TEMPO.CO, Jakarta - National University of Singapore atau NUS, salah satu kampus paling bergengsi di dunia, menjadi salah satu atraksi wisata yang banyak dikunjungi di Singapura. Hal itu membuat banyak mahasiswa tidak nyaman karena wisatawan ikut naik bus kampus dan membeli makanan di kantin sehingga antrean semakin panjang.
Mengatasi gangguan yang ditimbulkan wisatawan, dewan manajemen universitas membuat aturan baru untuk kunjungan ke National University of Singapore. Semua bus wisata yang memasuki kampus harus mendaftar untuk sejumlah slot harian terbatas mulai Januari 2025. Mereka juga menyediakan tur berbayar dengan pemandu duta mahasiswa NUS. Prioritas akan diberikan kepada bus yang membawa kelompok untuk tur terdaftar yang dipimpin oleh duta mahasiswa NUS. Ada peringatan bahwa pemandu wisata yang tidak berlisensi dapat menghadapi tindakan disipliner.
Selain itu, NUS juga akan menerapkan sistem akses pengunjung untuk mengendalikan kerumunan di area dengan lalu lintas tinggi seperti tempat makan, kantin, dan bus antar-jemput internal.
Sejak 14 Agustus, universitas telah memberlakukan kembali kontrol akses di semua perpustakaan dan meningkatkan pengawasan dan langkah-langkah keamanan untuk mencegah masuknya orang yang tidak berwenang.
Keluhan Mahasiswa
Langkah-langkah ini dilaksanakan setelah banyaknya keluhan dari mahasiswa tentang lonjakan wisatawan yang memadati kampus. Lonjakan wisatawan ini menyebabkan antrean panjang untuk mendapatkan makanan dan bus antar-jemput.
Reputasi universitas yang terkenal telah menarik banyak pengunjung asing dalam beberapa tahun terakhir. Turis datang untuk mengagumi arsitektur, perpustakaan, dan museumnya yang modern, serta untuk melihat sekilas kehidupan mahasiswa.
Lonjakan wisatawan ke kampus di Singapura bukan hanya terjadi di NUS. Nanyang Technological University atau NTU, universitas terkemuka lainnya di Singapura, juga mengalami hal yang sama. Kampus tersebut telah mengumumkan rencana untuk mengenakan biaya masuk bagi rombongan tur karena gangguan yang disebabkan oleh banyaknya wisatawan di kampus mereka.
Pilihan Editor: Science Centre Singapura: Liburan sambil Melihat AI dan Climite Change