TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, tradisi mudik menjelang perayaan Idul Fitri menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Setelah hari raya Idul Fitri, arus balik Lebaran 2024 semakin dekat, dan antusiasme masyarakat untuk kembali ke perantauan semakin dekat.
Saat arus balik, para pemudik diimbau untuk bersiap menghadapi kemungkinan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kepadatan kendaraan di jalanan tahun ini, antara lain sebagai berikut.
1. Peningkatan Jumlah Pemudik
Survei Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa sebanyak 193,6 juta orang diprediksi melakukan perjalanan mudik dan balik Lebaran tahun ini. Jumlah ini meningkat sekitar 52 persen dibandingkan Idul Fitri 2023 yang tercatat sekitar 123 juta orang.
Dilansir dari Antara, berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, diprediksi akan ada pergerakan sekitar 70 juta kendaraan bermotor yang menggunakan jalur darat saat mudik dan balik Lebaran tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, yang tercatat sekitar 54 juta kendaraan.
"Yang perlu kami konsen yang menggunakan jalan itu hampir sekitar 60 juta hingga 70 juta lebih. Itu untuk gabungan antara sekitar 37 juta bus, mobil pribadi 35 juta, sepeda motor 31 juta. Ini yang perlu kami antisipasi," kata Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigadir Jenderal Polisi Raden Slamet Santoso pada Rabu, 27 Maret 2024.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, lima daerah dengan jumlah pemudik terbanyak berasal dari Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur (31,3 juta), Jabodetabek (28,43 juta), Jawa Tengah (26,11 juta), Jawa Barat (22,79 juta), dan Sumatera Utara (10,67 juta).
Jumlah kendaraan saat mudik tak akan terlalu jauh saat arus balik. Bahkan berpotensi bertambah karena arus balik turut mendorong migrasi.
2. Puncak Arus Balik Lebih Singkat
Pada 2024, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 5 sampai 8 April 2024. Hal ini berbeda dengan 2023.
Pada tahun lalu, puncak arus mudik terbagi dalam beberapa hari, sedangkan waktu mudik tahun ini lebih padat. Konsentrasi pemudik yang lebih tinggi pada periode singkat ini berpotensi meningkatkan kepadatan di jalan.
Maka dari itu, Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar mudik Lebaran lebih awal, sebelum puncak arus mudik.
"Puncak mudik yang tadi disampaikan H-4, H-3 dan H-2. Di hari-hari itu, akan tinggi sekali. Oleh karenanya, kami mengimbau sebagian masyarakat yang anak-anaknya sudah libur agar bisa mudik lebih awal," ujar Budi dalam keterangan resmi, Senin, 25 Maret 2024.
Adapun puncak arus balik diprediksi terjadi pada Minggu hingga senin, 15 hingga 16 April 2024. Dalam waktu yang singkat itu diprediksi menambah beban jalan. Bahkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meengusulkan Work from Home (WFH) untuk mengurangi kepadatan lalu lintas saat arus balik.
3. Libur Panjang Lebaran Berbarengan dengan Hari Raya Waisak
Libur Lebaran tahun ini berbarengan dengan Hari Raya Waisak yang jatuh pada tanggal 14 April 2024. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk memperpanjang masa liburannya, sehingga potensi kemacetan diprediksi akan lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | ANNISA FEBIOLA | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Budi Karya Usulkan WFH untuk Urai Kepadatan Arus Balik Lebaran