TEMPO.CO, Jakarta - Tampilan luarnya seperti rumah, bukan restoran. Ada halaman muka yang lebarnya kurang dari lima meter. Berpagar dan ada tembok di kedua sisinya. Agak membingungkan untuk memarkir kendaraan karena halaman yang sempit. Untunglah, toko-toko di sampingnya mau menyediakan tempat parkir.
Ketika memasuki restoran yang bernama “Taco Local” di Jalan Panglima Polim 5, Jakarta itu, ternyata ruangannya cukup luas. Meskipun harus berbagi dengan toko peralatan sepeda di samping kirinya, Velodome. Suasananya hangat dan nyaman. Tak banyak pernak-pernik yang menunjukkan restoran ini menyediakan masakan Meksiko. Hanya sebuah tulisan di dinding dalam bahasa Spanyol, “un taco?”. Di depan pintu masuk terdapat meja kasir yang berfungsi pula sebagai tempat memesan makanan.
Begitu duduk, di otak langsung muncul ide pesanan pertama yang tentu saja taco karena sesuai dengan nama restorannya. Tapi, sebelum menuju ke hidangan tersebut, saya mencoba terlebih dahulu snack khas Meksiko, nachos. Ada tiga pilihan. Yang dianggap favorit dan paling lengkap topping-nya adalah El Local seharga Rp 50 ribu. Keripik jagung ini terhidang dalam piring kertas dengan tiga jenis saus alias salsa, yaitu frijoles, guacamole, dan salsa fresco.
Frijoles berasal dari kacang tumbuk yang direbus atau digoreng dengan minyak sayur. Di Taco Local, salsa jenis ini disajikan dingin. Rasanya asin dan teksturnya seperti daging cincang. Guacamole merupakan saus avokad tumbuk dicampur dengan tomat dan cabai rawit, yang disebut jalapeno. Sementara salsa fresco alias salsa segar terbuat dari potongan tomat berbentuk dadu, perasan jeruk nipis, bawang bombai, dan daun ketumbar.
“Kurang pedas salsa-nya,” ujar Indi, 21 tahun, seorang tamu yang datang ke restoran tersebut Kamis lalu. Semua topping tersebut memang tidak pedas. Yang terasa adalah gurih dan manis. Lelehan keju di atas nachos sedikit menyelamatkan karena rasa asinnya yang enak. Tapi jangan mencari saus sambal botol di restoran ini. Kalau ingin lebih pedas, bisa menambah topping jalapeno seharga Rp 5.000 atau saus sambal buatan mereka seharga Rp 4.000.
Belum habis keripik jagungnya, taco sudah terhidang. Saya mencoba yang lumayan favorit di sana, yaitu El Pastor. Jenis taco ini lumayan terkenal di pinggir jalan Kota Meksiko. Kemunculannya mendapat pengaruh dari imigran Libanon, Suriah, dan Turki pada era 1920-an. Jadi tidak heran kalau penyajiannya mirip dengan kebab. Potongan daging diisi dengan sayuran dan saus di atas roti lipat. Tapi, di negara Amerika Latin itu, roti yang mereka pakai berdiameter sekitar 10 sentimeter, lebih kecil dari kebab pada umumnya.
Di Taco Local, isi El Pastor lumayan bikin kenyang. Selain potongan daging seukuran dadu yang dipanggang, ada pula acar kubis, salsa fresco, dan salsa verde. Menurut menu, seharusnya terdapat nanas yang dipanggang. Tapi mungkin bukan musimnya, jadi saya tidak menemukan nanas. Salsa verde terbuat dari bubur tomat hijau yang dicampur dengan jalapeno, bubuk cabai, bawang bombai, ketumbar, dan sedikit tetesan jeruk nipis.
Indi yang mencoba El Pastor dengan isi daging babi mengatakan rasanya terlalu manis. “Menurut saya, kurang rasa bawang, asam, dan pedasnya,” kata mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta ini. Dengan menambah ekstra jalapeno, baru ia sedikit puas dengan rasanya. Memang rasa saus untuk membuat daging panggangnya terlalu manis. Agak sulit juga menemukan rasa gurih bawang atau cabainya.
Terlepas dari masalah rasa, cara memasaknya terlihat lumayan niat. Konsepnya memang seperti restoran siap saji. Semua makanan tersaji dalam piring kertas. Memesannya langsung di meja kasir. Tapi chef di Taco Local, Sebastian Subakti, sengaja menghadirkan makanan Meksiko yang otentik. Semua ini tidak terlepas dari kecintaannya terhadap jajanan tersebut ketika ia menghabiskan masa remaja di Houston, Amerika Serikat. Lulusan jurusan masak dari Melbourne, Australia, itu selalu memastikan semua bahan masakannya segar dan tidak memakai bumbu instan.
SORTA TOBING
Berita Lain:
All New Suzuki Swift Ramaikan Pasar Hatchback
Honda Luncurkan Mobil Sport Hibrida Pertama
Ford Rilis All New Focus di Indonesia
Chevrolet Spin Ramaikan Persaingan MPV Murah
Awalnya Zuckerberg Ingin Facebook Jadi "MTV" Baru
Clinton: Kedubes AS di Indonesia Tutup Sementara
Berita terkait
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan
1 hari lalu
Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru
Baca SelengkapnyaSolo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!
5 hari lalu
Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024
Baca SelengkapnyaDatang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini
14 hari lalu
Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?
Baca Selengkapnya10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura
16 hari lalu
Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.
Baca SelengkapnyaJadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati
17 hari lalu
Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaSinggah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini
17 hari lalu
Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.
Baca SelengkapnyaResep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli
20 hari lalu
Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.
Baca Selengkapnya5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India
22 hari lalu
Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri
Baca SelengkapnyaTren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal
30 hari lalu
Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.
Baca SelengkapnyaKonten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI
32 hari lalu
Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.
Baca Selengkapnya