Warga Jogja Tumpah Ruah di Kirab Dwi Abad Pakualam

Reporter

Editor

Minggu, 24 Juni 2012 20:58 WIB

Arak-arakan kirab Tingalan Jumenengan memadati jalan Alun-alun Utara menuju Gladak, Solo, Minggu (17/6). TEMPO/Andry Prasetyo.

TEMPO.CO, Yogyakarta- Ribuan warga Yogyakarta melakukan kirab budaya bertajuk Mubeng Puro Pakualaman (mengelilingi Puro Pakulaman) pada, Ahad, 24 Juni 2012. Kirab itu adalah puncak peringatan 200 tahun Kadipaten Pakulaman 1812-2012.

Acara Kirab diikuti sekitar 35 kontingen dengan total peserta sebanyak 1.600 orang. Mereka menempuh rute Jalan Sultan Agung-Jalan Suryopranoto-Jalan Bausasran-Jalan Gajahmada-Jalan Sultan Agung dan berakhir di Puro Pakualaman.

Turut memeriahkan kirab, anggota grup lawak Warkop, Indro yang mengendarai kuda lengkap dengan pakaian adat Jawa. Indro hadir sekaligus mengikut kegiatan gathering pecinta motor antik se-Indonesai yang dihelat di Yogyakarta selama dua hari ini, 23-24 Juni 2012.

"Kebetulan putra mahkota Pakualaman (RM Wijoseno Haryo Bimo) adalah teman di Klub Harley Davidson. Beliau minta saya ikut kirab sekalian dan saya pun senang hati mengiyakan,” kata Indro di sela karnaval. Ia berpendapat mengikuti kirab tradisi adalah bagian menjaga kebudayaan.

Kirab dimulai pukul 15.30 WIB dan dilepas oleh raja Pakulaman, Pakualaman yakni PA IX. Tak hanya Pakualam, ada pula Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Ki Demang Wangsyafudin dan Ki Yudo.

Rombongan kirab hari ini juga diramaikan dengan kehadiran empat ekor gajah yang disewa dari Kebun Binatang Gembiraloka. Hewan berbelalai itu memimpin jalannya prosesi.Selain itu ada juga kontingen paskibraka, bergodo (prajurit) lombok abang, bergodo plangkir, kavaleri, bergodo Ngeksigondo, hingga punggawa Gunung Ketur.

Sekretaris panitia peringatan Dwi Abad Pakualaman, KPH Kusumo Parastho, menuturkan kirab adalah wujud masih solidnya kekuatan masyarakat Yogyakarta . Khususnya dalam upayanya mendorong segera disahkannya Rancangan Undang-Undang Kesitimewaan (RUUK) DIY yang sampai sekarang masih mandeg pembahasannya oleh pemerintah pusat juga DPR RI.

"Ini wujud bahwa kami di Pakulaman mendukung penuh Keraton Yogyakarta dalam perjuangan RUUK," kata dia. Keraton dan Pakualaman adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Menurut Parastho, peringatan dwi abad ini juga untuk meluruskan bagian sejarah Kadipaten Pakualaman yang selama ini terjadi salah kaprah di masyarakat. Terutama tentang mengenai silsilah Pangeran Notokusumo (pendiri kadipaten) yang sempat dicap sebagai antek penjajah Inggris.

"Sebenarnya waktu itu Pangeran Notokusumo bertindak menjadi mediator antara Inggris dan Keraton agar menghindari peperangan, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan bagi masyarakat,” kata dia. Kebetulan, Pangeran Notokusumo yang merupakan adik tiri Sri Sultan HB II menguasai bahasa Inggris, sehingga mediasi bisa dilakukan dengan baik.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

16 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

4 Maret 2024

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.

Baca Selengkapnya