TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat, termasuk wisatawan, masih dilarang mendaki ke puncak Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, karena gunung aktif setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu masih berstatus waspada.
"Status waspada Gunung Gamalama sampai saat ini belum dicabut. Jadi, sesuai ketentuan, siapa pun dilarang mendaki ke Gunung Gamalama pada radius minimal 1,5 kilometer dari kawah gunung itu," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane di Ternate, Rabu, 18 Januari 2017.
Status waspada Gunung Gamalama telah berlangsung sejak 2015 menyusul adanya fluktuatif vulkanis di gunung itu. Bahkan, pada awal Januari 2017, gunung tersebut sempat mengembuskan abu vulkanis dan menyebar ke sejumlah lokasi di Kota Ternate.
Baca juga: Aplikasi Mobile yang Mudahkan Wisatawan Jelajahi Seoul
Menurut Darno Lamane, masyarakat di Ternate, termasuk para wisatawan, diharapkan dapat mematuhi larangan mendaki di Gunung Gamalama itu. Sebab, tujuannya semata-mata untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan masyarakat atau wisatawan yang memaksakan diri mendaki.
Masyarakat dan wisatawan selama ini banyak berminat mendaki di Gunung Gamalama. Sebab, saat berada di puncak gunung itu, mereka bisa melihat pemandangan yang sangat menarik, seperti hamparan perkebunan cengkih dan pala serta laut biru dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya.
Darno Lamane mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan berbagai informasi mengenai status vulkanis Gunung Gamalama, terutama yang sumbernya tidak jelas. Jika ingin mendapat informasi yang benar, sebaiknya masyarakat menghubungi Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama atau pemerintah setempat.
Meski demikian, masyarakat harus tetap waspada karena aktivitas vulkanis Gunung Api Gamalama setiap saat bisa berubah, terutama kalau terjadi gempa tektonik di wilayah Maluku Utara karena gempa seperti itu biasanya mempengaruhi aktivitas magma di Gunung Gamalama.
Darno Lamane juga mengimbau masyarakat di Ternate untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin, terutama melalui sejumlah kali yang hulunya di lereng Gamalama, mengingat saat ini wilayah Ternate sedang mengalami musim hujan.
ANTARA