Wisata Lampu Malioboro Mulai Dikenalkan  

Reporter

Jumat, 1 November 2013 03:28 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Unit Pelaksana Teknis Malioboro Pemerintah Kota Yogyakarta mulai mengenalkan wahana wisata lampu di Jalan Malioboro kepada publik, Kamis, 31 Oktober 2013.

Wahana lampu ini terdiri dari lampu sorot gantung untuk menyinari sedikitnya 40 bangunan kuno cagar budaya yang ada di sepanjang jalan kawasan cendera mata itu di kala malam. Selain itu ada juga sekitar 30 lampu sorot duduk yang ditempatkan pada rumah-rumahan batu setinggi setengah meter yang ditanam di trotoar sisi barat jalan.

Berdasarkan pantauan Tempo, pagi itu lampu yang mulai dioperasikan adalah lampu sorot duduk yang membujur dari pangkal utara Jalan Malioboro (simpang jalan Pasar Kembang) hingga depan Mal Malioboro.

Di dalam setiap rumah-rumahan lampu sorot duduk itu terdapat dua panel perangkat lampu. Masing-masing panel memiliki setidaknya sembilan lubang sorot. Lampu yang dipancarkan setiap 10 detik terus berganti menyorot sisi utara dan selatan.

Kontrol sistem kelistrikan pada lampu lampu hias itu sendiri dikendalikan melalui satu jalur yakni lewat UPT Malioboro. Sedangkan untuk menjamin keamanan lampu-lampu duduk yang merupakan barang impor tersebut, setiap rumah-rumahan diberi sekat besi dan digembok.

"Untuk lampu sorot duduk ini baru seperempat bagian dari jalan Malioboro yang dibangun tahap awal. Rencananya sampai depan Pasar Beringharjo nanti akan dipasang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Malioboro Syarif Teguh kepada Tempo usai pengecekan. Selain di sisi barat jalan, rencananya pemasangan lampu sorot duduk ini juga akan dilakukan di sisi timur jalan Malioboro.

Hanya, pemerintah masih mencoba mencari titik lokasi yang ideal karena selama ini sisi timur ini selalu penuh dengan parkir kendaraan bermotor roda dua setiap hari.

Pemasangan lampu ini sendiri merupakan tahap awal dari program merealisasikan proyek yang diberi nama "Yogya City Beauty Vacation". Dalam program itu, wajah Malioboro pun menjadi salah satu obyek yang mendapat prioritas pembenahan.

Untuk tahap awal wisata lampu tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta mendapat gelontoran dana dari pemerintah DI Yogyakarta sebesar Rp 800 juta.

Syarif mengatakan wisata lampu Malioboro ini ditargetkan rampung sepenuhnya pada pertengahan 2014. Saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan sinkronisasi pada kerja lampu sorot gantung yang dipakai menyoroti bangunan cagar budaya di Malioboro. Contohnya, bangunan perpusatakaan daerah, gedung Kimia Farma, bangunan bekas toko di pangkal utara jalan, Pasar Beringharjo, juga gereja tua di samping Mirota Batik.

"Kesulitan mengoperasikan lampu gantung itu karena sebagian bangunan cagar budaya ini cat dindingnya sudah kusam dan mengelupas karena cuaca. Takut kalau disorot malah jadi kelihatan jelek," kata dia.

Tak hanya itu, ada sebagian bangunan tua yang kosong. Untuk bangunan yang ditempati jadi kawasan pertokoan, kesulitan yang dihadapi yakni reklame penunjuk toko yang masih semrawut.

"Kalau ada reklame disorot lampu malah yang terlihat iklan tokonya, bukan bangunan tuanya," kata Syarif. Pihak UPT Malioboro pun meminta bantuan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta untuk menginventarisasi sejumlah toko di Malioboro yang masih menyalahi ketentuan ukuran dan posisi dalam memasang reklame.

Anggota Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Bambang Anjar Jalumurti menuturkan persoalan penataan reklame di kawasan Malioboro memang seharusnya menjadi perhatian khusus mengingat area itu merupakan ikon utama Kota Yogyakarta.

"Dulu konsepnya penataan reklame di Malioboro berdasarkan komitmen bersama dengan para penghuni, agar semua reklame tidak ada yang membentang ke arah jalan. Ini sudah berjalan. tapi setelah itu tidak ada tindak lanjut lagi mau seperti apa," kata dia.

Bambang menuturkan, jika penataan reklame ini ditindaklanjuti tidak sekadar dengan komitmen bersama, tapi juga kebijakan khusus pemerintah, maka konsep penataan wisata pasti lebih terjamin.

"Melalui kebijakan yang jelas, akan ditentukan apa Malioboro akan bebas reklame sepenuhnya atau reklame yang lebih sesuai ruang publiknya yang tetap mendukung wisata nyaman," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Baca juga:

Melongok Vila Murah di Kota Bandung

Karnaval Kostum Melibatkan 27 Negara

Hari Ini, Festival Danau Poso Digelar

Hotel Unik, dari Rasa Afrika hingga Liverpool

Berita terkait

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

14 Desember 2023

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

Kunjungan wisata di wahana keluarga Taman Pintar Yogyakarta tercatat mengalami peningkatan menjelang libur Nataru

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

30 November 2023

Libur Akhir Tahun, Produsen Bakpia di Yogyakarta Beroperasi 24 Jam dan Siapkan Bioskop Mini

Produsen bakpia juga telah eksis di empat kabupaten lain Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengusung keunikannya sendiri.

Baca Selengkapnya

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

3 November 2023

Tebing Breksi Jogja, Jam Buka, Harga Tiket Masuk dan Rutenya

Nikmati keindahan seni relief sampai matahari terbenam di Tebing Breksi Jogja, simak jam buka, harga tiket masuk, serta rute perjalanan.

Baca Selengkapnya

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

31 Oktober 2023

Jadi Kuliner Khas Murah Meriah, Yogyakarta Branding Angkringan dengan Jargon Echo

Branding dilakukan untuk meningkatkan kualitas angkringan, dilakukan dengan beberapa indikator.

Baca Selengkapnya

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

2 Oktober 2023

8 Rekomendasi Wisata Pantai Gunung Kidul yang Bagus

Di antara berbagai Pantai Gunung Kidul, ada beberapa lokasi yang masih belum banyak diketahui oleh wisatawan. Berikut rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

20 Agustus 2023

Tak Punya Destinasi Alam, Kota Yogyakarta Gelar Banyak Event Kreatif untuk Menarik Wisatawan

Sepanjang 2023, Kota Yogyakarta memilki 60 kegiatan wisata budaya yang tercatat dalam Calendar of Event.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

8 Agustus 2023

Yogyakarta Gelar Keroncong Plesiran di Destinasi Alternatif yang Kurang Populer

Di lokasi destinasi alternatif, Keroncong Plesiran berhasil memikat tidak hanya para penggemar musik keroncong, tetapi juga masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

26 Juni 2023

Kotabaru Heritage Festival di Yogyakarta, Bisa Lihat Banyak Pentas Hingga Nonton Film Sambil Naik Becak

Kotabaru Heritage Festival menjadi bagian membranding Kotabaru sebagai kawasan wisata baru di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

16 Juni 2023

Wisatawan Malioboro Diminta Foto dan Laporkan Pengamen yang Intimidatif

Beberapa waktu terakhir sempat muncul adanya keluhan pengamen di Malioboro yang operasinya masif, bahkan diduga mabuk.

Baca Selengkapnya

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

15 Juni 2023

Status Pandemi Segera Jadi Endemi, Sultan HB X Ingatkan Konsekuensinya

Rencana pencabutan status pandemi itu menyusul pernyataan Jokowi pada Rabu, 14 Juni 2023 yang menyatakan bahwa saat ini Indonesia sudah masuk endemi.

Baca Selengkapnya