TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhelatan puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY XIV, Malioboro Imlek Carnival berlangsung pada Sabtu petang, 16 Februari 2019 di sepanjang Jalan Malioboro. Acara tetap berjalan sesuai jadwal meski hujan angin melanda Yogyakarta.
Baca: Sri Mulyani Dinas ke Yogyakarta, Tak Lupa Mampir Makan Gudeg
Ribuan pengisi acara Malioboro Imlek Carnival mulai berangkat dari Jalan Malioboro dan puncaknya tampil di Alun Alun Utara Yogya. Mereka tak peduli dengan hujan deras disertai angin kencang yang membuat kostum dan atribut basah kuyup.
Pergerakan karnaval yang mengusung tema Diversity in Harmony itu mendapat sambutan meriah masyarakat. Mereka setia menanti di sepanjang Jalan Malioboro sampai Alun Alun Utara Yogyakarta. Masyarakat berteduh di bawah payung atau memakai jas hujan. Mereka bertahan demi melihat dan mengabadikan momen yang terjadi setahun sekali tersebut.
Malioboro Imlek Carnival dimulai dengan aksi memukau barisan pembawa bendera merah putih dan wonderful Indonesia. Mereka adalah siswa-siswi SMP Santa Maria. Dalam barisan ada aksi liong dari komunitas Hoo Hap Hwee Yogyakarta. Di belakangnya menyusul penampilan apik drum band Gita Dirgantara Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.
Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Di urutan ketiga ada tiga pertunjukkan tari kontemporer, mulai Tarian Sufi yang diikuti Tari Multi Cultural in Mutiara Persada serta Tari Kreasi Nusantara SMP Stela Duce. Belasan model Koko dan Cici menjadi pusat perhatian sebelum pertunjukkan spekatakuler beladiri dari puluhan atlet wushu.
Kian malam, tiga aksi kesenian trasidisonal mengundang tepuk tangan meriah penonton di Alun Alun Utara. Diantaranya pertunjukkan bela diri Kridaning Jarong, Tari Saman, serta Reog Ponorogo Manggolo Mudho. Sebagai pamungkas acara, dua naga liong raksasa muncul berurutan. Diawali dengan Naga Batik Raksasa sepanjang 165 meter, disusul dengan Naga Hijau sepanjang 90 meter yang dibawakan prajurit TNI Angkatan Darat.
Atraksi Naga Hijau sepanjang 90 meter yang dibawakan prajurit TNI Angkatan Darat di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kepala Bidang Detinasi Wisata Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Aria Nugrahadi mengatakan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta menjadi salah satu ikon untuk menegaskan Yogyakarta menjadi tamansari kebudayaan Indonesia. "Yogyakarta menjadi tempat berkumpulnya keberagaman budaya dan akan selalu menjadi tempat tumbuhnya warna kemajemukan nusantara," ujarnya.
Baca juga:
Arief Yahya Kaget Turis Asing Susah Datang Langsung ke Yogyakarta
Sebab itu, Aria menambahkan, rangkaian pekan budaya bukan sekadar memuat unsur kebudayaan Tionghoa, namun juga beragam kebudayaan lain di Tanah Air. "Kami ingin nilai-nilai kebaikan dari setiap kebudayaan terus lestari dan senantiasa menjadi kebanggaan," ujarnya.