Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

KRI Dewaruci Bawa Rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah Berlayar ke Lampung

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Laskar Rempah Batch II Muhibah Budaya Jalur Rempah menghadiri Festival Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Jumat, 5 Juli 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Laskar Rempah Batch II Muhibah Budaya Jalur Rempah menghadiri Festival Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Jumat, 5 Juli 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengantarkan rombongan Laskar Rempah Batch II Kayumanis ke Tanjung Uban, Bintan, Kepulauan Riau, KRI Dewaruci kembali melanjutkan pelayaran menuju titik singgah berikutnya di Lampung. Kapal yang membawa rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 ini akan mengakhiri perjalanan di Jakarta 17 Juli mendatang.  

KRI Dewaruci meneruskan pelayaran dengan Laskar Rempah Batch III Lada Hitam. Pelayaran KRI Dewaruci yang dikomandani Letkol Laut (P) Rhony Lutviadhani ini angkat sauh pada Ahad pagi, 7 Juli 2024 dari Lanal Bintan di Tanjung Uban. 

Sebelumnya, KRI Dewaruci yang menjadi kendaraan untuk muhibah ini memulai pelayaran dari Jakarta berlanjut ke titik singgah di Belitung Timur, Dumai, Sabang, Malaka dan Tanjung Uban bersama rombongan Laskar Rempah Lada Putih dan Kayumanis. 

Festival Raja Ali Haji

Sementara, Laskar Rempah Lada Hitam memulai perjalanannya, Laskar Rempah Kayumanis mengakhiri perjalanan dan mengeksplorasi kekayaan bumi Pulau Penyengat dan Kota Tanjungpinang. Di Pulau Penyengat, para Laskar Rempah mengikuti Festival Raja Ali Haji, sebuah festival yang diselenggarakan untuk mengenang Pahlawan Nasional Raja Ali Haji yang memasyhurkan Pulau Penyengat dan karya Gurindam 12 serta karya-karya lainnya. 

Festival Raja Ali Haji dibuka pada Jumat malam, 5 Juli 2024 di Balai Adat Indera Perkasa. Dalam acara pembukaan festival, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi memberikan sambutan mengajak para Laskar Rempah untuk menggali budaya di Pulau Penyengat.

“Saya harapkan para laskar ini bisa menggali keragaman budaya yang dimiliki di Pulau Penyengat ini. Terdapat 10 objek pemajuan kebudayaan yang ada di sini,” ujar Sjamsul di pelataran Balai Adat Indera Perkasa.

Rombongan Muhibah Jalur Rempah 2024 menghadiri Simposium Budaya "Menyulam Silam Sejarah Jalur Rempah dan Ketokohan Raja Ali Haji” di Pulau Penyengat, Sabtu, 6 Juli 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti

Keragaman dan Warisan Budaya Takbenda

Ia juga berharap muhibah budaya ini juga dapat mengangkat potensi keragaman budaya  dalam bentuk warisan budaya takbenda maupun cagar budaya di setiap titik singgah. Ia juga berpesan agar Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Bintan, dan Kota Tanjungpinang, untuk selalu menggelorakan keragaman yang menjadi benang merah jalur rempah. Baik pemerintah provinsi dan kabupaten kota saling bahu-membahu untuk mewujudkannya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam acara itu, dibacakan pula gurindam dari Gubernur Kepulauan Riau oleh salah satu asisten gubernur disambung pembacaan syair oleh Raja Hafizab dan disambut gurindam dua belas oleh Raja Abdurrahman.

Sejumlah  tarian dan penampilan musik  memeriahkan acara pembukaan festival seperti koreografi visualisasi Gurindam Dua Belas “Tersebab Kalam”, tarian-tarian penyambutan,  musik berjudul Legenda, Tari Kolosal “Jalur Rempah”, persembahan koreografi dari Laskar Rempah berjudul “Harum Rempah Nusantara” ditutup dengan koreografi dan senandung “Segantang Lada” dan Zapin Penyengat. 

Keesokan harinya diselenggarakan Simposium Budaya "Menyulam Silam Sejarah Jalur Rempah dan Ketokohan Raja Ali Haji”.  Simposium ini menghadirkan narasumber Norazimah bt Zakaria; Dato R.A Huzaifah Hashim—keduanya dari Malaysia--dan Raja Malik Afrizal dari Indonesia.  Norazimah mengulas Tafuat Al-Nafis sebuah karya Magnum Opus Sebagai Dokumen Historiografi Melayu. 

Sedangkan Huzaifah membincangkan Peran Raja Ali Haji dalam Pengembangan Budaya di Nusantara. Adapun Raja Malik menyampaikan materi tentang Raja Ali Haji, Penyengat dan Jalur Rempah. 

Selain simposium, juga digelar Pameran Rempah dan gelar demo memasak makanan tradisional Penyengat di halaman Balai Kelurahan Penyengat. Acara ini diramaikan para laskar rempah Muhibah Budaya Jalur Rempah dan masyarakat penyengat serta wisatawan yang berkunjung ke Pulau Penyengat. 

Pilihan Editor: Kembalikan Kejayaan Jalur Rempah Masa Lalu, KRI Dewaruci Lanjutkan Pelayaran ke Malaka

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Racikan Rempah Tanah Melayu yang Menggoyang Lidah

22 Juli 2024

Nasi minyak dan lauknya di makan berhidang Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. TEMPO/Dian Yuliastuti
Racikan Rempah Tanah Melayu yang Menggoyang Lidah

Banyak masakan yang diracik dengan bumbu atau rempah yang hampir sama, tetapi hasil masakannya memiliki cita rasa yang berbeda.


Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

15 Juli 2024

Laskar Rempah Muhammad Luthfi Dzulfikar asal Sorong, Papua Barat saat memberikan pidato dalam kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024, Senin, 15 Juli 2024. Tempo/CiciliaOcha
Cerita Anak Muda Papua Jadi Laskar Rempah dan Berlayar Keliling Indonesia

Pada 2023, pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar. Lutfi menjadi peserta Laskar Rempah.


Kemendikbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah

15 Juli 2024

Sebanyak 75 peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) telah kembali ke Jakarta pada Senin, 15 Juli 2024, usai berlayar ke tujuh titik perairan jalur rempah menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Kemendikbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah

Sebanyak 75 peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) telah kembali ke Jakarta pada Senin, 15 Juli 2024, usai berlayar ke tujuh titik perairan jalur rempah


Muhibah Budaya Jalur Rempah Angkat Rempah sebagai Khazanah Budaya Nusantara

6 Juli 2024

KRI Dewaruci yang membawa rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah disambut di Tanjung Uban, Bintan, pada Jumat, 5 Juli 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Muhibah Budaya Jalur Rempah Angkat Rempah sebagai Khazanah Budaya Nusantara

Laskar rempah Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 tiba di Tanjung Uban setelah dari Malaka, Malaysia.


Muhibah Budaya Jalur Rempah Diharapkan Berkelanjutan, Malaka jadi Persinggahan Pertama di Luar Negeri

1 Juli 2024

Dirjen Kebudayaan Kemdikbudristek Hilmar Farid memakaikan tanjak kepada Salah satu anggota laskar rempah Muhibah Budaya Jalur Rempah di Malaka, Malaysia, Ahad, 30 Juni 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Muhibah Budaya Jalur Rempah Diharapkan Berkelanjutan, Malaka jadi Persinggahan Pertama di Luar Negeri

Muhibah Budaya Jalur Rempah diharapkan menjadi program berkelanjutan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO.


Kembalikan Kejayaan Jalur Rempah Masa Lalu, KRI Dewaruci Lanjutkan Pelayaran ke Malaka

26 Juni 2024

Para Laskar Rempah melambaikan tangan kepada masyarakat yang ikut melepas pelayaran KRI Dewaruci dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 dari Sabang menuju Malaka pada Rabu (26/6). TEMPO/Dian Yuliastuti
Kembalikan Kejayaan Jalur Rempah Masa Lalu, KRI Dewaruci Lanjutkan Pelayaran ke Malaka

KRI Dewaruci bertolak dari Sabang menuju ke Malaka untuk meneruskan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.


Mengunjungi Tugu Kilometer Nol di Sabang, Titik Paling Ujung Barat Indonesia

26 Juni 2024

Tugu Kilometer Nol Sabang, Aceh. TEMPO/Dian Yuliastuti
Mengunjungi Tugu Kilometer Nol di Sabang, Titik Paling Ujung Barat Indonesia

Tugu Kilometer Nol diresmikan pada 9 September 1997 sebagai simbol perekat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.


Bersandar di Sabang Aceh, KRI Dewaruci Jadi Magnet Masyarakat

26 Juni 2024

Masyarakat Sabang mengunjungi KRI Dewaruci yang masih bersandar di Pelabuhan CT1 Sabang, Aceh, 25 Juni 2024. TEMPO/Dian Yuliastuti
Bersandar di Sabang Aceh, KRI Dewaruci Jadi Magnet Masyarakat

KRI Dewaruci sedang singgah di Sabang, Pulau Weh, Aceh, dalam perjalanan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.


Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah Tiba di Sabang

24 Juni 2024

KRI Dewaruci berlayar menuju Sabang membawa Laskar Rempah Batch II MBJR 2024 dari Pelabuhan Dumai, Riau, Rabu, 19 Juni 2024. Sebelumnya KRI Dewaruci membawa Laskar Rempah rombongan Batch I Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 yang telah menempuh pelayaran sejak (7/6) lalu dari Jakarta, Belitung Timur, Dumai dan Siak, berikutnya rombongan Batch II dari Dumai berlayar dengan rute Sabang, Malaka dan akan berakhir di Tanjung Uban pada (7/7) mendatang dengan misi memperkenalkan kepada generasi muda tentang sejarah peradaban rempah yang melahirkan keragaman budaya bangsa Indonesia. ANTARA/Aswaddy Hamid
Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah Tiba di Sabang

Setelah singgah di Dumai, pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah tiba di Sabang pada Minggu 23 Juni 2024


KRI Dewaruci Lanjutkan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah ke Sabang

19 Juni 2024

Laskar Rempah Batch 2 Kayu Manis Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 melanjutkan perjalanan dengan KRI Dewaruci dari Dumai, Rabu, 19 Juni 2024. (Ist)
KRI Dewaruci Lanjutkan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah ke Sabang

Pelayaran Batch 2 Muhibah Budaya Jalur Rempah ini akan menuju Sabang, Aceh, Malaka - Malaysia, dan berakhir di Tanjung Uban.