Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi Kursi Pesawat atau bangku pesawat (Pixabay)
Ilustrasi Kursi Pesawat atau bangku pesawat (Pixabay)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kursi pesawat kerap menjadi perdebatan kontroversial.  Beberapa penumpang mengeluh kursi di depan yang direbahkan membuat kesempitan. Bahkan masih ada yang kurang menyadari aturan merebahkan kursi saat lepas landas dan mendarat. Beberapa maskapai penerbangan mulai mengurangi kursi yang bisa direbahkan. 

Salah satunya Southwest, yang meluncurkan desain kursi yang lebih ramping pada tahun 2025. Menurut pakar penerbangan dan perjalanan American Economic Liberties Project, William McGee, tren menggunakan kursi yang ramping telah terjadi selama beberapa tahun. Dia memprediksi tren tersebut akan terus berlanjut.

"Kursi yang lebih ringan adalah hal yang diinginkan maskapai penerbangan, karena dengan harga bahan bakar jet, maskapai selalu berupaya mengurangi bobot di dalam pesawat," katanya kepada Conde Nast Traveler. 

Alasan pilih kursi pesawat ringan 

William menambahkan, kursi yang lebih ringan dan tidak dapat direbahkan memerlukan lebih sedikit komponen mekanis. Dengan begitu perusahaan penerbangan dapat menghemat uang dalam hal pemeliharaan.

Maskapai penerbangan tertentu seperti Delta, United, American, dan Southwest telah mengurangi jumlah inci kursi yang dapat disandarkan, menurut outlet tersebut.  Kursi ekonomi biasanya dapat disandarkan ke belakang empat inci dan sekarang standarnya adalah dua inci.

William mengatakan meski maskapai penerbangan telah mengurangi kemewahan lainnya dalam dua dekade terakhir, kehilangan kemampuan untuk merebahkan kursi dapat menjadi berkah tersembunyi bagi sebagian orang "Karena kursi yang lebih sempit membuat posisi berbaring menjadi tidak adil bagi sesama penumpang," ujarnya. 

Selain itu, maskapai penerbangan tidak hanya akan mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk pemeliharaan dan biaya bahan bakar jet tambahan dengan kursi yang tidak dapat direbahkan. Tapi maskapai juga akan menghindari pertengkaran yang cenderung muncul di antara penumpang setiap kali seseorang merebahkan kursinya. 

Aturan merebahkan kursi pesawat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pakar perjalanan Nicole Campoy Jackson memiliki pemikiran sendiri mengenai perbedatan kursi pesawat. Menurut dia, setiap penumpang bisa merebahkan kursinya dengan sopan dan pengertian. "Kita semua berada dalam situasi yang sempit," katanya. 

Nicole mengatakan setelah lepas landas, lihatlah orang di belakang sebelum merebahkan kursi. Jika laptopnya mati atau sedang minum di meja, bukan waktu yang tepat untuk merebahkan kursi. Tidak baik juga melakukannya tanpa memberi tahu mereka. Jangan lupa saat makan pastikan untuk menegakkan kembali kursinya. 

Perdebatan kursi pesawat

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Misalnya dalam video viral di X pada November 2023, seorang penumpang tidak terima kursinya didorong penumpang di belakangnya, karena dia merebahkan kursinya sepanjang perjalanan. 

Lalu dalam sebuah utas di Reddit, seorang penumpang menceritakan pengalamannya saat penumpang lainnya tetap merebahkan kursinya saat lepas landas dan mendarat. Padahal hal itu melanggar kebijakan Administrasi Penerbangan Federal.

CONDE NAST TRAVELER | PEOPLE

Pilihan editor: Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

21 jam lalu

Acara bedah buku
Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Didin S Damanhuri, membeberkan alasan industri pesawat terbang tidak lanjut berkembang di Indonesia.


Daftar Diskon Epic Brand Day di Traveloka, Turkish Airlines hingga Ascott Hotel

23 jam lalu

Putri Titian memanfaatkan diskon akomodasi dan transportasi agar bisa berlibur hemat bersama keluarha. Foto: @bebeclub
Daftar Diskon Epic Brand Day di Traveloka, Turkish Airlines hingga Ascott Hotel

Traveloka menggelar diskon penerbangan dan hotel.


Ukuran Koper untuk Dibawa Masuk Kabin Pesawat

1 hari lalu

Ilustrasi koper di kabin pesawat. Shutterstock
Ukuran Koper untuk Dibawa Masuk Kabin Pesawat

Tidak semua koper bisa dibawa ke kabin karena keterbatasan ruang. Selain ukuran, berat barang bawaan juga dibatasi.


Presiden Israel Sempat Tertahan 40 Menit di Pesawat setelah Tiba di Paris, Ini Sebabnya

2 hari lalu

Presiden Israel, Isaac Herzog. SAUL LOEB/Pool via REUTERS
Presiden Israel Sempat Tertahan 40 Menit di Pesawat setelah Tiba di Paris, Ini Sebabnya

Presiden Israel Isaac Herzog dan delegasinya ditahan selama 40 menit saat mendarat bandara Paris Charles de Gaulle karena masalah keamanan


Diduga Selundupkan Paspor, 2 Warga Negara Malaysia Ditangkap Petugas Imigrasi Soekarno-Hatta

2 hari lalu

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta merilis pengungkapan sindikat penyelundupan paspor  Malaysia ke Indonesia, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Diduga Selundupkan Paspor, 2 Warga Negara Malaysia Ditangkap Petugas Imigrasi Soekarno-Hatta

Pelaku diduga mencuri 12 paspor itu.


Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal Tewaskan 18 Orang, Pilot Selamat

2 hari lalu

Pemandangan menunjukkan puing-puing pesawat Saurya Airlines yang terbakar setelah tergelincir dari landasan saat lepas landas di Bandara Internasional Tribhuvan, di Kathmandu, Nepal, 24 Juli 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Pesawat Saurya Airlines Jatuh di Nepal Tewaskan 18 Orang, Pilot Selamat

Sebanyak 18 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Saurya Airlines di Ibu Kota Nepal, dengan sang poilot menjadi satu-satunya korban selamat


Bisakah Kelapa Diolah Menjadi Bahan Bakar Pesawat Seperti Keinginan Presiden Jokowi?

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Bisakah Kelapa Diolah Menjadi Bahan Bakar Pesawat Seperti Keinginan Presiden Jokowi?

Kelapa dapat diolah dengan menghasilkan minyak kelapa yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau bioavtur.


Pengamat Wanti-wanti Pemerintah soal Ketersediaan Bioavtur Minyak Kelapa untuk Pesawat

3 hari lalu

Pesawat jenis CN235 milik PT Dirgantara Indonesia yang digunakan untuk uji bioavtur buatan dalam negeri, Senin 6 Semptember 2021.  PTDI
Pengamat Wanti-wanti Pemerintah soal Ketersediaan Bioavtur Minyak Kelapa untuk Pesawat

Pengamat penerbangan Gerry Soejatma menyoroti wacana pemanfaatan minyak kelapa menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau bioavtur.


Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

3 hari lalu

Ilustrasi minyak kelapa untuk  Bioavtur. antaranews.com
Pengolahan Kelapa Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kementerian ESDM: Secara Teknis Memungkinkan

BRIN menyatakan bahwa kelapa non-standar sudah diakui kelayakannya oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.


Kaleng Soda Meledak di Pesawat akibat Suhu Panas, 20 Pramugari Terluka

4 hari lalu

Sejumlah pesawat milik maskapai Southwest Airlines, parkir di bandara Baltimore/Washington International Thurgood Marshall Airport. Kerusakaan sistem diduga menjadi penyebab tertundanya sejumlah penerbangan. Baltimore, Maryland, 15 Agustus 2015. Rob Carr / Getty Images
Kaleng Soda Meledak di Pesawat akibat Suhu Panas, 20 Pramugari Terluka

Meledaknya kaleng soda pada musim panas ini baru ditemukan pada masakapai Southwest Airlines. Satu pramugari mengalami luka yang harus dijahit.