TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan hari raya Idul Fitri atau lebaran rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran ketupat sebagai teman makan bersama dengan keluarga besar.
Ketupat bahkan sudah ada sejak abad ke-15 hingga 16 Masehi yang lalu untuk memperingati hari besar keagamaan Islam. Di Jawa sendiri ketupat memiliki makna filosofi karena melalui perjalanan sejarah yang luar biasa. Berikut 5 fakta menarik tentang keberadaan ketupat di Indonesia.
1. Diadopsi oleh Sunan Kalijaga untuk Menyambut Hari Raya Idul Fitri
Melansir dari diskominfo.kaltimprov.go.id Sunan Kalijaga disebut sebagai tokoh Islam pertama yang mempelopori adanya ketupat di Indonesia saat lebaran. Sekitar 15-16 Masehi lalu Sunan Kalijaga melakukan syiar Islam untuk masyarakat Jawa. Di masa tersebut umat Islam Jawa memiliki adat perayaan lebaran sebanyak dua kali, yang pertama bakda lebaran yaitu idul fitri itu sendiri, dan lebaran kedua disebut bakda ketupat dirayakan seminggu setelah idul fitri.
2. Makna Kata Ketupat, "Laku Papat"
Kata ketupat merupakan akronim dari kata 'ngaku lepat' dan 'laku papat', ngaku lepat artinya meminta maaf dan laku papat artinya empat tindakan. Empat tindakan yang dimaksud yaitu lebaran (berakhirnya waktu puasa), luberan (melimpahnya rezeki yang harus dizakatkan), leburan (meleburnya dosa dan kesalahan), dan laburan (menjaga kesucian lahir dan batin setelah lebaran). Inilah mengapa keberadaan ketupat sangat sakral di momentum lebaran.
3. Sudah Ada Sejak Zaman Hindu-Buddha
Dikutip dari indonesia.go.id sejarawan menyebut sebenarnya ketupat di Indonesia berasal dari zaman yang lebih lama yaitu Hindu-Buddha Nusantara. Ketupat sudah dimanfaatkan untuk makanan oleh masyarakat pra-Islam, sebagai contoh Bali yang hingga saat ini menggunakan ketupat untuk ritual peribadatan. Ketupat akhirnya menyebar di Asia Tenggara dan berbagai daerah di Indonesia dengan ciri khas penyajian dan rasa berbeda.
4. Anyaman Indah dan Rumit
Jika diperhatikan secara detail bungkus ketupat yang menggunakan janur kuning memiliki bentuk anyaman yang indah namun rumit. Mengutip dari kedungboto.desa.id ternyata anyaman tersebut bukan sekadar hiasan tetapi ada makna yang merepresentafkan mengenai dosa manusia yang tempatnya salah. Ketika ketupat dibelah yang terlihat adalah warna putih, itu didapat manusia setelah menuntasman ibadah saat bulan suci Ramadan.
5. Ragam Ketupat di Nusantara
Ketupat yang tersebar luas di penjuru Indonesia memiliki jenis ketupat yang berbeda-berbeda, sesama Pulau Jawa saja bahkan berbeda. Di Tegal terdapat jenis ketupat glabed, blegong, dan bongko. Sedangkan di Solo terkenal akan ketupat cabuk rambaknya, Betawi punya ketupat bebanci, dan Minang miliki ketupek katan kapau. Dan ketupat sangat cocok disajikan dengan kuliner apa pun mulai dari hidangan kering hingga hidangan berkuah.
Pilihan Editor: Selalu Menghiasi Makan Saat Lebaran, Apa Makna Filosofi Ketupat?