TEMPO.CO, Bandung - Observatorium Bosscha di Lembang menutup sementara kunjungan publik selama bulan puasa, terhitung sejak 11 Maret hingga 21 April 2024. Sebelumnya kunjungan publik di wahana antariksa itu biasa dibuka secara terbatas tiap Sabtu dari pagi hingga siang hari.
“Kunjungan akan dibuka lagi 27 April,” kata staf Divisi Pendidikan dan Penjangkauan Publik Observatorium Bosscha, Yatny Yulianti, Sabtu, 16 Maret 2024.
Petualangan ke Luar Angkasa
Namun begitu, ada kerja sama acara Observatorium Bosscha dengan sebuah kelompok pendidikan yang bertajuk Petualangan ke Luar Angkasa. Acara untuk mengisi aktivitas selama Ramadan itu mengajak peserta untuk mengelilingi alam semesta, menjelajah ke bintang terdekat yaitu matahari, serta mencari tahu tentang eksplorasi antariksa di Indonesia. Peserta juga diajak untuk menciptakan planet impiannya, berdiskusi dengan astronom, serta berkunjung ke Observatorium Bosscha.
Pendaftaran peserta yang akan ditutup 20 Maret itu hanya untuk 40 orang peserta usia siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Acara berbayar itu berlangsung secara daring sejak 21 Maret hingga 20 April yang ditutup dengan kunjungan ke Observatorium Bosscha pada Sabtu, 27 April 2024. “Hari itu sesi kunjungan akan dibagi untuk umum dan peserta acara misi luar angkasa,” kata Yatny.
Cara berkunjung
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi pada 17 Juni 2023. Kuota pengunjung masih dibatasi 100 orang per hari tiap Sabtu dan pendaftar harus berebut atau perang tiket. ”Calon pengunjung perlu melakukan pendaftaran online melalui website Observatorium Bosscha,” kata Yatny.
Menurutnya, jadwal kunjungan ke Observatorium Bosscha terbagi menjadi dua sesi. Rombongan pertama sebanyak 50 orang pada pukul 08.30-10.00, kemudian 50 orang lainnya pada pukul 10.30-12.00 WIB. Waktu pendaftaran dibuka Senin hingga Kamis pukul 09.00-15.00 kecuali ada hari libur.
Di halaman pendaftaran, peminat bisa memilih tiga jadwal kunjungan yang terdekat. Pendaftar bisa individu atau berkelompok yang jumlahnya maksimal sebanyak lima orang. Adapun biaya kunjungan sebesar Rp 50 ribu per orang, sedangkan balita digratiskan.
Setelah memilih jadwal dan mengisi formulir, pendaftar akan diinformasikan cara pemesanan dan pembayaran lewat e-mail. Bukti transfer digunakan untuk mendapat e-ticket kunjungan.
Pengunjung diajak menjelajah objek
Di Observatorium Bosscha, pemandu yang merupakan astronom dan edukator akan mengajak pengunjung ke beberapa tempat, termasuk ke Gedung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang bangunannya menjadi ikon dengan atap berbentuk kubah. Di tempat itu pengunjung akan diceritakan soal sejarah dan aktivitas yang dilakukan peneliti di sana.
Selain itu, pengunjung diajak ke ruang pameran untuk menjelajahi objek-objek dari koleksi Observatorium Bosscha, mempelajari peran situs observatorium, serta objek tersebut dalam studi penentuan waktu, survei, dan astronomi. Pada tahun ini, observatorium itu tepat berusia seabad atau 100 tahun. Tema lain yang disiapkan yaitu menjelajahi alam semesta lewat karya astrofotografi di Gedung Surya.
Jika cuaca mendukung, cerah dan tidak hujan, pengunjung juga akan diajak mengamati matahari di tempat terbuka. Menggunakan teleskop berpenyaring cahaya atau filter, pengunjung bisa melihat langsung bintik matahari atau lidah api di matahari.
Sejauh ini menurut Yatny, pengunjung yang datang mayoritas dari kalangan dewasa. Sebagian kecil pengunjung lain datang bersama anak juga balita.
Sementara ini pengelola Observatorium Bosscha masih membatasi jumlah kunjungan publik. Alasannya, mereka masih perlu mengembangkan sistem, materi acara, dan layanan pengunjung. Ada kemungkinan jadwal kunjungan akan ditambah waktunya ke malam hari seperti yang diidamkan pengunjung di akun media sosial observatorium. Namun, rombongan besar seperti anak sekolah seperti dulu, kesempatannya masih tertutup. Pengelola menyiapkan bahan edukasi secara daring maupun luring bagi pelajar.
ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut