Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keunikan Azan Pitu di Masjid Agung Ciptarasa Cirebon, Begini Kisahnya

image-gnews
Tujuh orang muadzin melantunkan Adzan Pitu saat salat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, Jawa Barat, 25 Desember 2015. Tradisi Adzan Pitu menjadi tradisi unik yang dimulai sejak masa Wali Songo. TEMPO/Prima Mulia
Tujuh orang muadzin melantunkan Adzan Pitu saat salat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Cirebon, Jawa Barat, 25 Desember 2015. Tradisi Adzan Pitu menjadi tradisi unik yang dimulai sejak masa Wali Songo. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu masjid bersejarah di Kota Cirebon, Jawa Barat adalah Masjid Agung Sang Ciptarasa yang konon dibangun pada masa Walisongo. Bangunan ini telah menjadi ikon dan destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi ketika berada di Cirebon. 

Masjid Agung Ciptarasa bermula dari kata Sang Cipta Rasa, kata Sang bermakna keagungan, Cipta berarti dibangun dan Rasa yang diambil dari arti digunakan. Namun, masjid yang terletak di area Keraton Kasepuhan ini dahulunya Masjid dinamai Masjid Pakungwati oleh penduduk sekitar komplek keraton. Seiring berjalannya waktu para pendatang yang datang lebih terbiasa mengatakan Masjid Ciptarasa. 

Dari sumber cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Masjid Agung Sang Cipta Rasa terletak di Jl. Kasepuhan No.Komplek, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114. Sejarah masjid ini dibangun oleh Walisongo yang diinisasi oleh Sunan Gunung Jati pada 1498. Meskipun sudah ratusan tahun berdiri, masjid ini tetap kokoh dan masih digunakan sebagai tempat beribadah hingga saat ini. 

Hal yang menarik dari masjid ini selain marena sejarahnya, dikutip dari Universitas Swadaya Gunung Jati ada tradisi turun temurun yang masih dilakukan, yaitu Masjid Agung Ciptarasa setiap hari Jumat melantunkan azan yang tidak dilakukan oleh hanya seorang muazin, melainkan tujuh orang sekaligus secara bersamaan, yang dikenal dengan tradisi azan pitu.

Ciri khas lainnya, para muazin yang memakai pakaian khusus. Enam orang muazin memakai jubah berwarna hijau dan sorban putih. Sedangkan satu orang berjubah putih dan bersorban hitam. 

Namun, di waktu tertentu tujuh orang muazin juga menggunakan jubah dan sorban berwarna putih. Jubah ini harus dikenakan bagi setiap orang yang melantunkan azan pitu, sebagai penanda dan pembeda dengan jemaah lainnya.  

Meski dilantunkan oleh tujuh orang secara bersamaan, suara adzan para muazin pitu tetap terdengar merdu. Panjang pendek nada azan ke tujuh muadzin adzan pitu ini terdengar seirama. 

Dikutip dari Antara, Moh Ismail salah satu muazin azan pitu yang juga menjadi pengelola DKM Masjid Agung Sang Cipta menjelaskan sejarah dikumandangkannya azan tujuh itu dipercaya sudah dilakukan sejak masa Sunan Gunung Jati. Awalnya itu merupakan siasat istrinya, Nyai Pakung Wati karena ada tokoh yang berniat buruk terhadap para muazin yang azan di masa itu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kala itu masjid sangat ramai dikunjungi masyarakat yang telah memeluk agama Islam. Hal itu membuat satu tokoh bernama Menjangan Wulu iri. Menjangan Wulu merupakan tokoh sakti yang kemudian berniat untuk mencelakai para muazin. Menurutnya, para warga yang datang ke masjid karena suara azan yang dikumandangkan. Akhirnya ia meletakkan racun di atas masjid. 

Akibatnya, racun tersebut membuat orang yang melantunkan azan saat itu langsung sakit. Melihat hal itu Nyai Pakung Wati memerintahkan muazinnya untuk ditambah menjadi dua orang, namun masih saja musibah itu terjadi.

Kemudian muazin terus ditambah untuk menangkal serangan racun itu sampai enam orang yang azan, akan tetapi masih juga terkena serangan racun. Ketika jumlah muazin ditambah satu lagi, menjadi tujuh, racun yang berada di atas masjid meledak. Seterusnya azan tetap dilakukan oleh tujuh orang untuk mengantisipasi serangan.

Setelah dirasa sudah kondusif, azan tujuh dialihkan hanya untuk salat jumat. Tradisi tersebut masih berlanjut hingga sekarang. Keunikan inilah yang membuat Masjid Agung Ciptarasa ramai jamaah yang hendak menyaksikan kumandang merdu dari tujuh muazin. 

SAVINA RIZKY HAMIDA | PUTRI SAFIRA PITALOKA

Pilihan Editor: Keistimewaan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dari Arsitektur hingga Tradisi Azan Pitu

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jumlah Penumpang Kereta Api Lebaran Wilayah Cirebon Naik 17 Persen

5 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (paling kiri) meninjau Stasiun Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (9 Maret 2024). (ANTARA/Fathnur Rohman)
Jumlah Penumpang Kereta Api Lebaran Wilayah Cirebon Naik 17 Persen

Rata-rata harian jumlah penumpang kereta api Daop 3 Cirebon mencapai lima ribu orang.


Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

6 hari lalu

Wisata Bahari Kejawanan Cirebon (Instagram/@wbkejawanan)
Wisata Bahari Kejawanan Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan saat Libur Lebaran di Cirebon

Selama 11-15 April di libur Lebaran, ada lebih dari 50 ribu wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon.


Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

7 hari lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

10 hari lalu

Pesantren Benda Kerep adalah salah satu pesantren tua di Cirebon yang masih berdiri hingga kini.
Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

Lebaran ketupat digelar setelah dilakukan puasa 6 hari di bulan Syawal


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

11 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Lebaran Ketupat, Tradisi Muslim di Jawa Sepekan Setelah Idul Fitri

13 hari lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. Lebaran ketupat merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala. TEMPO/Bram Selo Agung
Lebaran Ketupat, Tradisi Muslim di Jawa Sepekan Setelah Idul Fitri

Tradisi Lebaran Ketupat turun temurun dilakukan di Jawa sepekan setelah Idul Fitri. Bagaimana prosesinya?


Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

14 hari lalu

Kepala Satreskrim Polres Cirebon Kota AKP Anggi Eko Prasetyo saat memberikan keterangan di Cirebon, Jawa Barat. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall


Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

14 hari lalu

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah
Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih


Saat Presiden Jokowi Salat Jumat dan Sapa Warga di Medan

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo melaksanakan ibadah salat jumat di Masjid Agung, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, pada Jumat, 12 April 2024. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Saat Presiden Jokowi Salat Jumat dan Sapa Warga di Medan

Istana mengatakan Jokowi menggunakan suasana Idul Fitri ke Medan, Sumatra Utara, untuk berkunjung, berkumpul, bersilaturahmi bersama keluarga, sahabat, hingga masyarakat umum.


Polres Cirebon Selidiki Penyebab Kematian Empat Teknisi di CSB Mall

15 hari lalu

Kondisi ruang saluran tangki septik di CSBM, Cirebon, Jawa Barat, Kamis, 11 April 2024, usai penemuan mayat empat teknisi. (ANTARA/Fathnur Rohman)
Polres Cirebon Selidiki Penyebab Kematian Empat Teknisi di CSB Mall

Tim medis rumah sakit dan Satreskrim Polres Cirebon Kota sudah mengumpulkan data dari proses otopsi keempat jenazah korban.