Pedagang Bakpia Yogya Protes Pelarangan Bus Wisata  

Reporter

Editor

Senin, 2 April 2012 20:41 WIB

Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Yogyakarta - Warga yang tergabung dalam Paguyuban Bakpia Pathuk Yogyakarta mengeluhkan adanya rambu larangan yang menutup akses masuk bus wisatawan ke wilayah mereka di kawasan sentra produksi bakpia Jalan KS Tubun, Pathuk, Yogyakarta.



Rambu larangan melintas untuk bus wisata itu mulai diberlakukan pertengahan Februari 2012 lalu pada ruas utama, yakni di ujung jalan Bhayangkara yang menjadi ruas percabangan menuju Jalan KS Tubun.

“Sejak bus wisatawan tak boleh masuk, penurunan omzetnya sangat drastis, sampai 30 persen. Aturan itu sangat berdampak bagi hidupnya sentra bakpia ini,” kata perwakilan pedagang yang juga Ketua Paguyuban Bakpia Pathuk, Buang W, saat mendatangi Kantor Kelurahan Purwodiningratan, Senin 2 April 2012.

Para pedagang mendesak rambu larangan itu ditata ulang, sehingga akses bus wisata bisa kembali seperti semula. Terlebih, bakpia sendiri selama ini masih menjadi satu daya tarik utama oleh-oleh khas Yogyakarta, yang pusat produksinya tersebar di kawasan Pathuk.

Sebelum ada larangan itu, di hari biasa selalu ada wisatawan baik domestik dan mancanegara yang mampir ke kawasan yang berdekatan dengan Jalan Malioboro itu untuk membeli oleh-oleh. Pada hari biasa, minimal ada dua sampai tiga bus pariwisata yang datang. Sedangkan pada Sabtu-Minggu atau musim liburan panjang, bus yang datang dalam sehari berkisar 15-20 bus.

“Meski bus ramai, selama ini kan juga tidak ada permasalahan kemacetan karena sudah disediakan kantong-kantong parkir,” kata dia.

Selain bakal mematikan kawasan kuliner lokal itu, penutupan akses jalan dinilai juga bakal mematikan usaha industri rumahan lainnya, seperti kerajinan yang juga tersebar di wilayah yang masih berbatasan dengan kawasan pecinan itu.

Sementara pedagang lain dalam paguyuban itu, Widodo, mengatakan kebijakan penutupan itu juga memberatkan pelaku wisata lain, seperti sopir bus. Sebab ketika ada bus pariwisata yang menerobos, akan dikejar-kejar polisi dan ditilang. Padahal kedatangan wisatawan ini sangat dinantikan para pengusaha bakpia.

“Kami sendiri selama ini juga tak pernah diberitahu soal penutupan ini, tak ada sosialiasi, tiba-tiba ada larangan itu,” kata Widodo.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

18 jam lalu

VoA 7 Hari Tak Kunjung Ditetapkan Kemenkeu, Target Kunjungan Wisman ke Kepri akan Diturunkan

Visa on Arrival 7 hari ini sangat penting untuk mengejar target kunjungan turis ke Kepri

Baca Selengkapnya

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

22 jam lalu

ASITA Gelar Munas di Batam, Diharapkan Berikan Inovasi Baru Pariwisata

Munas ASITA yang ke-13 ini dapat melahirkan terobosan-terobosan baru dalam memajukan industri pariwisata di Indonesia

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

1 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

4 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

4 hari lalu

Masa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Masa jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tersisa lima bulan lagi. Ini rencana dia.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

4 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

4 hari lalu

Pertama Digelar, Natuna Geopark Marathon 2024 Diikuti 840 Peserta dari Dalam dan Luar Negeri

Natuna yang masuk dalam daftar Geopark Nasional akan memfokuskan diri dalam kegiatan-kegiatan sport tourism.

Baca Selengkapnya

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

5 hari lalu

Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

6 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

6 hari lalu

11 Orang Tewas dalam Kecelakaan Bus Pariwisata Terguling di Subang, Kemenhub: Bus Tidak Punya Izin Angkutan

Kemenhub angkat bicara soal kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya