TEMPO.CO, Jakarta - Air Mancur Trevi atau Trevi Fountain salah satu atraksi yang paling banyak dikunjungi di Roma, Italia. Pemerintah setempat berencana untuk melakukan pembersihan, namun wisatawan masih tetap dapat mengunjunginya dengan cara yang berbeda.
Air Mancur Trevi merupakan landmark ikonik yang kerap dipenuhi wisatawan. Hal ini tak lain karena ada legenda bahwa siapa pun yang mengikuti tradisi menggunakan tangan kanan untuk melemparkan koin di atas bahu kiri, maka akan kembali ke Roma lagi.
Air mancur ini semakin dikenal seluruh dunia setelah ditampilkan dalem adegan ikonik dari film La Dolce Vita tahun 1960. Mahakarya barok yang menakjubkan ini, diukir dari marmer berwarna krem, dihiasi dengan pahatan rumit, termasuk Triton peniup keong, kuda liar, dan sosok kuat Oceanus yang memimpin pemandangan tersebut.
Ari mancur terletak di daerah dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi dan memiliki kondisi iklim mikro tertentu. Hal ini menyebabkan vegetasi invasif dan endapan kapur terbentuk di bagian yang paling terkena air. Seiring waktu telah mengalami perubahan warna oranye, menodai permukaan travertine dan marmernya yang indah.
Rencana restorasi
Pemerintah setempat mengumumkan restorasi Air Mancur Trevi akan dimulai pada bulan November 2024. Selama direstorasi, wisatawan tetap bisa mengaguminya dari dekat, melalui jalan sementara dari kaca dan baja. Selain itu pengunjung dalam jumlah terbatas dapat melihat pekerjaan restorasi dari dekat. Setelah pembersihan dan pemeliharaan selesai, aksesnya akan kembali normal.
Baca juga:
Ini bukan pertama kalinya jalan setapak dipasang di atas cekungan. Rumah mode Fendi memasang jembatan kaca plexiglass pada tahun 2014 selama restorasi selama 18 bulan.
Pembersihan Air Mancur Trevi adalah bagian dari inisiatif yang lebih luas yang bertujuan memulihkan air mancur dan monumen ikonik Roma. Proyek ini juga akan mencakup renovasi Barcaccia, air mancur berbentuk perahu yang terletak di dasar Spanish Steps, serta air mancur menawan berhiaskan penyu di Ghetto Yahudi yang bersejarah di kota tersebut.
Tujuan restorasi
Walikota Roma, Roberto Gualtieri, yang menggambarkan jalan setapak tersebut sebagai langkah eksperimental yang dirancang untuk memberikan wawasan tentang lalu lintas wisatawan di sekitar air mancur. Dengan memantau secara ketat jumlah pengunjung yang tertarik ke situs tersebut, dapat mengumpulkan data berharga untuk memandu keputusan di masa depan mengenai pengelolaan kerumunan dan upaya pelestarian.
Selain itu, restorasi ini juga bisa menjadi landasan penerapan biaya masuk atau tindakan lain untuk melindungi air mancur dari kerusakan yang disebabkan oleh masuknya wisatawan secara terus-menerus setiap tahunnya.
Namun rencana penerapan biaya masuk memicu kotnroversi. Mereka yang menentang berpendapat bahwa tarif tersebut tidak akan secara efektif mengatasi overtourism dan menegaskan bahwa landmark kota harus tetap dapat diakses dan gratis untuk semua orang.
TRAVEL AND LEISURE ASIA | TOUR AND TRAVEL WORLD
Pilihan editor: Air Mancur Populer Ini jadi Tempat Paling Banyak Copet di Eropa