Kearifan Budaya Suku Mentawai Dipamerkan di Museum Leiden

Reporter

Antara

Selasa, 24 Oktober 2017 16:53 WIB

Dua pria suku Mentawai yang merupakan bagian dari Sikerei (dukun) saat memanah di Desa Ugai, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, (18/04). TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Leiden - Budaya dan adat istiadat Suku Mentawai saat ini tengah dipamerkan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, hingga 28 Mei 2018. Berbagai benda dan foto yang dipajang, antara lain, berupa peralatan tradisional, benda seni, dan informasi kehidupan masyarakat adat.

Pameran ini digelar berkaitan dengan "Leiden Asian Year 2017" dan festival Europalia Indonesia Arts. Demikian disampaikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Denhaag, Bambang Hari Wibisono, Selasa.

Suku Mentawai dikenal memiliki nilai seni dan sejarah kehidupan yang penting di Nusantara. Mereka hidup di kepulauan yang berjarak sekitar 100 kilometer di sebelah barat pantai Sumatera.

Bambang Wibisono mengemukakan, Museum Volkenkunde selama ini memiliki koleksi dari Mentawai, tapi belum banyak diketahui masyarakat Eropa. "Mentawai mengalami perkembangan, tapi sampai saat ini masih menunjukkan dua sisi budaya yang kuat, yaitu kehidupan sosial budaya masyarakat asli yang masih tradisional maupun mengalami kemajuan ke arah budaya modern," ujarnya.

Suku Mentawai sampai hari ini, menurut dia, masih hidup dengan kepercayaan leluhur yang berabad-abad dipegang secara kuat. Misalnya, kepercayaan bahwa semua yang ada di dunia ini memiliki jiwa, termasuk tumbuhan, benda-benda seni dan peralatan tradisional. Foto dokumen kearifan lokal Suku Mentawai menjaga keseimbangan sekaligus kelestarian alam yang dipamerkan Museum Volkenkunde, Kota Leiden, Belanda, pada 21 Oktober 2017 hingga 28 Mei 2018. (volkenkunde.nl)

Pameran ini cukup menarik antusias warga lokal. Mereka cermat mengamati satu persatu benda tradisional yang dipajang. Peralatan itu, misalnya, alat pertanian, penangkap ikan, senjata berburu dan perhiasan yang digunakan saat upacara adat maupun kesehariannya.

Pengunjung museum juga bisa mencerap pengetahuan lewat tayangan film dokumenter. Salah satu pengunjung, Rosaline mengatakan pameran tersebut sangat menarik perhatiannya lantaran banyak hal baru dan penting untuk di ketahui.

"Hal yang menarik adalah bagaimana masyarakat yang begitu kuat memegang adat sejak zaman dulu kala dengan pengetahuan terbatas ini mampu memahami keseimbangan alam," ujarnya.

Ahli Mentawai dan guru besar antropologi Indonesia di Universitas Leiden, Reimar Schefol, menjelaskan benda-benda yang ada di ruangan pamer museum kepada pengunjung.

Fokus pameran Mentawai, kata dia, adalah melihat bagaimana Suku Mentawai mampu mempertahankan berbagai rangkaian nilai hingga zaman modern.

Dia juga menyatakan bagaimana penduduk Kepulauan Mentawai ingin menjadi bagian dari zaman globalisasi. Dan bagaimana mereka menggabungkannya dengan tradisi lama.

Pameran tersebut dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, dan Direktur Museum Volkenkunde, Stijn Schoonderwoerd.

Dalam acara itu pula dilakukan penyerahan eksemplar pertama dari publikasi "Toys for the Souls. Life and Art on the Mentawai Island" kepada Juniator Tulius, antropolog lulusan Universitas Leiden yang juga putra asli Mentawai.

Museum Volkenkunde juga melansir situs Internet mengenai koleksi tematis Suku Mentawai secara lengkap dalam bahasa Indonesia.

ANTARA

Berita terkait

Kisah Nelayan Mentawai Bernapas di Kompresor, Bertaruh Nyawa dengan Samudera Hindia

12 Oktober 2023

Kisah Nelayan Mentawai Bernapas di Kompresor, Bertaruh Nyawa dengan Samudera Hindia

Sebagian nelayan Mentawai, Sumatera Barat, menyabung nyawa ambil teripang dengan bernapas menggunakan kompresor.

Baca Selengkapnya

Gempa Guncang Mentawai 2 Kali, Kapolda Sumatera Barat Hentikan Konferensi Pers

20 Juni 2023

Gempa Guncang Mentawai 2 Kali, Kapolda Sumatera Barat Hentikan Konferensi Pers

Gempa tektonik mengucang dengan magnitudo 5.6 di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat pada 20 Juni 20.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata Alam di Kepulauan Mentawai

17 Januari 2023

5 Destinasi Wisata Alam di Kepulauan Mentawai

Kepulauan Mentawai mempunyai pesona pantai yang eksotis dan ombak-ombaknya yang cantik masuk dalam jajaran ombak terbaik dunia.

Baca Selengkapnya

Gempa 5,9 Skala Richter Mengguncang Kepulauan Mentawai Pagi Ini

13 Juni 2018

Gempa 5,9 Skala Richter Mengguncang Kepulauan Mentawai Pagi Ini

BMKG mengimbau masyarakat di Mentawai tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak benar tentang gempa ini.

Baca Selengkapnya

Gempa 5,4 SR Getarkan Mentawai, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami  

16 Agustus 2017

Gempa 5,4 SR Getarkan Mentawai, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami  

Gempa kembali mengguncang sejumlah daerah di Sumatera Barat, Rabu, 16 Agustus 2017, pukul 11.09 WIB.

Baca Selengkapnya

Bencana Tanah Longsor di Kepulauan Mentawai, 3 Orang Tewas  

8 Desember 2016

Bencana Tanah Longsor di Kepulauan Mentawai, 3 Orang Tewas  

Material longsor berupa tanah dan kayu menimpa rumah korban yang berada di lereng perbukitan.

Baca Selengkapnya

Dalam 2 Bulan, Mentawai Gaet Retribusi Selancar Rp 1,01 M  

26 September 2016

Dalam 2 Bulan, Mentawai Gaet Retribusi Selancar Rp 1,01 M  

Mentawai menargetkan retribusi tahun depan Rp 5 miliar untuk 5.000 peselancar.

Baca Selengkapnya

Puncak Gerhana Matahari Cincin Terjadi di Atas Mentawai

31 Agustus 2016

Puncak Gerhana Matahari Cincin Terjadi di Atas Mentawai

BMKG menyebutkan puncak gerhana Matahari cincin pada Kamis, 1 September 2016 mulai teramati dari Pulau Mentawai, Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa Pagai Berasal dari Zona Megathrust  

25 Agustus 2016

Gempa Pagai Berasal dari Zona Megathrust  

Gempa besar berkuatan magnitudo 7,2 dengan tsunami 5-7 meter pernah terjadi di wilayah itu pada 25 Oktober 2010.

Baca Selengkapnya

Surfing di Mentawai Sekarang Dipungut Rp 250 ribu - 1 juta

22 Agustus 2016

Surfing di Mentawai Sekarang Dipungut Rp 250 ribu - 1 juta

Peselancar asing di MEntawai dipungut Rp1 juta, sementara peselancar lokal Rp 250 ribu.

Baca Selengkapnya