TEMPO.CO, Padang- Ribuan masyarakat mengikuti tradisi Serak Gulo (Tebar Gula) di depan Masjid Muhammadan, di Pasar Batipuah Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sabtu 21 Maret 2015. Tradisi ini diselenggaran warga keturunan India yang berada di Kota Padang.
Ritual ini dimulai dengan berdoa bersama. Sebelum ditebarkan, gula yang dibungkus kecil dengan kain berwarna-warni dimasukan ke dalam karung dan dibawa ke atas atap Masjid Muhamadan.
"Ada sekitar 3 ton gula yang kita siapkan. Itu sumbangan dari warga," ujar Ketua Panitia Hafaz Max Anwar, Sabtu 21 Maret 2015.
Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang Ali Khan Abu Bakar mengatakan, tradisi ini merupakan pembuka Maulid Sahul Hamid yang diselenggarakan setiap 1 Jumadil Akhir, selama 10 hari. Ini bentuk penghormatan kepada Sahud Hamid, yang dikenal sebagai tokoh penyebar Islam di India.
"Tradisi ini dibawa oleh nenek moyang kami ke Padang, dari daerah Nagor India," ujarnya.
Ali mengatakan, filosofis dari tradisi ini adalah memberikan ilmu dan kebaikan dengan simbol gula. "Itu bagaimana seseorang membayangkan betapa manisnya ilmu yang dibawa Sahud Hamid," ujarnya.
Menurutnya, tradisi ini untuk melestarikan budaya leluhur. Dan menambah aset pariwisata di Kota Padang. "Kami orang Indonesia berdarah India " ujarnya.
Ali mengaku, tradisi ini hanya ada di tiga negara yakni di India, Singapura dan Indonesia. "Di Indonesia tradisi ini hanya ada di Kota Padang," ujarnya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, tradisi ini salah satu potensi budaya di Kota Padang yang harus dikembangkan. "Tahun depan akan dipromisikan dengan baik. Agar masyarakat keturunan India yang ada di nusantara ini bisa ikut," uarnya.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, jika ini dikemas lagi dengan baik, bisa menjadi salah satu ikon di Kota Padang. "Tradisi ini bisa mendatangkan wisatawan," ujarnya.
Kata Irwan, tradisi ini bukan saja untuk keturunan India. Tapi juga dinikmati warga Kota Padang. "Pembauran ini sangat bagus," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI