Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Mappanretasi, Ritual Nelayan Bugis di Tanah Kalimantan

image-gnews
Ratusan kapal penangkap ikan milik nelayan diparkir di Sungai Jeneberang, Makassar, Jumat (4/1). TEMPO/Muh Yusuf
Ratusan kapal penangkap ikan milik nelayan diparkir di Sungai Jeneberang, Makassar, Jumat (4/1). TEMPO/Muh Yusuf
Iklan

TEMPO.CO, Batulicin - Aneka macam warna hiasan dan umbul-umbul terpampang pada puluhan badan kapal kayu jenis porsen. Menjelang siang, mendung masih menggelayut ketika kapal milik nelayan Pantai Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu sedang melarung sesaji di lepas pantai, Minggu 25 April 2016.

Sepuluh pria berpakaian serba kuning menggotong sajian semacam ayam panggang, buah-buahan, dan ketan menuju kapal Tunas Muda 02. Di ujung dermaga mini, ratusan orang antre berebut naik palka kapal. Inka Mina 423, Tunas Muda 02, dan Warna Muda 03 merupakan tiga dari delapan belas kapal porsen yang turut meramaikan upacara adat nelayan Bugis: Mappanretasi.

Dalam bahasa suku Bugis, Mappanretasi bermakna memberikan sesaji kepada laut. Upacara ini bentuk syukur atas hasil perikanan tangkap yang diperoleh para nelayan keturunan Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Namun, ritual yang berlangsung sejak puluhan tahun silam itu, tak menjamin nelayan bakal mendapat hasil yang berlimpah saban tahun.

Prosesi dipimpin oleh seorang tetua adat Bugis alias sandro. “Tahun ini akan mengalami penurunan hasil perikanan tangkap sedikit, karena faktor cuaca angin sering berubah arah,” tutur Muhammad Kasim, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Tanah Bumbu disela kegiatan Mappenretasi.

Sayangnya, kata Kasim, ritual tahun ini tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang diikuti peserta lebih banyak. Kata dia, pemerintah daerah tidak mengalokasikan dana bantuan perayaan Mappenretasi di tahun 2016. Pada ritual 2016, nelayan cuma menerima bantuan sponsor sebesar Rp 75 juta.

“Tahun ini hanya diikuti 18 kapal porsen, kalau upacara tahun 2015 diikuti 22 kapal porsen,” ujar Kasim.

Padahal bila digarap serius, Kasim meyakini ritual suku Bugis ini bisa menarik minat turis berkunjung ke Kabupaten Tanah Bumbu. Ia berharap, kegiatan Mappenretasi berdampak positif terhadap kesejahteraan nelayan di Pantai Pagatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bupati Kabupaten Tanah Bumbu, Mardani H. Maming, mengatakan ritual Mappanretasi telah dijadikan even pariwisata tahunan. Ritual ini biasanya digandeng dengan bazar dan pameran produk unggulan. Tapi di perhelatan tahun ini, Mardani mengakui even pasar pameran kurang mendapat respons dari peserta karena panitia terlambat menangkap peluang.

Melalui penggarapan even pariwisata tradisional dan petualangan, Mardani berharap mampu menarik minat wisatawan melancong ke Tanah Bumbu. Namun, ia belum mau membuka target pelancong yang dibidik lewat beragam even pariwisata itu.

“Kalau peserta Mappanretasi tetap banyak. Tahun 2016 baru perencanaannya, 2017 target wisatawan akan dievaluasi,” ujarnya.

Adapun Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, larut dalam ritual Mappanretasi di lepas pantai Pagatan. Sahbirin ikut menceburkan diri selepas tumpukan sesajen dilepas di lautan. Di tengah guyuran hujan dan hempasan gelombang, Sahbirin ikut memperebutkan ayam panggang.

DIANANTA P. SUMEDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

4 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

4 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

8 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

9 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

15 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

19 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

27 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

37 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

39 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.