Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 29 Oktober 2012 10:23 WIB

Serombongan burung Dara laut sayap putih (Chlidonias leucopterus) terbang di atas perairan surut mangrove Sembilang Banyuasin Sumsel, Sabtu (28/4). ANTARA/Feny Selly

TEMPO.CO, Purwokerto - Migrasi burung asal Jepang, Cina, dan Siberia terjadi setiap tahun. Burung membutuhkan suhu hangat yang bisa ditemukan di daerah tropis. Jenis burung yang bermigrasi meliputi puluhan jenis elang, burung layang-layang, dan burung air.

Berdasarkan pantauan Tempo, burung tersebut bertengger di dahan pohon pinus dan kabel saluran listrik tegangan tinggi. "Burung tersebut berasal dari sekitar Siberia, Cina, dan Jepang. Mereka terbang menempuh ribuan kilometer melalui Semenanjung Malaya, melewati Sumatera, kemudian melintasi Jawa, dan berakhir di kepulauan Nusa Tenggara," kata Timur Sumardiyanto, Koordinator Biodiversity Society Banyumas, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Timur mengatakan, periode kedatangan migrasi burung-burung tersebut adalah Oktober-November setiap tahun. Setelah beristirahat sekitar tiga bulan, mereka akan memulai perjalanan pulang pada awal Maret.

Dalam sehari, rata-rata 800 ekor burung layang-layang api dan layang-layang loreng Asia melintas di atas Bendung Gerak Serayu. Burung-burung tersebut menggunakan kawasan hutan di sepanjang daerah aliran Sungai Serayu untuk beristirahat pada malam hari.

Menurut Timur, Sungai Serayu cukup disenangi burung migran karena melimpahnya makanan dan air. Seperti terlihat dari pantauan Tempo, burung-burung tersebut terlihat melayang di atas sawah-sawah petani untuk memakan belalang.

Selain burung pemakan serangga, burung pemakan daging atau raptor terlihat di sekitar hutan pinus. Mereka memakan burung-burung kecil yang jumlahnya ribuan, di antaranya elang alap Cina (Accipiter soloensis) dan elang alap shikra (Accipiter badius).

Timur mengatakan, jumlah burung yang terpantau belum banyak karena awal Oktober hingga saat ini masih merupakan awal periode migrasi. Perlu secara berlanjut dilakukan pengamatan sepanjang periode migrasi untuk mengetahui polanya. "Migrasi burung sangat penting untuk mengetahui perubahan kondisi lingkungan, terutama terkait geotermal. Penggundulan hutan akan berdampak pada perubahan geotermal, dan burung bermigrasi dapat menjadi indikator perubahan tersebut," kata Hariyawan Agung Wahyudi, peneliti keragaman hayati. Dia sejak 2000 memantau migrasi burung di kawasan Banyumas.

Wahyudi mengatakan, kegiatan pemantauan burung bermigrasi di Banyumas juga dilakukan di berbagai kota di Indonesia yang menjadi jalur perlintasan, yaitu Aceh dan Medan di Sumatera, Bogor dan Yogyakarta di Jawa, serta Ketapang di Kalimantan. Masing-masing pengamat bergabung dalam jaringan pengamat burung se-Indonesia, yaitu Burung Nusantara. “Kami mencoba mengenalkan migrasi burung kepada masyarakat Banyumas agar perhatian terhadap lingkungan di Banyumas bisa ditingkatkan,” kata Wahyudi.

Executive Officer Raptor Indonesia, Asman Adi Purwanto, mengatakan, elang alap Cina dan sikep madu Asia merupakan burung raptor yang terdeteksi sudah mulai masuk Indonesia. “Terakhir, burung yang dipasangi alat pendeteksi itu sudah sampai Riau,” katanya. Tempo sempat memotret sepasang sikep madu Asia di lereng Gunung Slamet. Mereka terbang tinggi di angkasa sambil bercengkerama.

Masih menurut Asman, ada empat burung yang dipasangi alat pendeteksi oleh pemerhati burung di Keio University, Jepang. Empat burung itu diberi nama Ken, Kuro, Yama, dan Nao. Posisi terakhir mereka terdeteksi di Malaysia dan Sumatera. “Jika tak ada gangguan, kemungkinan mereka seminggu lagi bisa sampai di Banyumas,” katanya.

Sikep madu berukuran sekitar 50 sentimeter. Warnanya sangat bervariasi, terang dan normal dari dua ras yang berbeda. Masing-masing meniru elang yang berbeda dalam pola warna bulu. Terdapat garis-garis di ekor yang tidak teratur. Semua bentuk memiliki tenggorokan bebercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam, sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang adalah kepala relatif kecil menyempit, leher agak panjang, sayap panjang menyempit, dan ekor berpola.

ARIS ANDRIANTO

Berita lain:Baca juga:
EDISI KHUSUS SUMPAH PEMUDA

Bandung Kebanjiran Turis

Festival Dago Pojok Digelar 15 Jam

Apa Itu Wisata Ziarah

Bakal Candi Terbesar di Bali Ditemukan

Tas Tradisional Papua Terancam Punah

Berita terkait

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

5 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

6 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

15 hari lalu

Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

16 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

16 hari lalu

Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

16 hari lalu

Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

16 hari lalu

KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

18 hari lalu

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?

Baca Selengkapnya

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

18 hari lalu

5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan

Baca Selengkapnya

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

19 hari lalu

Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.

Baca Selengkapnya