Gudeg Yogya Dimasak Kering, Begini Sejarahnya

Reporter

Rabu, 24 Desember 2014 05:06 WIB

Pengunjung membeli beraneka lauk, seperti ayam goreng, ayam bakar, gudeg, di pasar subuh Blok M, Jakarta, (23/2). TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO , Yogyakarta: Paguyuban Pedagang Gudeg Wijilan Yogyakarta untuk kali pertama menggelar Festival Gudeg yang dihadiri ribuan warga di sepanjang jalan Selasa sore, 23 Desember 2014.

Festival itu sekaligus menjadi ajang reuni para pedagang perintis di sentra utama kuliner gudeg di Kota Yogyakarta itu.

Slamet Sumoraharjo, 83 tahun, pendiri gudeg Bu Slamet yang sudah berjualan di kawasan itu sejak tahun 1946 menuturkan, gudeg Yogya sebenarnya semula bersifat basah atau berkuah. "Tapi karena banyak pengunjung yang meminta jadi oleh-oleh, lalu dibuat kering biar tahan lama," kata Slamet di sela festival gudeg yang melibatkan 14 pedagang di kampung Wijilan itu.

Slamet menuturkan, proses pengeringan gudeg terutama dengan cara membuat areh (kuah dari santan) tak banyak mengandung air. Usai dimasak, gudeg itu ditiriskan lalu dikukus hingga air banyak yang terserap.

Slamet mengakui ilmu membuat gudeg diwariskan dari orang tuanya yang sempat menjadi abdi dalem Keraton Yogyakarta.

Pendiri warung gudeg Mbak Lies, Liesdyah Darmawati menuturkan gudeg Yogya tak kehilangan cita rasa gurih dan manis meski dibuat kering.

Meski kebiasaan mengolah gudeg menjadi kering ini sekarang dipertahankan, namun Lies mengaku masih tetap melayani jika ada pelanggan yang memesan gudeg yang dimasak basah seperti khas Solo.

"Kalau dibawa pulang, cocoknya memang diolah kering, bisa tahan 24 jam tanpa pengawet," kata Lies yang kini juga mengemas produknya dalam bentuk kalengan itu.

Kampung Wijilan sendiri merupakan sentra gudeg cukup terkenal di Yogya. Kampung itu dikukuhkan pemerintah Kota Yogya secara resmi sebagai sentra gudeg tahun 2000 silam.

Meski hanya terdapat 14 pedagang di kampung itu, namun saat masa liburan seperti Idul Fitri atau akhir tahun ini kawasan itu macet oleh wisatawan yang ingin menyantap gudeg di kawasan yang masih berdekatan dengan Keraton Yogya itu.

"Sehari bisa 1000 porsi kalau pas musim libur, buka sampai tengah malam," kata Lies yang telah membuka empat cabang warung gudeg itu.

PRIBADI WICAKSONO


Berita Lain

Film Karya Sutradara Indonesia Masuk Radar Oscar

Menteri Jonan Marah Gara-gara Harga Tiket

Bima Arya Segel Gereja, Ini Respons GKI Yasmin

Kenapa Visi Susi Lebih Jelas Dibanding Puan





Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

6 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024, Ada Pembagian 1.000 Porsi Soto hingga Edukasi Kuliner

Festival kuliner ini diharapkan jadi ajang promosi potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat branding Solo sebagai Food Smart City.

Baca Selengkapnya

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

7 hari lalu

Chef Juna dan Renatta Kenalkan Dua Kuliner Khas Tanah Morotai

Chef Juna dan Chef Renatta kenalkan Siput Popaco dan Sayur Lilin dari Morotai

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

9 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

10 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

17 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

20 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

27 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

29 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

30 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

31 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya