TEMPO.CO, Surabaya - Kedutaan Besar Australia Jakarta bersama Konsulat Jenderal Australia Surabaya mengkampanyekan diplomasi makanan bertema “Taste of Australia.” Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan budaya masakan Australia dengan bahan dan produk Australia yang tersedia di Indonesia.
Tahun ini kampanye diplomasi makanan itu dinilai makin istimewa karena bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Australia. Kedutaan Besar Australia berkolaborasi dengan pemenang Master Chef Australia 2023 Brent Draper melakukan demonstrasi masakan ala Negara Kanguru.
Di Surabaya, demo masak itu dilaksanakan Draper di Ruang 221 Live Action Laboratory Universitas Ciputra Culinary Business Faculty, Jumat, 21 Juni 2024. Selama kurang lebih 45 menit Draper didampingi chef Inda dari Universitas Ciputra mempraktekkan pembuatan menu makanan olahan daging domba yang dinamai Crumbed Lamb Cutlets with Hot Honey and Turmeric Yoghurt.
Bahan-bahan menu masakan tersebut terdiri dari 6 potongan daging domba potong Prancis, 1 cangkir tepung terigu, 3 cangkir remah roti panko, 2 butir telur, 1 bak yogurt Yunani alami, 2 ruas kunyit segar dan 1 ikat daun bawang.
Selain itu juga 1 butir jeruk nipis, 5 cabai pedas, 1 ikat daun kari, 1 butir bawang merah, 5 siung bawang putih, minyak sayur, serta bawang dan merica.
Setelah matang, daging yang dimasak dengan cara digoreng itu dibagi-bagikan pada sekitar 15 mahasiswa Fakultas Binis Kuliner yang mengikuti sesi demo serta ke beberapa undangan yang hadir. Daging domba yang dilumuri tepung dan bumbu-bumbu lainnya itu pun terasa lezat dan empuk.
Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Anthea Griffin, mengatakan bahwa Indonesia dan Australia punya hubungan erat cukup lama. Dua negara, kata Griffin, bekerja sama di banyak bidang, mulai pendidikan, kuliner dan lain sebagainya.
“Termasuk kegiatan demo masak hari ini merupakan bagian dari cara Indonesia dan Australia untuk bisa tetap berhubungan erat. Karena Australia dan Indonesia sama-sama punya banyak ragam makanan, kami ingin memperkenalkan satu sama lain,” kata dia.
Griffin sendiri mengaku menyukai beberapa jenis kuliner asli Indonesia yang ada di Surabaya. Dua di antaranya ialah nasi goreng dan Bebek Sinjay. Selain itu ia juga gemar makan pisang goreng. “Saya suka masakan-masakan di Surabaya, bisa menikmati,” tutur Griffin.
Dekan Fakultas Bisnis Kuliner Universitas Ciputra Agoes Tinus Lis Indrianto menuturkan kegiatan demo masak itu bagian dari melestarikan hubungan Indonesia-Australia dalam level institusi dan personal. Ia merasa terhormat karena kampusnya dipilih untuk praktek memasak master chef Australia.
“Ini membuktikan bahwa kerja sama G to G itu telah diturunkan ke level personal dan level institusi,” kata Agoes Tinus.
Menurut dia menu yang dibawa Draper sesuatu yang baru dan belum pernah diajarkan di Universitas Ciputra. Sebab Draper memperkenalkan olahan daging domba (lamb) yang belum umum di Indonesia. “Kalau kita kan biasanya daging kambing, kalau lamb masih jarang. Tapi daging lamb ini halal juga,” ujar Agoes.
Pilihan Editor: KJRI Sydney Promosi Budaya ke Murid di Cardijn College Australia, Belajar Tari Kecak hingga Kuda Lumping