TEMPO.CO, Jakarta - Venesia merupakan salah satu destinasi populer di dunia. Salah satu daya tariknya adalah mengelilingi kota ini dengan gondola. Namun beberapa tahun terakhir kota ini mengalami lonjakan pengunjung. Pemerintah setempat pun mulai membatasi wisatwan.
Mulai dari aturan biaya harian untuk para turis yang sempat diuji coba beberapa bulan lalu dan akan diterapkan lagi tahun depan. Terbaru, pemerintah setempat membatasi jumlah wisatawan rombongan maksimal 25 orang. Dengan begitu, pemerintah setempat berharap dapat mengurangi kemacetan, khususnya di jalan-jalan sempit dan gang-gang di pusat kota.
Aturan ini seharusnya mulai dibelakukan pada bulan Juni lalu. Tapi ditunda karena sudah banyak wisatawan yang memesan tur rombongan lebih dari 25 orang. Aturan ini juga berlaku di pulau Murano, Burano, dan Torcello yang merupakan tujuan populer pengunjung harian Venesia.
Kalau melanggar peraturan dapat dikenakan denda antara €25 dan €500 atau sekitar Rp 440 ribu hingga Rp 8,8 juta. Namun aturan ini tidak berlaku untuk anak di bawah dua tahun, rombongan sekolah dan perjalanan pendidikan.
Tak hanya membatasi jumlah wisatawan rombongan, kota ini juga melarang pemandu wisata menggunakan pengeras suara. Aturan ini diharpakan dapat mengurangi dampak kerumuman terhadap infrastruktur yang terbatas dan menjamin lingkungan yang damai bagi penduduk setempat.
Keputusan untuk membatasi jumlah wisatawan adalah bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk melindungi ekosistem Venesia yang rapuh dan arsitektur bersejarah. yang telah lama mendapat tekanan dari jutaan pengunjung yang datang ke kota ini setiap tahunnya. Termasuk UNESCO yang mempertimbangkan untuk menempatkan Venesia dalam situs warisan yang berada dalam bahaya.
Kebijakan ini dimulai sejak April 2024, dengan menjalankan insiatif sistem pembayaran untuk pengunjung. Venesia pun menjadi kota pertama yang menerapkan aturan tersebut. Jadi pengunjung harian harus membayar 5 euro atau sekitar Rp 88 ribu.
Selama uji coba 29 hari hingga Juli lalu, menghasilkan 2,2 juta euro atau sekitar Rp 38 juta dari total sekitar 450 ribu pengunjung. Namun dianggap gagal karena tidak banyak mengurangi jumlah wisatawan yang rata-rata mencapai 75 ribu pengunjung. Meski begitu pemerintah berencana untuk menerapkan kembali aturan tersebut tahun depan.
EURONEWS | TIMES OF INDIA
Pilihan editor: Kewalahan Dikunjungi Wisatawan, Swiss akan Terapkan Biaya Masuk ke Lauterbrunnen