Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyusuri Hatta Falaj, Saluran Irigasi Kuno Bawah Tanah di Dubai

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Hatta Falaj, Dubai, merupakan saluran irigasi bawah tanah yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Airnya mengalir ke sejumlah lahan pertanian di sekitarnya. Foto diambil 24 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Hatta Falaj, Dubai, merupakan saluran irigasi bawah tanah yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Airnya mengalir ke sejumlah lahan pertanian di sekitarnya. Foto diambil 24 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dubai tidak melulu kota metropolitan dengan gedung-gedung tinggi dan kehidupan yang modern. Sekitar satu setengah jam perjalanan darat dari pusat kota, ada kota kecil Hatta yang terletak dataran tinggi Hajar. Dibandingkan dengan pusat kota, Hatta terasa lebih tenang sehingga sering dijadikan sebagai destinasi liburan. 

Di sini, wisatawan bisa menemukan bekas perkebunan kuno dengan sebuah falaj,  saluran air bawah tanah atau sistem irigasi yang menarik dijelajahi. Hatta Falaj, yang merupakan bagian dari Al Sharia Farm Passage, menjadi salah satu destinasi yang saya kunjungi dalam perjalanan ke Dubai pada 19-25 Maret 2024 lalu atas undangan Department of Economy and Tourism of Dubai. 

Sebelum memasuki terowongan itu, Ahad sore, 25 Maret 2024, saya dan empat jurnalis dari Indonesia diminta mengganti sepatu dengan alas kaki khusus untuk berjalan di air. Karena perjalanan ini disebut cukup menantang, kami juga diminta menggunakan helm untuk melindungi kepala. 

Pintu masuk Hatta Falaj, saluran air bawah tanah di Dubai, Uni Emirat Arab. Foto diambil 24 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)

Masuk terowongan

Setelah itu, kami diajak memasuki pintu kecil dari kayu. Di atas pintu itu terdapat tulisan "Hatta Falaj" dalam tulisan Arab dan Latin. Karena ukurannya yang sempit, kami masuk satu per satu. Pemandu kami, seorang pria dari India, berjalan paling depan. 

"Saluran air ini dibuat untuk irigasi dan air minum, tapi sekarang hanya digunakan untuk pertanian dan irigasi. Tidak ada lagi orang yang meminum airnya," kata dia. 

Kami memasuki terowongan yang lebarnya tak sampai satu meter, terasa agak dingin. Dinding kiri dan kanan sudah dibeton, bagian atasanya berbentuk melengkung dengan ketinggian tak sampai dua meter dari permukaan tanah. Dinding beton ini tampak belum terlalu lama dibangun. Di sudut atas, terdapat kabel listrik yang terhubung dengan lampu setiap beberapa meter. Itu sebabnya, meski berada di bawah tanah, terowongan ini cukup terang untuk dilalui tanpa senter. 

Air setinggi betis

Jalanan yang kami lewati dialiri air setinggi mata kaki. Airnya bening dan terasa dingin. Setiap kali melangkah, terdengar suara kecipak air yang menggema. 

"Airnya berasal dari mata air bawah tanah, di bawah Gunung Hajar," pemandu kami menjelaskan. 

Semakin jauh melangkah, air yang kami lalui semakin tinggi. Aliran air tertinggi adalah sebatas betis sehingga kami harus menggulung celana hingga lutut. 

"Harusnya pakai celana pendek aja, nih," kata Ayu, salah seorang jurnalis yang ikut dalam perjalanan ini. 

Ada lubang udara

Meski terowongan ini berada belasan meter di bawah tanah, kami tidak kesulitan bernapas. Ini karena setiap beberapa puluh meter, terdapat lubang yang menembus permukaan tanah. Lubang ini bukan hanya untuk aliran udara, tetapi tampak seperti pintu darurat karena terdapat tangga besi dengan pegangan. 

Beberapa bagian atas juga terlihat sengaja tidak dibeton, dibiarkan berlubang untuk memperlihatkan bentuk asli terowongan. Beberapa lubang menjadi tempat hidup kelelawar yang mengeluarkan bau tajam. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah perjalanan, kami bertemu dengan kelompok wisatawan lain yang dalam perjalanan kembali. Kerena terowongannya sempit, kami harus menempel ke tembok agar mereka bisa lewat. 

Semakin ke dalam, terowongan ini semakin rendah. Kami harus menunduk untuk bisa melewatinya. 

Panjang perjalanan 1,2 kilometer

Terowongan ini berakhir setelah 587 meter dengan kedalaman 14 meter di bawah permukaan tanah. Ujung saluran air ini lebih kecil dan rendah, hanya berupa bebatuan dengan beberapa mata air yang terlihat mengalir. 

Kami tak lama berada di ujung saluran air itu. Pemandu mengajak kami kembali melalui jalur yang sama. 

"Perjalanan ini panjangnya sekitar 1,2 kilometer, perginya sepanjang 600 meter dan pulangnya juga 600 meter," kata dia. 

Sistem pembagian air ke lahan pertanian

Selama ratusan tahun, irigasi ini mengairi lahan pertanian kuno di ujungnya. Lahan pertanian ini merupakan sumber penghidupan penduduk setempat pada masa itu. Dulu, pertanian ini menghasilkan kurma, gandum, mangga, sorgum, lemon, buah tin, dan millet. 

Rumah bergaya kuno yang kini dijadikan penginapan di Al Sharia Farm Passage Hatta, Dubai. Foto diambil pada 24 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)

Karena falaj ini mengairi banyak pertanian, masyarakat setempat memiliki cara unik untuk membagi air secara adil. Proses pendistribusian air ke pertanian bergantung pada waktu yang diukur dengan bayangan pada siang hari dan letak bintang pada malam hari dengan menggunakan perhitungan yang akurat sehingga distribusi air falaj sama untuk setiap lahan pertanian. Komitmen tersebut sudah ada sejak zaman dulu hingga saat ini. 

Selain lahan pertanian, di sekitar Al Sharia Farm Passage terdapat rumah-rumah bergaya kuno. Rumah itu dulu merupakan milik penduduk setempat, tapi ditinggalkan dan kini diubah menjadi penginapan. 

Penelusuran Hatta Falaj di Dubai membutuhkan waktu sekitar satu jam. Untuk ikut tur menyusuri Hatta Falaj, Al Sharia Farm Passage, wisatawan harus membeli tiket seharga 49 dirham atau sekitar Rp217 ribu untuk dewasa dan 19 dirham atau Rp89 ribu untuk anak di bawah usia 12 tahun. 

Pilihan Editor: Dua Jam Menjelajahi Museum of The Future Dubai, Masuk ke Stasiun Luar Angkasa dan Menikmati Spa Futuristik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

1 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan berpose dengan latar Museum of The Future Dubai (Dok. DET)
Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.


6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

2 hari lalu

Suasana pertunjukan air mancur baru dalam upaya memecahkan Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di Palm Jumeirah di Dubai, Uni Emirat Arab, 22 Oktober 2020. The Palm Fountain dinobatkan sebagai pemegang Rekor Dunia Guinness untuk air mancur terbesar di dunia. REUTERS/Ahmed Jadallah
6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

Dubai memiliki banyak pilihan untuk backpacker atau wisatawan dengan budget terbatas. Bahkan, banyak spot turis yang bisa dinikmati secara gratis.


Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

2 hari lalu

Deretan foto para pendiri Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai, 20 Maret 2023. TEMPO/Mila Novita)
Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE


Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

2 hari lalu

www.koreaherald.com
Lay Zhang Meluncurkan Video Musik Psychic

Lay EXO atau Lay Zhang telah merilis video musik solo terbaru Psychic di saluran YouTube. Video berlatar pemandangan di Dubai


Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

2 hari lalu

Dubai menyiapkan bandara baru yang digadang-gadang jadi bandara terbesar di dunia, yaitu Bandara Internasional Al Maktoumtwitter.com/@HHShkMohd
Dubai akan Bangun Bandara Terbesar di Dunia, Bisa Tampung 260 Juta Penumpang

Bandara Internasional Al Maktoum akan menggantikan Bandara Internasional Dubai yang masih beroperasi saat ini


Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

7 hari lalu

Burj Khalifa dilihat dari Sky Views Edge Walk Dubai, Emaar Square Area Downtown Dubai, pada Sabtu, 23 Maret 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Liburan Murah ala Backpacker ke Dubai, Bisa?

Dubai berinvestasi menyediakan fasilitas hotel bintang dua dan bintang tiga di berbagai lokasi di seluruh kota, juga tempat-tempat wisata terjangkau.


Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

9 hari lalu

Cuplikan video padi di gurun Dubai, yang dikembangkan CIna,  7 April 2024 (Asia Hot Topics)
Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

13 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

14 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

14 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.