TEMPO.CO, Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan dipadati pengunjung pada 11 April 2024. Antusias pengunjung yang masuk pada pukul 11.00 WIB mencapai lebih dari 27.000 orang.
“Untuk hari ini antusias pengunjung sangat padat terlihat dari data yang masuk pada pukul 11.00 WIB ada lebih dari 27.000 pengunjung dan ini cepat sekali angkanya berubah dan kami pantau perubahan angkanya,” kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang di Ragunan, pada 11 April 2024, seperti dilansir Antara.
Menurut Wahyudi, jumlah tersebut mengalami peningkatan sekitar 3.000 pengunjung pada waktu yang sama, jika dibandingkan dengan 2023. Bahkan, jumlah pengunjung saat libur lebaran tersebut terus bertambah hingga pukul 17.00.
Di balik lonjakan pengunjung, Taman Margasatwa Ragunan memiliki beberapa fakta menarik sebagai berikut, yaitu:
1. Dibangun sebelum Indonesia merdeka
Dilansir ragunanzoo.jakarta.go.id, Cikal bakal Taman Margasatwa Ragunan didirikan pada 19 September 1864 di Cikini, Batavia. Pembangunan kebun binatang ini dilakukan 81 tahun sebelum Indonesia merdeka, pada 17 Agustus 1945. Pertama kali Ragunan dibangun dengan nama Planten en Dierentuin yang dikelola perhimpunan penyayang Flora dan Fauna Batavia.
2. Perluasan area
Taman Margasatwa Ragunan berdiri di atas lahan seluas 10 hektare yang di hibahkan oleh Raden Saleh, pelukis ternama Indonesia. Lalu, pada 1964, pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare untuk Ragunan. Saat ini, Ragunan memiliki luas 147 hektare yang dihuni lebih dari 2.009 ekor satwa dan ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon.
3. Perpindahan area
Awalnya, Ragunan dibangun di atas lahan yang dihibahkan Raden Saleh di Jalan Cikini Raya Nomor 73, Jakarta Pusat. Dengan perkembangan Jakarta, Cikini menjadi tidak cocok untuk peragaan satwa. Lalu, pada 1964 di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Dr. Soemarno dibentuk Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan Kebun Binatang. Lembaga ini memindahkan Ragunan Ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
4. Pernah ganti nama
Nama awal Planten en Dierentuin ini diubah menjadi Kebun Binatang Cikini setelah Indonesia merdeka, pada 1949. Setelah itu, pada 1966, dalam peresmian oleh Gubernur DKI Jakarta, Jakarta Mayor Jenderal Ali Sadikin nama taman margasatwa ini berubah. Sejak 1966 sampai sekarang, kebun binatang bernama Taman Margasatwa Ragunan.
5. Mengelola kotoran hewan menjadi energi listrik dan pupuk
Taman Margasatwa Ragunan mengembangkan pengelolaan sampah organik dan kotoran hewan menjadi pupuk kompos, biogas, dan energi listrik menggunakan mesin biodigester. Kebun binatang ini memiliki tempat pengolahan Waste to Energy yang juga dapat dijadikan sarana edukasi bagi murid-murid jenjang SD, SMP, SMA, dan mahasiswa.
6. Setiap Senin satwa libur
Staf Pelayanan Informasi dan Kehumasan Taman Margasatwa Ragunan, Bambang Wahyudi mengungkapkan, destinasi wisata ini tutup satu hari dalam satu minggu. Biasanya, Ragunan tutup setiap Senin untuk perawatan satwa dan fasilitas.
Aturan libur satwa Taman Wisata Ragunan ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2014 tentang Hari Libur Bagi Satwa pada Taman Margasatwa Ragunan. “Ada ketentuan apabila Senin merupakan libur nasional maka (libur satwa) dimundurkan satu hari,” ujar Staf Informasi Pelayanan dan Kehumasan Ragunan, Wahyudi Bambang, pada 1 Januari 2024.
RACHEL FARAHDIBA R | EKA YUDHA SAPUTRA | NOVALI PANJI NUGROHO
Pilihan Editor: Jadi Tempat Rekreasi Favorit, Ragunan Tembus Lebih 67 Ribu Pengunjung di Hari Kedua