TEMPO.CO, Semarang-Dinas pariwisata Kota Semarang akan ramaikan liburan lebaran dengan menampilkan opera drama tari bertema Sesaji Rewondo. Kegiatan itu dilakukan pada tiga hari usai lebaran, tepatnya tanggal 11 Agustus mendatang. Drama dan tari yang digelar di pelataran area wisata Gua Kreo Desa Wisata Kadri itu bercerita tentang kisah Sunan Kalijaga yang dibantu sekumpulan kera di hutan Gunungpati saat mencari kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak.
"Acara itu dikemas dalam opera legenda Raden Sahid yaitu Sunan Kalijaga dalam kiprahnya menyebarkan Islam," kata Haryadi Dwi Prasetyo Kepala Seksi Rekreasi dan Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang, saat ditemui di kantornya, Jumat 2 agustus 2013.
Ia menyatakan, agenda tahunan Sesaji Rewondo yang hendak dilakukan itu berbeda dengan agenda ritual budaya sebelumnya yang hanya ritual kirab. Kegiatan opera tari dan drama itu rencananya dilakukan oleh 30 pemain terdiri dari masyarakat desa wisata kadri, dibantu oleh pejabat satuan perangkat daerah kelurahan Kadri dan Camat Gunungpati di sebagai penangung jawab kerja wilayah obyek wisata Gua Kreo.
Hayadi sekaligus koreografer Opera Sesaji Rewondo, menjelaskan opera yang ditampilkan itu mengisahkan tentang tiga hal, masing-masing rangkuman masa runtuh Majapahit dengan seting sejarah tahun 1522 masehi oleh pemberontakan-pemberontakan yang menimbulkan krisis moral, sosial dan kekosongan kekusaan Majapait. Yang kedua bercerita tentang Demak sebagai awal menjadi pusat kekuasaan masa transisi dari Hindu ke Islam, sedangkan ke tiga sebagai central pementasan berkisah tentang sunan Kalijaga yang menjalankan amanah sunan Bonang sebagai gurunya yang memerintahkan untuk mencari kayu Sokotunggal. "Itu sebagai salah satu pilar penyangga tiang Masjid Agung Demak," kata Haryadi.
Haryadi sengaja mengkolaborasikan opera itu dengan tari Rewondo Parisuka karya Agus AL dan tarian Semarangan yang lebih menampilkan gerakan ceria berupa goyang Ngoser dan Ngeyek. Menurut dia, tarian Semarangan yang biasa dibawakan oleh empat penari itu untuk membawa suasana ceria oleh sikap kenes penari yang mengutamakan goyang tangan dan pinggul (ngoser) dan pundak dan punggung atau Ngeyek.
Sementara itu penata iringan musik dalam opera Sesaji Rewondo, Sugiono menyatakan baru koordinasi dengan panitia pementasan untuk menyiapkan skenario musik yang hendak ditampilkan. "Saya baru diberitahu mengenai rencana itu," kata Sugiono.
Meski begitu Sugiono menyebutkan, pementasan itu diperkirakan akan mengkolaborasikan antara tari dan iringan gamelan serta rebana yang dilakukan oleh komunitas cinta wisata kampung Kadri. Menurut dia, para pemain musik yang mengiringi merupakan komunitas warga kampung wisata Kadri yang selama ini telah terlatih. Selain gamelan, mereka juga mampu membawakan musik lesung yang slema ini ikut pentas dalam momentum festival budaya.
"Yang jelas akan kami ambil sisi menarik penataan musik, tak hanya sebagai iringan tari namun juga mampu mengambarkan suana dalam tema yang ditampilkan," katanya.
EDI FAISOL
Terhangat:
Mudik Lebaran | Ahok vs Lulung | Capres 2014
Baca juga:
Yogya Siapkan Pemandu Wisata Berblankon di Pasar
Selama Puasa, Kebun Binatang Maharani Sepi
Tim TNBTS 'Berburu' Elang Jawa di Bromo-Semeru
Sail Komodo Ditunda, Kapal Peserta Kena