Regenerasi Budaya Suku Dayak Bahau  

Reporter

Rabu, 13 Maret 2013 03:04 WIB

Bocah suku Dayak Bahau pamer kemampuan menari di hadapan para tetuah mereka sebagai bentuk pengormatan mewarisi budaya leluhur, Selasa (12/3). di Samarinda, Kalimantan Timur. TEMPO/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Samarinda- Tak ingin terkikis kemajuan jaman, Suku Dayak Bahau di Samarinda, Kalimantan Timur menurunkan budaya kepada anak-anak mereka. Keberhasilan regenarasi itu dipamerkan oleh puluhan bocah suku Dayak Bahau dengan menari, Selasa, 12 Maret 2013.

Menurut Damianus Johan, tokoh suku Dayak Bahau di Samarinda melestarikan budaya harus dengan mewarisi kepada generasi yang lebih muda. Melalui Sanggar Tari Apau Puyaat, Damianus Johan berani menampilkan kesenian binaannya meski baru berusia tak lebih dari tiga bulan. "Kami tak ingin dicap sebagai suku yang tak menghargai budaya nenek moyang," kata Damianus Johan, Selasa, 12 Maret 2013.

Dia mengatakan di pertengahan Maret seperti saat ini biasanya di kampung suku Dayak Bahau di Long Pahangai, Kabupaten Kutai Barat di gelar pesta. Masa sekarang menurut dia masa setelah panen. Menari bagian dari ritual suku Dayak Bahau mengucap terima kasih kepada Penguasa atas berkah panen. Jenis tariannya pun beraneka ragam.

Para bocah dalam penampilannya, menari tarian yang temanya menanam dengan menugal. Menugal dilakukan oleh para pria dengan tongkat melubangi tanah. Sementara perempuan di belakangnya menabur benih ke dalam tugalan.

Di Suku Dayak Bahau masih membudayakan menanam padi gunung, bukan padi tadah hujan. Padi gunung panen setiap enam bulan sekali. Tak hanya itu, para suku Dayak Bahau di pedalaman Kalimantan Timur juga menyajikan berbagai penganan kuliner khas mereka.

Para bocah dan remaja menari, sedang para orang tua menyiapkan makanan untuk santap siang bersama. Di Samarinda, karena ketersediaan bahan terbatas, karena tak ada hutan dan sungai, makanan yang diolah terbatas. Namun tak menghilangkan kebiasaan memasak suku Dayak Bahau dengan cara serba bakar. Memasak nasi, mereka mengolah seperti lamang. Beras dibungkus daun pit dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar selama kurang lebih dua jam. Begitu pula dengan lauk, juga dimasak dengan menggunakan bambu.

"Memasak dengan memasukkan bahan makan ke dalam bambu itu bagi kami sama saja dengan merebus. Itu kebiasaan kami sebelum mengenal perangkat memasak dari logam," kata dia.

FIRMAN HIDAYAT

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

59 hari lalu

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.

Baca Selengkapnya