TEMPO.CO, Boyolali - Sebanyak 684 orang yang tergabung dalam 171 tim dari berbagai daerah di Indonesia akan berlomba mendaki dan menuruni Gunung Merapi. Waktunya maksimal 5 jam. Lomba yang digelar pada Ahad, 7 Agustus 2016, itu bertajuk Kebut Gunung Merapi Boyolali.
“Total hadiah yang diperebutkan Rp 35 juta untuk enam tim,” kata Koordinator Lomba Kebut Gunung Merapi Boyolali, Moch. Taat, Kamis, 4 Agustus 2016.
Lomba lari dan mendaki serta menuruni salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia ini digagas Bupati Boyolali Seno Samodro untuk memperkenalkan obyek wisata Selo. “Lomba ini baru sekali digelar dan rencananya menjadi agenda tahunan di Kabupaten Boyolali,” tutur Taat.
Rute lomba lari ekstrem ini dimulai dari Lapangan Samiran Kecamatan Selo-obyek wisata New Selo-jalur pendakian umum-Pasar Bubrah (kawasan puncak Gunung Merapi). Sesampainya di Pasar Bubrah yang berada di ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), peserta lomba langsung turun melalui jalur Kartini.
Taat berujar, Kartini merupakan jalur pendakian alternatif yang sudah lama tidak difungsikan. Meski demikian, panitia telah menyiapkan jalur yang menjanjikan indahnya panorama pegunungan itu dengan papan-papan penunjuk jalan. “Kami juga menerjunkan sekitar 50 tenaga medis dari sejumlah rumah sakit dan puskesmas,” ujar Saat.
Di sepanjang jalur Kebut Gunung Merapi, panitia akan mendirikan empat tenda check point untuk memantau sekaligus memvalidasi peserta bahwa mereka telah menempuh rute yang ditentukan. Panitia juga akan membuat 12 pos bayangan untuk mengawasi pergerakan para peserta.
Selain catatan waktu tempuhnya, tiap tim akan dinilai kekompakannya. “Tiap tim terdiri atas tiga lelaki dan satu wanita. Mereka baru bisa divalidasi kalau masuk pos check point secara bersamaan alias tidak ada yang tertinggal,” ucap Taat.
Menurut Taat, mayoritas peserta lomba Kebut Gunung Merapi adalah kalangan pendaki dan pelari. Meski saat mendaftar sudah melampirkan surat keterangan sehat dari dokter, para peserta akan menjalani tes kesehatan ulang guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
“Dari pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali, Gunung Merapi diperkirakan berstatus normal hingga 2 bulan ke depan,” kata Taat. Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Boyolali Wilis Tri Siwi Handayani menambahkan, jalur pendakian Merapi tetap dibuka untuk umum selama lomba berlangsung.
“Balai Taman Nasional Gunung Merapi akan menerjunkan 18 petugas untuk mengatur arus pendaki umum,” tutur Wilis. Karena itu, saat peserta Kebut Gunung menempuh perjalanan ke atas, para pendaki umum di Pasar Bubrah akan diimbau tidak bergegas turun guna menghindari kepadatan di jalur pendakian.
DINDA LEO LISTY