Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Baru Sepekan, Layar Penutup Panorama Gunung Fuji di Jepang Sudah Dilubangi Orang Iseng

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Pekerja memasang penutup untuk menghalangi pemandangan spot foto Gunung Fuji yang populer, dekat gerai Lawson di kota Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi, Jepang, 21 Mei 2024. Tak hanya memasang penghalang, pemerintah setempat juga menutup gerai Lawson tersebut. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Pekerja memasang penutup untuk menghalangi pemandangan spot foto Gunung Fuji yang populer, dekat gerai Lawson di kota Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi, Jepang, 21 Mei 2024. Tak hanya memasang penghalang, pemerintah setempat juga menutup gerai Lawson tersebut. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah layar hitam berukuran besar dipasang untuk menghalangi wisatawan nakal mengambil foto Gunung Fuji dengan toko serba ada di depannya, di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi di Jepang. Baru sepekan dipasang, layar tersebut sudah dilubangi. Menurut Japan Today, terdapat sepuluh lubang kecil ditemukan pada layar tersebut. 

Layar tersebut dipasang karena pariwisata berlebihan atau overtourism. Banyak warga mengeluhkan pengunjung asing yang membuang sampah sembarangan, masuk tanpa izin, dan melanggar peraturan lalu lintas. Layar yang terbuat dari jaring hitam tersebut bertujuan membubarkan kerumunan wisatawan di trotoar sempit di seberang jalan dari sebuah toko serba ada, Lawson, kata seorang pejabat kota.

Soal Tata Krama 

Meski ada petugas keamanan yang berjaga antara pukul 10.00 hingga 16.00, lubang-lubang kecil tersebut tampaknya dibuat orang iseng pada pagi atau sore hari saat tidak ada petugas yang melihat, katanya.

Seorang turis berpose dengan latar belakang Gunung Fuji di dekat gerai Lawson di kota Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi, Jepang, 21 Mei 2024. Adanya spot foto yang populer tersebut menjadi salah satu faktor Jepang sempat mengalami kondisi overtourism. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

"Ini soal tata krama. Sayang sekali," katanya mengenai lubang-lubang tersebut, yang cukup besar untuk dimasuki jari namun mungkin terlalu kecil untuk menangkap gambar gunung berapi berselimut salju yang muncul dari belakang toko tersebut.

"Saya mencoba memasang kamera di salah satu lubang. Apakah saya mengambil gambar yang bagus? Bahkan, menurut saya jaringnya masuk ke dalam bingkai," kata pejabat tersebut.

Sejak jaring berukuran 2,5 kali 20 meter dipasang pada Selasa, sudah ada beberapa orang yang datang untuk melihat sendiri layarnya. “Tetapi kami telah mencapai tujuan untuk mencegah orang-orang tetap tinggal di sana.”

Petunjuk Tempat Alternatif Memotret Gunung Fuji

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kota ini, yang berada di samping danau vulkanik yang indah, kini berencana untuk memasang kode QR pada pembatas untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata lainnya di daerah tersebut, termasuk tempat alternatif untuk mengambil foto Gunung Fuji.

Jika toko tersebut tak lagi jadi tujuan turis yang tidak beretika, kota tersebut berencana melepaskan layarnya. 

Rekor Wisatawan Mancanegara

Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang mencapai rekor tertinggi, dengan jumlah pengunjung bulanan yang melebihi 3 juta untuk pertama kalinya pada Maret dan April. Namun, kedatangan wisatawan dalam jumlah besar ini tidak disambut baik karena dianggap mengganggu penduduk lokal

Di ibu kota kuno Jepang, Kyoto, penduduk setempat mengeluhkan adanya turis yang melecehkan geisha terkenal di kota tersebut. Jaur pendakian Gunung Fuji juga dianggap terlalu ramai sehingga membahayakan turis dan lingkungan. Jadi, pendaki yang menggunakan rute paling populer untuk mendaki Gunung Fuji musim panas ini akan dikenakan biaya ¥2.000 atau sekitar Rp205 ribu per orang ditambah donasi opsional ¥1.000 atau Rp103 ribu per orang dengan jumlah tiket masuk dibatasi hingga 4.000 per hari. 

Pilihan Editor: Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Fakta Kasus Revi Cahya Sulihatun, Warga Kebumen yang Ditangkap di Jepang karena Narkoba

1 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Subekti
4 Fakta Kasus Revi Cahya Sulihatun, Warga Kebumen yang Ditangkap di Jepang karena Narkoba

Revi Cahya Sulihatun, warga Kabupaten Kebumen, ditangkap otoritas Jepang. Sebelumnya dilaporkan hilang


Pendaftaran Beasiswa S2 Jepang Inpex 2024 Dibuka Hari Ini, Simak Persyaratannya

1 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Pendaftaran Beasiswa S2 Jepang Inpex 2024 Dibuka Hari Ini, Simak Persyaratannya

Beasiswa S2 Jepang Inpex 2024 terbuka bagi pelajar Indonesia usia di bawah 30 tahun dengan gelar S1 bidang ilmu alam.


Ibu Revi Cahya Sulihatun Cerita Tujuan Anaknya ke Osaka: Dapat Tawaran Kerja di Restoran dan Kursus Bahasa 1 Bulan

1 hari lalu

Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Ibu Revi Cahya Sulihatun Cerita Tujuan Anaknya ke Osaka: Dapat Tawaran Kerja di Restoran dan Kursus Bahasa 1 Bulan

Tariwiyati bercerita Revi Cahya Sulihatun mendapat tawaran bekerja di restoran di Jepang.


Kronologi Penangkapan WNI di Osaka Akibat Bawa Narkoba 1,5 Kilogram

1 hari lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Kronologi Penangkapan WNI di Osaka Akibat Bawa Narkoba 1,5 Kilogram

WNI bernama Revi Cahya Sulihatun ditangkap oleh otoritas Jepang terkait kasus narkoba


Migrant Care Sebut Revi Cahya Sulihatun Dijebak Sindikat Narkoba Jepang, Bertukar Tas dengan Temannya di Malaysia

2 hari lalu

Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Migrant Care Sebut Revi Cahya Sulihatun Dijebak Sindikat Narkoba Jepang, Bertukar Tas dengan Temannya di Malaysia

Menurut Migrant Care, Revi Cahya Sulihatun bertukar tas dengan temannya di Malaysia. Teman Revi mengaku mampir ke Hongkong.


Migrant Care Minta Kemlu Dampingi WNI yang Ditahan Kejaksaan Osaka karena Membawa 1,5 Kg Narkotika

2 hari lalu

Ilustrasi Narkoba atau methylamphetamine. Getty Images
Migrant Care Minta Kemlu Dampingi WNI yang Ditahan Kejaksaan Osaka karena Membawa 1,5 Kg Narkotika

Migrant Care dan orang tua Revi Cahya Sulihatun mendatangi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) meminta agar mendampingi WNI yang ditangkap di Osaka itu.


YouTuber di Jepang Dikecam karena Merekam Anaknya yang Terkunci dalam Mobil Sendirian

2 hari lalu

Ilustrasi bayi di dalam mobil. (USATODAY)
YouTuber di Jepang Dikecam karena Merekam Anaknya yang Terkunci dalam Mobil Sendirian

Bukannya segera menolong, seorang YouTuber di Jepang menuai kecaman karena merekam anaknya yang tak sengaja terkunci dalam mobil yang panas.


Jepang Hadapi Kekurangan Hampir Satu Juta Pekerja Asing pada 2040

3 hari lalu

Siti Maesaroh. REUTERS
Jepang Hadapi Kekurangan Hampir Satu Juta Pekerja Asing pada 2040

Jepang menghadapi kekurangan hampir satu juta pekerja asing pada 2040, jika pemerintah ingin mencapai tujuan pertumbuhan ekonominya


Amsterdam Bakal Relokasi Terminal Penumpang Kapal Pesiar dari Pusat Kota

3 hari lalu

Ilustrasi kapal pesiar. Freepik.com/Chandlervid85
Amsterdam Bakal Relokasi Terminal Penumpang Kapal Pesiar dari Pusat Kota

Rencana pemindahan terminal penumpang itu salah satu langkah untuk melarang seluruh kapal pesiar di Amsterdam tahun 2035


5 Rahasia di Balik Kecerdasan Tinggi Orang Jepang, Apa Saja?

4 hari lalu

Anggota staf mengontrol lengan robot yang disinkronkan dengan lengan robot
5 Rahasia di Balik Kecerdasan Tinggi Orang Jepang, Apa Saja?

Salah satu alasan kepintaran orang Jepang adalan sistem pendidikan dan budaya inovasi yang kuat