada 13 titik lokasi wisata unggulan dari 24 lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan di kawasan Geopark tersebut.
Pada September 2018, UNESCO akan menentukan status Geopark Ciletuh apakah layak masuk jaringan geopark global. Anggaran keseluruhan untuk mempersiapkan Geopark Nasional Ciletuh-Pelabuhan Ratu agar diakui dunia senilai Rp 217 miliar.
Geopark Cadas di Sangkulirang-Mangkalihat
Gambar cadas di Gua-gua di Karst Sangkulirang-Mangkalihat sudah diusulkan untuk menjadi Geopark. Pertengahan April 2017, Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) seluruh Indonesia yang dimotori BPBC Kaltim melakukan penelitian lanjutan di Gua-gua Karst Sangkulirang-Mangkalihat yang terdapat gambar cadas.
Langkah itu dilakukan untuk menginventarisir apa saja ancaman yang dapat merusak gambar cadas yang berpotensi destinasi wisata baru di Kaltim, khususnya di Kutai Timur. Tujuan kegiatan itu, untuk menentukan langkah konservasi yang dilakukan
Geopark Gunungsewu
UNESCO resmi menetapkan Geopark Gunungsewu sebagai bagian dari Global Geoparks Networks pada September 2015. Lembaga itu bakal melakukan revalidasi lagi pada 2019. Geopark Gunungsewu meliputi tiga kabupaten masing-masing Gunung Kidul, Pacitan dan Wonogiri. Ada puluhan geosite didalamnya.
Luas Gunungsewu mencapai 1.802 kilometer persegi yang terdiri dari 33 situs alam atau geosite. Sebanyak 13 situs alam berada di Gunungsewu di wilayah Gunung Kidul.
Situs geosite di Gunung Kidul itu adalah, Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Kali Ngalang, Gedangsari, Hutan Wanagama, Playen, Air Terjun Sri Gethuk, Bleberan, Playen, Gua Kali Suci, Semanu, Gua Jomblang, Semanu, Gua Pindul, Bejiharjo, Karangmojo, Lembah Karst Mulo, Wonosari.
Selanjutnya, Pantai Baron-Pantai Kukup-Pantai Krakal, Tanjungsari, Pantai Siung-Gunung Batur-Pantai Wediombo, Tepus dan Girisubo, Hutan Wisata Turunan, Girisuko, Panggang, Gua Cokro, Umbulrejo, Ponjong dan Bengawan Solo Purba (Sadeng) wilayah Desa Pucung, Kecamatan Girisubo.
Geopark Kaldera Toba
Tahun 2011, nama geopark dikawasan Danau Toba diusul dengan nama Geopark Toba. Namun atas pertimbangan bahwa Danau Toba merupakan kawasan yang terbentuk dari letusan super volcano yang membentuk fitur vulkanik atau yang sering disebut dengan kaldera, maka ditahun 2013 Geopark Toba diusulkan namanya menjadi Geopark Kaldera Toba.
Geopark Kaldera Toba mengusung Tema Gunung api (Supervolcano) dengan keunikan sebagai kaldera Volcano-Tectonic-Quarter terbesar di dunia. Geopark Kaldera Toba telah dikukuhkan sebagai Georpak Nasional pada tanggal 7 Oktober 2013 dan telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Maret 2014.
Kawasan ini mencakup 7 (tujuh) kabupaten yang mempunyai pantai di Danau Toba yang dibatasi oleh kaldera rim, terdiri dari Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Simalungunkabupaten.
Geopark Gunung Batur Bali
Kawasan Kaldera Gunung Batur resmi masuk jaringan Taman Bumi Global oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 20 September 2012 resmi. Gepark ini memiliki keragaman geologi, hayati, dan kebudayaan.
Taman Bumi Global Batur meliputi 15 desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Kawasan ini sebelum diakui oleh UNESCO memang sudah diminati wisatawan. Kaldera Batur diterima oleh UNESCO sebagai anggota Global Geoparks Network (GGN) di urutan ke-74. Indonesia pertama kali menjadi anggota GGN melalui Taman Bumi Batur, Bali.
Pada 2016 dilakukan peninjauan ulang (revalidasi) Taman Bumi Batur dalam hal tata kelola dan lulus. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli I Wayan Adnyana menjelaskan saat ini sudah ada 15 kelompok sadar wisata yang dikelola masyarakat.
PITO AGUSTIN RUDIANA | SAPRI MAULANA| ANWAR SISWADI | BRAM SETIAWAN | ASKAR MONDZA