Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Orangutan di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari Kalimantan Timur

image-gnews
Pusat rehabiitasi orangutan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. TEMPO/Supriyantho Khafid
Pusat rehabiitasi orangutan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. TEMPO/Supriyantho Khafid
Iklan

TEMPO.CO, Balikpapan - Kalimantan Timur menjadi salah satu habitat orangutan di Indonesia. Salah satu tempat mereka hidup liar adalah Samboja Lestari, Kabupaten Kutai Kartanegara, sebuah pusat rehabilitasi yang didirikan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS Foundation). Di sini, pengunjung bisa melihat orangutan hidup liar di antara pepohonan.

Samboja Lestari terletak 44 kilometer dari kota Balikpapan. Lokasi ini bisa ditempuh selama satu jam perjalanan melalui jalan tol, termasuk 2,5 kilometer melalui jalan aspal di dalam hutan milik BOS Foundation yang di kelola sejak 1991.

Rehabilitasi Orangutan

Samboja Lestari terletak di area seluas 1.800 hektare, yang dibuat untuk penyelamatan dan rehabilitasi orangutan, translokasi dari area konflik ke habitat yang aman dan terlindungi, pelepasliaran dari rehabilitasi, dan rehabilitasi lahan. Tempat ini merupakan salah satu dari dua lokasi pusat rehabilitasi orangutan di Indonesia. Satu lainnya berada di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.

BOS Foundation merupakan non-govermental organization (NGO) Indonesia, tetapi sebagian besar atau 85 persen menggunakan donasi dari luar negeri. Mereka juga bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Dalam kurun waktu 1991 – 2024, yayasan ini sudah melepasliarkan 533 ekor orang utan, 34 ekor dilahirkan di dalam hutan, 357 ekor tetap tinggal di sana, dan 75 beruang madu yang mungkin tidak akan pernah dilepaskan.

Seekor orangutan bergelantungan pada pohon di kawasan Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. TEMPO/Supriyantho Khafid

Pelepasliaran Orangutan

Orangutan yang baru masuk ke pusat rehabilitasi BOS Foundation akan menjalani masa karantina selama kurang lebih 3 bulan. Ini untuk memastikan para orangutan ini sehat dan tidak memiliki penyakit yang ditulari oleh manusia, seperti TBC dan hepatitis. Setelah itu, orangutan akan menjalani rehabilitasi rata-rata selama 8-9 tahun.

‘’Ibaratnya sekolah di hutan, jenjangnya SD, SMP, SMA,’’ ujar Kristina Nainggolan, Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Kalimatan Timur, sewaktu menerima kunjungan peserta famtrip Forum Wartawan Ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Otoritas Jasa Keuangan NTB, Jumat, 31 Mei 2024.

Pengenalan yang dilakukan misalnya makanan yang akan dikonsumsi di alam liar seperti buah-buahan dan rayap sebagai protein. Jika sudah dianggap layak hidup di dalam hutan, orangutan akan dilepas ke lokasi yang tidak lebih dari 12-16 jam perjalanan kendaraan dari  Samboja Lestari, atau menggunakan helikopter jika usianya lanjut hingga sekitar 85 tahun.

‘’Kami pasang chip agar bisa memantau keberadaannya,’’ ujarnya. 

 Pulau Buatan untuk Orangutan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Samboja Lestari memiliki enam pulau buatan untuk karantina orangutan. Salah satu pulau itu dihuni seekor jantan bernama Romeo yang berusia 35 tahun, serta dua betina. Orangutan-orangutan itu sengaja ditempatkan di pulau buatan yang dipisahkan air supaya tidak bisa menyeberang.

Setiap penempatan, satu pulau hanya boleh dihuni satu ekor jantan agar tidak menimbulkan pertikaian diantara satwa tersebut. ‘’Kalau ada bayi di lingkungan satwa ini, dilakukan kontrasepsi agar tidak ada bayi lain,’’ kata Kristina. 

Pengunjung yang mendapatkan izin masuk bisa melihat karantina orangutan di pulau buatan. 

Pemulihan Orangutan

Paulina Laurensia Ela, Head of Communication BOS Foundation, menyebutkan, lembaganya melakukan pemulihan agar kelak jika dilepaskan, orangutan itu mampu mandiri di dalam hutan. 

Tidak semua satwa yang dibawa ke sini bisa dilepas liarkan karena beberapa faktor, antara lain tertular oleh penyakit manusia seperti TBC (tuberculosis) yang dikhawatirkan menyebabkan kepunahan. TBC pada orangutan-orangutan yang ada di BOS Foundation diperoleh dari manusia yang pernah memelihara orangutan ini. Sebaliknya, penularan TBC dari orangutan ke manusia tidak bisa terjadi karena di alam liar tidak ada TBC

Jadi, untuk mencegah penyakit menular, pekerja di Samboja Lestari yang pekerjaannya dekat dengan satwa, seperti dokter atau teknisi, menjalani medical check-up berkala. 

SUPRIYANTHO KHAFID

Pilihan Editor: 10 Tahun Direhabilitasi, Cici Orangutan Berusia 19 Tahun Kembali ke Hutan Kalimantan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Akmal Malik Salut Tempo-IDN Financials Gelar Apresiasi Emiten di Balikpapan

11 jam lalu

Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyampaikan selamat datang kepada Tempo, IDN Financials, dan para emiten di acara Malam Apresiasi Emiten 2024 Tempo-IDNFinancials, Jumat, 26 Juli 2024. Dok. TEMPO/Sandipras
Akmal Malik Salut Tempo-IDN Financials Gelar Apresiasi Emiten di Balikpapan

Kehadiran Tempo, IDN Financials, dan para emiten diharapkan dapat mendorong pembangunan Balikpapan yang berkelanjutan sebagai kota penyanggah IKN.


Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

1 hari lalu

Lukman Sardi setelah private screening film Kabut Berduri di Jakarta, Kamis, 11 Juli 2024. Dok. Netflix
Cerita Lukman Sardi Tinggal dengan Orang Tua Angkat saat Syuting Kabut Berduri

Lukman Sardi menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan ketika tinggal di Rumah Panjang saat syuting film Kabut Berduri di Kalimantan.


KLHK Investigasi Kematian Orangutan di Kalimantan Barat, BKSDA Temukan Luka Akibat Benda Tajam

10 hari lalu

Petugas dari BKSDA Kalimantan Barat bersama Dokter hewan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) mengevakuasi bangkai orangutan (Pongo pygmaeus) berjenis kelamin betina yang mati di kebun masyarakat di Desa Riam Berasap, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu, 10 Juli 2024. Dari hasil nekropsi terhadap bangkai orangutan (Pongo pygmaeus) berjenis kelamin betina yang berusia 19 hingga 20 tahun tersebut ditemukan luka pada bagian punggung bawah dengan lebar 3cm dan kedalaman 7 cm yang diindikasikan terkena benda tajam. ANTARA FOTO/Rizal
KLHK Investigasi Kematian Orangutan di Kalimantan Barat, BKSDA Temukan Luka Akibat Benda Tajam

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat masih menginvestigasi kematian orang utan di Kayong Utara, Kalimantan Barat.


Grace Natalie Sebut IKN sebagai Wajah Indonesia, Dipersiapkan Sebagus Mungkin

14 hari lalu

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Grace Natalie menyampaikan sambutan saat deklarasi dukungan oleh Perempuan Tionghoa untuk Indonesia Maju di Kediaman Prabowo, Kertanegara 4, Jakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Perempuan Tionghoa untuk Indonesia Maju mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 serta menggaungkan menang sekali putaran. TEMPO/M Taufan Rengganis
Grace Natalie Sebut IKN sebagai Wajah Indonesia, Dipersiapkan Sebagus Mungkin

Staf Khusus Presiden Grace Natalie menyebut IKN sebagai wajah Indonesia, jadi akan dibuat sebagus dan sesempurna mungkin.


Zulhas Sebut Swasembada Beras dan Gula di Jawa Mustahil: Cuma Bisa di Kalimantan dan Papua

17 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Sentra Rendang Asese di Kota Padang pada Minggu 7 Juli 2024. TEMPO/Fachri Hamzah.
Zulhas Sebut Swasembada Beras dan Gula di Jawa Mustahil: Cuma Bisa di Kalimantan dan Papua

Zulhas menjelaskan swasembada beras dan gula mustahil diwujudkan di Jawa karena luas tanah yang tidak memadai.


Ubur-ubur Langka di Pulau Kakaban Masih Menghilang, Wisatawan Diminta Tidak Berenang

20 hari lalu

Ubur-Ubur dan ikan air payau berenang di Danau Kakaban, Kepulauan Derawan, Berau, Kaltim, 12 Maret 2015. ANTARA/Prasetyo Utomo
Ubur-ubur Langka di Pulau Kakaban Masih Menghilang, Wisatawan Diminta Tidak Berenang

Setelah pulih, Danau Ubur-ubur di Pulau Kakaban akan kembali dibuka untuk wisatawan tetapi dengan peraturan baru.


Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia

23 hari lalu

Wisatawan menunggu Orangutan keluar dari hutan Semenggoh di Sarawak Nature Reserve Malaysia, Sabtu 28 Juni 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia

Semenggoh Nature Reserve didirikan pada 1975 sebagai tempat perlindungan bagi orangutan yang terluka atau korban perdagangan satwa liar.


Melihat Aktivitas Orangutan di Hutan Semenggoh Sarawak, dari Makan Hingga Berfoto

25 hari lalu

Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Melihat Aktivitas Orangutan di Hutan Semenggoh Sarawak, dari Makan Hingga Berfoto

Semenggoh Nature Reserve Sarawak didirikan pada 1975 sebagai bagian dari upaya konservasi untuk menyelamatkan orangutan Borneo yang terancam punah


Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok di Kalimantan Hampir Sama dengan Jawa

30 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 24 Juni 2024. Sidang kabinet paripurna tersebut membahas perekonomian Indonesia terkini. TEMPO/Subekti.
Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok di Kalimantan Hampir Sama dengan Jawa

Presiden Jokowi menyebut distribusi bahan pangan dari Jawa ke Kalimantan berjalan lancar, meskipun bahannya dipasok dari Jawa


10 Hewan Paling Cerdas di Dunia, Ada yang Memiliki DNA Mirip Manusia

32 hari lalu

Kawanan lumba-lumba muncul ke permukaan air laut di perairan Selat Malaka, Sabang, Aceh, Ahad, 29 Januari 2023. Kawanan lumba-lumba biasanya muncul setiap pagi di perairan Selat Malaka. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
10 Hewan Paling Cerdas di Dunia, Ada yang Memiliki DNA Mirip Manusia

Berikut ini sederet hewan paling cerdas di dunia yang memiliki kemampuan hampir sama dengan manusia, mulai dari primata hingga mamalia laut.