Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Pulau Ende yang Menjadi Tempat Sukarno Merumuskan Pancasila

image-gnews
Patung Soekarno di Kota Ende. BPMI Setpres/Laily Rachev
Patung Soekarno di Kota Ende. BPMI Setpres/Laily Rachev
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati hari lahir Pancasila pasti yang akan diingat salah satunya adalah sosok Sukarno dan Pulau Ende. Ia menjadi salah satu tokoh yang mengemukakan gagasannya dalam sidang BPUPKI. Dalam sidang tersebut sukarno menjelaskan tentang lima gagasan bangsa Indonesia yang disebut sebagai Pancasila. 

Sukarno pernah diasingkan ke sebuah pulau bernama Ende di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pria yang kerap disapa Bung Karno ini dianggap sebagai ancaman tentara Belanda karena pergerakannya di beberapa organisasi dinilai menjadi pemicu pemberontakan. Mengutip dari laman Kemendikbud, atas aktivitasnya itu Bung Karno ditangkap Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge pada 1933 untuk kemudian diasingkan ke pulau Ende. 

Dalam pengasingannya itu Sukarno tidak berangkat sendiri, ia ditemani isrinya, Inggit, Ratna Djuami (anak angkat), serta ibu mertuanya. Sukarno bersama keluarganya bertolak dari Surabaya menuju Flores dengan kapal barang milik Belanda, KM van Riebeeck. 

Setelah berlayar selama delapan hari, mereka tiba di Pelabuhan Ende dan langsung dibawa ke rumah pengasingan yang terletak di Kampung Ambugaga, Kelurahan Kotaraja. Rumah pengasingan ini merupakan bangunan milik Haji Abdullah Amburawu, seorang tokoh masyarakat setempat. Di rumah pengasingan inilah Sukarno beserta keluarganya menghabiskan waktu mereka selama empat tahun.

Di Ende inilah, gagasan Sukarno mengenai Pancasila dilahirkan. Dalam pidato di BPUPKI, ia menjelaskan Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata "panca" berarti lima dan kata "sila" berarti prinsip atau asas. Soekarno menyebutkan lima asas negara versinya, yaitu Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Perikemanusiaan; Demokrasi; Keadilan Sosial; Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Profil Pulau Ende

Pulau Ende merupakan tempat bersejarah terbentuknya dasar negara yaitu Pancasila. Selama diasingkan, Bung Karno merenungkan dasar negara Indonesia di bawah pohon sukun yang rimbun. Menurut catatan sejarah, melansir dari Kemenparekraf pohon sukun itu saat ini telah menjadi tempat yang dirawat dan diberi nama “Taman Perenungan Bung Karno”.

Taman itu kemudian didirikan patung Bung Karno yang sedang duduk di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut. Sayangnya pohon sukun itu tumbang pada tahun 1960 dan ditanam lagi pada 1981.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga saat ini “Taman Perenungan Bung Karno” dibuka sebagai tempat wisata sejarah sebagaimana tempat-tempat lain di daerah tersebut. Salah satu tempat yang terkenal di pulau Ende ada Danau Kelimutu atau kerap disebut sebagai Danau Tiga Warna.

Danau ini terletak di Gunung Kelimutu yang memiliki tiga buah danau kawah dengan warna air yang dapat berubah dalam kurun waktu tertentu. Menurut kepercayaankepercayaan warga setempat, setiap warna air dari Danau Kelimutu tersebut memiliki makna serta kekuatan alam tersendiri.

Pertama, ada danau dengan air berwarna biru (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai), yang dipercaya sebagai tempat berkumpul arwah orang yang meninggal di usia muda. Warna biru itu akan sangat indah ketika matahari terbit atau menjelang siang hari. 

Kedua, air berwarna merah (Tiwu Ata Polo) adalah tempat berkumpul arwah orang yang berbuat jahat selama hidup. Warna merah danau ini sebenarnya dipengaruhi oleh alga dan plankton yang hidup di dalamnya. Warna merah akan sangat indah jika dinikmati di sore hari. 

Terakhir, air danau berwarna putih (Tiwu Ata Mbupu) sebagai tempat leluhur yang meninggal saat tua. Warna ini diperkirakan terbentuk akibat kandungan kapur di sekitar batuannya. Danau Tiwu Ata Mbupu sangat cantik apabila dinikmati di siang hari. 

Selain ke Danau ada pantai Mbu’u. Pantai Mbu’u ini memiliki daya tarik berupa berupa pasir pantai berwana hitam nan lembut dan pemandangan matahari terbit dengan latar belakang gunung serta lautan yang eksotis.

Pilihan Editor: Para Penggagas Dasar Negara: Sukarno Sampaikan Pancasila, Begini Pemikiran Muhammad Yamin dan Soepomo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

2 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Mencoreng Nama Baik Sukarno, Begini Sejarah dan Isi TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967

TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno, mencoreng nama Bung Karno.


MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

2 hari lalu

Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri menghadiri pencabutan TAP MPRS Nomor XXXII/MPRS/1967 di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, Senin, 9 September 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

MPR RI resmi mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno. Apa alasannya?


Anak-anak Muda Atambua Bawa Patung Paus Fransiskus ke Misa Akbar di Timor Leste

3 hari lalu

Sekitar 700 ribu umat Katolik berkumpul untuk mengijuti misa yang dipimpin Paus Fransiskusdi Lapangan Tasitolu, Dili, Timor Leste, Selasa, 10 September 2024. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Anak-anak Muda Atambua Bawa Patung Paus Fransiskus ke Misa Akbar di Timor Leste

Paus Fransiskus akan memimpin misa di Timor Leste hari ini.


Hampir Seribu Warga NTT Melintas ke Timor Leste Hadiri Misa Akbar Paus Fransiskus

3 hari lalu

Pelayanan keimigrasian bagi peziarah yang yang melintas ke Timor Leste melalui PLBN Mota Ain. ANTARA/HO-Imigrasi Atambua.
Hampir Seribu Warga NTT Melintas ke Timor Leste Hadiri Misa Akbar Paus Fransiskus

Umat Katolik berbondong-bondong melintasi perbatasan untuk menghadiri misa Paus Fransiskus.


Pemimpin Dunia Hobi Melukis Selain SBY, Ada Sukarno, Putin, hingga Hitler

4 hari lalu

SBY mengunggah foto dirinya dan lukisannya. Foto: Instagram Ani Yudhoyono.
Pemimpin Dunia Hobi Melukis Selain SBY, Ada Sukarno, Putin, hingga Hitler

Selain SBY, beberapa pemimpin dunia seperti Hitler, George W. Bush, Sukarno, Putin, dan lainnya ternyata juga punya hobi melukis.


Bamsoet Ajak Elit Politik Implementasikan Pancasila dalam politik Kebangsaan

4 hari lalu

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo memberi sambutan dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama Alumni Lintas Angkatan SMPN 49 Jakarta, di Gedung Nusantara IV MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin. 9 September 2024. Dok. MPR
Bamsoet Ajak Elit Politik Implementasikan Pancasila dalam politik Kebangsaan

Bamsoet mengatakan, pengimplementasian Pancasila dalam politik kebangsaan oleh para elite politik sangat penting.


TAP MPRS 33 Dicabut, Guntur Soekarnoputra Tegaskan Sukarno Tidak Mendukung Pemberontakan PKI

4 hari lalu

Presiden Sukarno dan Soeharto
TAP MPRS 33 Dicabut, Guntur Soekarnoputra Tegaskan Sukarno Tidak Mendukung Pemberontakan PKI

Guntur Soekarnoputra dan keluarga meminta agar nama baik Sukarno direhabilitasi atas tuduhan pengkhianat bangsa.


TAP MPRS 33 Tak Berlaku, Tuduhan Sukarno Pengkhianat Tidak Terbukti

4 hari lalu

Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri menghadiri pencabutan TAP MPRS Nomor XXXII/MPRS/1967 di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, Senin, 9 September 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
TAP MPRS 33 Tak Berlaku, Tuduhan Sukarno Pengkhianat Tidak Terbukti

Menkumham Supratman Andi Agtas mengatakan tuduhan keterlibatan Sukarno dengan PKI tak terbukti setelah TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.


Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

6 hari lalu

Sejumlah siswa TK mengunjungi kebun jagung di Little Farmer, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 14 Maret 2015. TEMPO/Prima Mulia
Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

Pengajar Universitas Brawijaya mengembangkan varietas benih varietas jagung hibrida yang lebih produktif di NTT


Paus Fransiskus ke Timor Leste, Imigrasi Prediksi Seribu Peziarah WNI akan Lintasi PLBN Mota Ain

7 hari lalu

Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kiri) memimpin Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Kamis, 5 September 2024. Misa Akbar itu bertemakan Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa. ANTARA /Akbar Nugroho Gumay
Paus Fransiskus ke Timor Leste, Imigrasi Prediksi Seribu Peziarah WNI akan Lintasi PLBN Mota Ain

Kantor Imigrasi Atambua, NTT, memprediksi kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste akan diramaikan juga oleh ribuan peziarah Indonesia