Dafalen merupakan salah satu tempat untuk melihat pemandangan bebatuan karst dari atas. Tempat ini mirip Wayag atau Pianemo di Pulau Waigeo yang menjadi ikon Raja Ampat. Untuk mencapai Dafalen, kami harus mendaki bebatuan karst yang berujung tajam. Sangat tidak direkomendasikan mengenakan sandal jepit seperti yang saya pakai. Beruntung, sudah ada pegangan tangan yang sangat membantu kami untuk naik ataupun turun.
Jika ingin melihat pemandangan yang lebih cantik, saya harus naik ke bebatuan tinggi. Pemandangannya sangat indah. Puluhan karst tersebar dengan sapuan warna lautan: hijau tosca, biru terang, biru gelap, serta berhiaskan batu karang. Selain lokasi yang saya kunjungi, sedikitnya ada tiga tempat lain dengan pemandangan serupa, bahkan lebih indah. Seperti Dafalen Love, di mana bentuk air laut membentuk tanda cinta jika dilihat dari atas bebatuan. Panorama di Dafalen, Misool. Tempo/Hussein Abri
Tempat selanjutnya merupakan lokasi yang membuat saya merinding, karena merupakan lokasi terindah yang saya pernah kunjungi. Namanya Balbulol. Mohammad Ali, warga Misool yang berprofesi sebagai pemandu wisata, menyebutkan bahwa Balbulol berasal dari kata “balbu” yang artinya di dalam dan lol yang berarti ikan oci alias ikan kembung. Jadi, Balbulol berarti di dalam airnya terdapat banyak ikan oci. "Di sekitar sana memang banyak ikan oci," katanya.
Berdiam di lokasi ini serasa mengunjungi dunia lain. Banyak batu payung yang menutupi laguna di dalamnya. Lagi-lagi kapal harus melaju perlahan karena banyaknya batu karang yang mengancam. Begitu mendekati laguna, pemandangan berubah dari indah menjadi benar-benar indah. Kolam pribadi di tengah alam luas. Airnya sangat jernih.
Byur…, saya terjun ke air selagi teman-teman rombongan asik berfoto. Purwanto, peneliti senior dari Nature Conservancy, berteriak dari atas kapal, "Hati-hati, jangan kena karang api, bisa menyengat," ujarnya. Ternyata area di sekitar laguna itu dikelilingi karang api. Saya pun berenang dengan penuh waspada, sambil mengapung dan berdoa supaya punya kesempatan untuk kembali lagi.
Selanjutnya: Belajar Sasi di Kampung Folley