TEMPO.CO, Jakarta - Kejahatan perkosaan kepada turis perempuan asal Spanyol di India menjadi perhatian dunia. Kejadian itu menambah daftar perkosaan kepada turis perempuan di India. Tindak kriminal yang berulang tersebut disinyalir bisa mencoreng pariwisata India. Seperti diketahui para pelancong biasanya akan memperhatikan tingkat keamanan suatu negara saat akan berkunjung. Jika tingkat keamanannya buruk, bukan tidak mungkin, negara itu akan dihindari dan keluar dari daftar rekomendasi destinasi wisata yang aman untuk perempuan.
Dikutip dari Aljazeera, hasil survei terbaru dari Thomson Reuters Foundation menunjukkan bahwa India, merupakan negara paling berbahaya bagi perempuan di dunia. Survei ini melibatkan hampir 550 ahli isu-isu perempuan yang membuat peringkat berdasarkan sejumlah isu utama, seperti akses terhadap layanan kesehatan, pelecehan seksual, dan diskriminasi.
Laporan survei ini juga mengidentifikasi lima dari 193 negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai yang paling berbahaya bagi perempuan. Faktor-faktor yang dievaluasi termasuk layanan kesehatan, sumber daya ekonomi, praktik tradisional, pelecehan seksual dan non-seksual, serta perdagangan manusia.
Selain India, Amerika Serikat (AS) juga masuk dalam deretan negara berbahaya bagi perempuan. Hasil survei ini menunjukkan bahwa AS juga memiliki tantangan serius terkait kekerasan seksual dan non-seksual. Survei ini dilakukan setelah gerakan #MeToo yang mengungkapkan prevalensi pelecehan dan pelecehan seksual di ruang kerja di seluruh dunia.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 negara yang paling berbahaya bagi perempuan:
1. India
India mendominasi dalam tiga aspek kritis yaitu risiko kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan, praktik budaya dan tradisional, serta perdagangan manusia, termasuk kerja paksa, perbudakan seks, dan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga.
Selain itu, tingkat kekerasan terhadap perempuan di India pun masih tinggi, menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai keamanan dan perlindungan yang memadai bagi perempuan di negara ini.
2.Amerika dan Alaska
Dilansir dari Anadolu Agency, Di Amerika Serikat, Statista mencatat 99.856 kasus pemerkosaan pada tahun 2017, dengan tingkat nasional sebesar 30,7 kasus per 100.000 orang.
Negara bagian Alaska menduduki peringkat tertinggi dengan 116,7 kasus per 100.000 penduduk. Organisasi anti kekerasan seksual, RAINN, menyimpulkan bahwa kasus kekerasan seksual terjadi setiap 98 detik di AS, memengaruhi berbagai kelompok seperti tahanan, personel militer, anak-anak, dan warga sipil.
Di Uni Eropa, menurut Eurostat pada tahun 2015, polisi mencatat 215.000 kejahatan seksual, dengan 80.000 kasus di antaranya adalah pemerkosaan. Swedia memimpin dalam jumlah pelanggaran kekerasan seksual, diikuti oleh Skotlandia, Irlandia Utara, Inggris, Wales, dan Belgia.
3. Afghanistan
Afghanistan menempati peringkat kedua sebagai negara paling berbahaya bagi perempuan, bahkan setelah hampir 17 tahun penggulingan Taliban. Negara ini memiliki tiga masalah utama yaitu kekerasan non-seksual, akses terhadap layanan kesehatan, dan akses terhadap sumber daya ekonomi.
4. Syria
Negara ini menempati peringkat ketiga sebagai negara paling berbahaya bagi perempuan. Ini terutama terlihat dalam akses terhadap layanan kesehatan yang terbatas dan tingginya tingkat kekerasan non-seksual, termasuk kekerasan konflik dan dalam rumah tangga.
5. Somalia
Negara ini menduduki peringkat keempat setelah terperosok dalam konflik sejak 1991. Negara ini berbahaya bagi perempuan, terutama dalam akses terhadap layanan kesehatan dan risiko dari praktik budaya dan tradisional yang dianggap berbahaya. Selain itu, Somalia disebut sebagai negara terburuk kelima dalam hal perempuan untuk memiliki akses terhadap sumber daya ekonomi.
Pilihan Editor: Apakah Kekerasan Seksual Sudah Jadi Hal Normal di India?